akhir kata.

541 55 9
                                    

Assalamualaikum! Berhubung part terakhir puanjang, jadi aku bikin part terpisah buat ngoceh (nggak penting banget) setelah nyelesaiin cerita Zenith, yang masyaAllah, cerita terpanjang yang pernah aku buat—dan baru nyadar sekarang.

Pertama, dan terutama, terima kasih kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya. Tanpa Dia, cerita ini enggak akan ada. Tanpa Dia, jari-jariku enggak akan sanggup ngetik barang satu huruf pun. Dan tanpa Dia, aku enggak bisa apa-apa.

Kedua, salawat serta salam semoga tetap terlantun untuk beliau, nabi agung, nabi Muhammad SAW yang semoga saja kita tergolong umatnya di akhirat kelak. Aamiin.

Ketiga, ucapan terima kasih untuk keluarga (yang mungkin enggak bakal baca ini) atas cinta dan doanya, juga kawan-kawan gen 8 thewwg yang selalu ngasih suport. Love sekebon. Enggak ketinggalan, terima kasih banyak untuk para orang-orang luar biasa yang dengan ikhlas mau memberikan ilmu pada kita, khususnya daku yang fakir ini. Semoga pahala menjadi balasan untuk beliau-beliau semua. Aamiin.

Terakhir, pada para pembaca yang sudah mengikuti cerita zenith, aku ucapin makasih sebanyak-banyaknya. Aku sadar kalau cerita Zenith jaaaauuuh banget dari kata sempurna. Oleh karena itu, aku juga mau minta maaf yang enggak kalah besar, terlebih sebab aku suka ngaret lama banget kalau update, plus typo yang astaghfirullah. Juga, kata-kata kasar, umpatan atau perlakuan buruk tokoh yang ada di dalamnya—plis, lempar aja ke tong sampah. Huhuhu. Dan ada pun hikmah yang bisa diambil, itu semata-mata karena Allah Ta'ala.

Tujuan part penutup ini rencananya aku mau curhat tentang proses selama aku ngetik Zenith. Tapi entah kenapa, tiba-tiba semuanya ngeblank. Ilang. Hangus enggak bersisa. Cuma keinget satu hal, bahwa, aku mau mengkonfirmasi diri kalau aku bukanlah Ibam, Hasan, Aris, Bayu, or salah satu tokoh lain di cerita Zenith. Mereka memang aku yang buat, tetapi mereka punya pemikiran dan latar belakang kehidupan yang mempengaruhi cara pandangnya. Karena percaya enggak percaya, mereka beneran hidup di kepala aku. Kadang ngasih masukan bagian ini enakan di mana. Dialog ini bagusan ditaruh di mana ... Segala macemnya. (Kenapa aku perlu ngomong gini, karena aku khawatir sama ekspektasi orang-orang yang kenal aku cuma dari tulisan-tulisanku.)

Sama ... Ah, ya. Penyebab beberapa part Zenit yang beranak pinak, alih-alih bergeser ke urutan bab selanjutnya. Wkwkwk. Jujurly, dari awal perancangan, aku enggak ada kepikiran sama sekali bakal bisa nulis 2000+ kata dalam satu bab. Dan karena aku ngerasa segitu itu udah kepanjangan, jadilah dibagi dua bagian—ada yang tiga, malah. Dan lagi, di outline setiap part itu cuma ada dua sampai tiga poin aja, yang mana kalau aku pencar-pencar a.k.a berganti bab, bakal bikin aku stuck.

Terus, asal usul judul Zenith—ini pernah ditanyain sama pembimbing pondok spiritual dulu—sebenernya enggak ada. Aku tipe orang yang kalau nentuin judul itu suka asal jeplak. Asal agak nyambung aja, udah langsung ditempel. Wkwkwk.

Btw, Zenith dalam bahasa Sejarah, artinya Titik tertinggi di langit, tepat di atas kepala pengamat; perkembangan paling hebat / kesempurnaan.

Dan, aku ambil yang perkembangan paling hebat untuk kasus Ibam—dari kenakalan Ibam, sikap terlalu mengiyakan mama-papanya, juga akhirnya usaha Ibam berhijrah yang awalnya enggak betah di pesantren sampai jadi punya kebanggan dalam diri menjadi seorang santri—adalah perkembangan paling hebat di hidup Ibam. (Edisi maksa cocokologi judul sama isi cerita! Hahaha!)

Terakhir—beneran terakhir—kalau boleh, aku minta kesan pesan, krisan juga boleh, setelah baca Zenith di sini, ya, buat bahan evaluasi biar kedepannya aku makin berkembang.

Sekali lagi, aku ucapin terima kasih dan maaf yang sebesar-besarnya! Sampai jumpa di cerita mereka, bismillah, insyaAllah;

Hasan. (romance-Religi)

Aris. (Young adult-Spiritual)

Anisa—kakak perempuannya Aris. (Spiritual)

Irwan-Guntur—teman sekamar Aris dan Ibam. (Teen fict-Spiritual)

Ibam—versi om-om. (Romance)

Bayu. (Romance- Slice of life)

Dan kisah spiritual di pesantren khusus anak jalanan, yang insyaAllah aku ambil garis besarnya dari kisah nyata seorang kenalan.

Huhu, minta doanya supaya dekat-dekat ini bisa eksekusi salah satunya.

Baiklah, cukup sekian ocehan dari anak gadis yang tinggal di tanah Jawa ini.

Waalaikum salam!

Pemalang, 17 Juli 2022.

Zenith (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang