“Mantan? Rasanya aku punya satu tapi gak mungkin harus ku ingat lagi. Seperti ketahuan nyolong WiFi-nya milik tetangga. Dia pasti bakalan langsung ngeblokir aku dari hidupnya.”
—Bian Sagara—
.Sarah menatap layar handphonenya dengan wajah yang ditekuk lesu. Duduk di atas sofa ruang tamu dengan memeluk lututnya sambil menyaksikan drama Korea terbaru yang tayang di salah satu stasiun TV. Kisah cinta orang-orang terlihat begitu mudah. Benar-benar UwU sampai membuatnya malas dan dengan kesal menekan tombol off di remote. TV pun akhirnya mati yang meninggalkan kesunyian di ruangan tersebut.
‘Ibu baru sampai. Katanya makanan di kulkas jangan lupa diangetin. Jangan banyak makan seblak pedes juga. Ntar lambung kakak rusak susah nyari suku cadangnya. Trus jangan lupa juga, harus rutin isi kuota Haris. Pesen yang terakhir bener-bener kata ibu. Serius!’
Pesan manis yang dikirimkan oleh sang adik membuat Sarah tersenyum lebar namun dalam hati ia melafalkan sumpah serampahnya. Adik lucknut.Sebuah notif kembali muncul namun kali ini bukan pesan dari Haris melainkan dari Danu. Orang yang menjadi teman kencan onlinenya yang seharian ini sungguh sangat mengganggu.
‘Kenapa gak di balas?’
Sarah benar-benar sudah lelah. Ia tak ingin melanjutkan obrolan dengan orang aneh tersebut dan memilih untuk mengabaikannya begitu saja. Ia tak berniat untuk melakukan kencan. Seumur hidupnya!
oOo
Bian menatap handphonenya dengan raut wajah bingung. Seharian ini orang bernama Danira itu mengabaikannya setelah dirinya meminta untuk ketemuan. Apa itu artinya dirinya di tolak lagi?
"Kenapa?" Tanya Danu asli yang merupakan rekan kerja Bian. Pria yang ada di foto yang Bian gunakan sebagai identitas palsunya.
"Orang ini sibuk atau emang sengaja nyuekin?" Pikir Bian mulai bertanya-tanya. Ibu jarinya mengusap bibir tipis miliknya sebagai bentuk gerakan yang tegas jika dirinya benar-benar penasaran. Membuat Danu menelan ludahnya dengan susah payah merasa iri dengan ketampanan yang dimiliki oleh rekannya tersebut.
"Mana?" Tanya Danu akhirnya. Ia begitu penasaran dengan wanita yang di pilihkan oleh Bian yang mengatas namakan kejelekannya sebagai tameng dari para wanita pencinta pria tampan.
Keningnya berkerut saat melihat wajah Sarah yang benar-benar lebih mirip seperti kutu buku dan si culun.
"Jelek banget," Komentarnya secara reflek yang membuat Bian menyorotnya dengan pandangan tak suka. Tidak sadar diri!
"Itu karena dari sekian banyaknya cewek yang aku ajak kenalan, cuma dia seorang yang responnya paling bagus." Jawab Bian yang secara tak langsung telah mematahkan hati Danu. Pria itu sadar bahwa wajahnya tak setampan Bian yang mampu meluluhkan hati wanita berdarah dingin sekalipun jadi ia hanya bisa pasrah akan nasibnya yang tak kunjung mendapatkan jodoh.
"Dan lagi," Bian menjeda ucapannya seraya menatap foto Danira dengan pandangan yang sangat sulit di artikan.
"Orang ini kelihatan mirip sama seseorang," Lanjutnya seraya membasahi bibirnya yang terasa kering menggunakan lidah. Mengingat orang yang dulu selalu muncul di pikirannya dan berhasil memporak-porandakan isi hatinya. Mantan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me, Please?
RomanceKarena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu membuatnya harus bertemu dengan mantan suaminya yang juga ikut mendaftar di aplikasi tersebut. Bian ad...