bab 5. Antara kamu dan kopi pahit

5.5K 402 17
                                    

     Bian mengetuk kelima jarinya secara bersamaan di atas meja yang hanya di tatap diam oleh Tiara. Wanita itu masih belum mengerti dengan apa yang tengah terjadi saat ini.

     Sarah mendaftar di aplikasi kencan dan bertemu dengan mantan suaminya yang menyamar menjadi orang lain. Tapi Sarah juga ikut menyamar jadi itu benar-benar kebetulan. Lalu bagaimana bisa Sarah menikah dengan pria tampan dan super duper keren seperti Bian? Bukan hanya itu, apa yang membuat Sarah melepaskan suami tampannya begitu saja? Jika itu Tiara, maka ia akan melakukan apapun untuk bisa bersama dengan pria tampan itu seumur hidupnya. Jika perlu, suaminya tak perlu melakukan apapun. Diam di rumah dan biarkan dirinya yang melakukan semuanya. Ia rela demi apapun itu.

     Pria tampan itu menatap Sarah dalam diam sedangkan orang yang di tatap tampak memalingkan wajahnya untuk melihat keluar jendela. Berusaha menghindari tatapan Bian yang begitu terang-terangan menatapnya seakan penasaran.

     Ketukan tangan Bian pada meja berhenti yang membuat Tiara seakan sadar dari lamunannya.

      "Emm... Sepertinya kalian perlu bicara. Jadi sebaiknya aku pergi undur diri," kata Tiara tersenyum canggung yang seketika membuat Sarah dan Bian dengan kompak menoleh kearahnya.

     "Aku gak——"

     "—Terimakasih atas kesadaran diri kamu yang datang begitu telat," Potong Bian yang membuat Sarah langsung menyorotnya tajam. Apaan kamu? Kurang lebih seperti itu.

     "Ma-maaf. Kalo gitu——" Tiara sedikit menundukkan kepalanya lalu bangkit berdiri dengan gerakan hati-hati agar tak melakukan kesalahan sedikitpun. Berpura-pura mengabaikan tatapan Sarah dan berjalan pergi meninggalkan sepasang suami-istri yang saat ini telah berstatus mantan tersebut.

     "Tiara!" Panggil Sarah berharap Tiara berbalik dan mengajaknya untuk pergi bersama.

     "Kamu tetap disini," ujar Bian dengan tatapan mata yang seakan mengatakan jika dirinya tak ingin di bantah oleh wanita didepannya. Seperti suami yang menangkap basah istrinya yang ingin mencari kesenangan dengan bermain-main bersama pria lain. Padahal kan sekarang dia cuma seorang mantan.

     "Apa hak mu nyuruh aku harus tetap disini atau enggak? Aku bisa pergi kemanapun aku mau tanpa ada satu orang pun yang bisa ngelarang aku pergi."

     Bian tampak berpikir, "Aku masih punya hak."

     "Sebagai apa? Kamu bahkan bukan siapa-siapa."

     "Ibu," Jawab Bian membuat Sarah sontak langsung melongo.

     "Apa?!"

     "Dia minta supaya aku jagain kamu."

     Sarah mendengus dan tersenyum tak percaya. "itu jaman kapan?"

     "Beberapa hari yang lalu," Jawab Bian yang lagi-lagi menghapus senyuman remeh di wajah mantan istrinya.

     Sarah terdiam sesaat. Ibunya bertemu dengan Bian kemarin? Apa mungkin saat ibunya keceplosan menyebut nama Bian, pertemuan diantara ibunya dan Bian sudah terjadi? "Kamu ketemu sama ibu?"

     Bian mengangguk dengan samar sembari mengingat saat dirinya pergi berbelanja. "Di pasar. Dia belanja banyak bahan masakan jadi aku bantu dan sekalian antar dia pulang."

     "Kamu ke rumahku?!" Pekik Sarah tak percaya. Apa ibunya mengizinkan pria itu masuk ke rumahnya? Memberi tahu seperti apa tempat dirinya tinggal? Tidak! Katakan tidak, Swiper! Sarah tak ikhlas, dia tak ridho jika sampai huniannya di injak oleh si mantan suaminya itu.

     Berbeda dengan Sarah yang seakan tak terima, Bian justru tampak merenung memikirkan ucapan mantan ibu mertuanya yang berbicara saat mereka dalam perjalanan pulang dari pasar.

Back to Me, Please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang