Sarah berjalan memasuki gedung perkantoran dengan sedikit tertatih akibat lukanya yang masih terasa sakit.
Melihat sekitar, matanya kemudian menangkap beberapa pasang mata yang menatapnya dengan tatapan aneh. Seakan mengejek dan juga mencela.
Mereka kenapa?
Sarah melihat keadaannya sendiri takut ada yang salah dengan penampilannya. Kemeja putih yang dibalut dengan blazer hitam. Juga dengan celana bahan berwarna serupa. Semuanya tidak ada yang salah selain dengan kaki kanannya yang masih memakai perban.
Apa cuma perasaan ya? Batin Sarah yang kemudian menggeleng cepat mengenyahkan perasaan aneh.
.Berada di lift, perlakuan serupa juga didapatkan Sarah saat orang-orang yang juga tengah menaiki lantai atas menatapnya dengan pandangan meremehkan. Bahkan untuk memperjelas, mereka sampai berdiri berjauhan dari Sarah seakan wanita itu manusia hina yang harus di jauhi.
Orang-orang ini pada kenapa?
Sarah sampai harus menghembuskan napasnya dengan kasar merasa kesal sekaligus bingung. Jika sudah begini, maka jelas pasti ada sesuatu.
oOo
Melodi berjalan menuju ruangan kerja dengan senyuman mengembang di setiap langkahnya. Rasanya bahagia apalagi setelah dirinya mendengar langsung jika rumor tentang Sarah telah menyebar.
"Siapa suruh kamu masuk lagi ke kehidupan kak Bian. Kamu itu cuma penghalang, Sarah. Batu kerikil yang masuk kedalam sepatuku. Gak lebih dari itu," gumam Melodi tersenyum sinis. Namun senyumannya segera hilang saat dirinya melihat Alvin yang berjalan dengan tergesa menghampirinya.
"Apa itu benar?" Tanya Alvin saat dirinya dan Melodi sudah berhadapan.
"Tentang apa?"
"Yang kamu ceritakan ke mbak Chintya. Tentang mbak Sarah yang ternyata mantan istrinya pak Manajer."
"Ahh... Tentang itu rupanya." Melodi tersenyum merasa lucu saat melihat Alvin yang datang menemuinya hanya untuk menanyakan kebenaran tentang Sarah. Memunculkan sebuah tanda tanya di benak Melodi. Untuk apa pemuda itu sampai repot-repot begitu?
"Jadi apa benar?" Tanya Alvin lagi mengulang pertanyaan yang sama.
Melodi melipat kedua tangannya lalu mengangguk "Itu benar," jawabnya dengan jujur. Yah, Sarah dan Bian memang pernah menikah. Itulah satu-satunya kejujuran yang Melodi katakan sejauh ini.
Alvin membuang napasnya dengan kasar. Wajah imutnya berubah kesal saat mengetahui kebenarannya. Awalnya Alvin tak ingin mempercayai ucapan Melodi, tapi beberapa ingatan tentang Bian yang terlihat beberapa kali berada di rumah Sarah mulai berputar di kepalanya. Juga saat Sarah yang menangis sendirian di ruang meeting. Lalu tentang rumor Bian dan Sarah yang berkencan sebelumnya. Entah kenapa semuanya jadi masuk akal sekarang.
"Jadi ternyata benar," gumam Alvin terdengar begitu kecewa.
"Tapi ngomong-ngomong, kamu gak ingat sama aku?" Tanya Melodi menatap Alvin seakan menunggu sesuatu. Membuat pria di depannya menatap Melodi. Alvin mulai terlihat bingung dengan maksud pertanyaan yang dilontarkan oleh wanita muda tersebut.
"Apa?"
"Aku dari kemaren bertanya-tanya. Aku kayaknya kenal sama kamu. Dan ternyata kamu emang Alvin si orang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me, Please?
RomanceKarena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu membuatnya harus bertemu dengan mantan suaminya yang juga ikut mendaftar di aplikasi tersebut. Bian ad...