Kantor.
Bian mengetuk kelima jarinya di atas meja seraya berpikir keras. Masalah ada orang aneh yang mengincar Sarah sungguh sangat mengganggu pikirannya. Apa tujuannya? Siapa? Dan kenapa? Semua itu terus berputar di kepalanya hingga membuat pria itu tak bisa tidur semalaman. Sangat berbeda dengan Sarah yang bahkan tak khawatir meski di rumahnya ada Bian yang notabenenya adalah seorang laki-laki. Wanita itu terlihat tidur dengan pulas seolah tak takut pada apapun.
Bahkan lagi-lagi sampe ngorok. Mana kenceng banget. Bian membatin seraya menutup kedua matanya yang terasa berat. Bukan, kali ini bukan karena itu alasan dia tak bisa tidur tapi jelas karena dirinya merasa khawatir.
Kembali ke orang misterius yang semalam ia temui. Jelas jika itu adalah tubuh seorang laki-laki. Dengan perawakan sedikit lebih tinggi dari Sarah dan lumayan kurus untuk ukuran laki-laki dewasa.
"Siapa? Gak mungkin kan kalo itu cuma orang iseng." Bian mulai menerka.
oOo
Sebuah mobil pick up terparkir didepan rumah Melodi dan keluarga yang terlihat sederhana. Mobil pick up yang membawa beberapa tumpukan kotak berisi ayam siap potong.
Jihan yang tengah menyapu teras menatap mobil itu dengan pandangan bingung. Apalagi saat seorang laki-laki turun dari mobil dan berjalan menghampiri wanita tua tersebut.
"Mohon maaf, apa ini dengan rumahnya Mbak Melodi Anindia?"
Jihan yang masih setia dengan kebingungannya kemudian mengangguk membenarkan. "Iya benar. Itu nama anak saya."
Si sopir yang berwajah tak terlalu tua itu tersenyum lalu menyerahkan sebuah kertas yang sedari tadi ia pegang. Menunjukkannya kepada Jihan seraya menjelaskan.
"Saya di suruh nganter semua ayam ini ke alamat rumahnya mbak Melodi."
"Hah? Melodi pesen ayam?" Tanya Jihan tak percaya. Matanya melongo melihat semua ayam yang ada di atas mobil.
"Iya bu, total semuanya 100 ekor ayam siap potong. Dan sudah di bayar juga. Ini saya cuma ditugaskan nganter doang."
Mata Jihan semakin melebar mendengar nominal ayam yang di kirimkan kerumahnya secara tiba-tiba. "100 ayam? Lah buat apa anak saya pesen ayam sebanyak itu?"
Si sopir tampak ikutan bingung. "Lho? Bukannya buat syukuran ya bu?"
"Syukuran apa? Masnya ini ngaco!"
oOo
Melodi yang di telepon oleh Jihan tampak kaget dan berjalan dengan tergesa memasuki bilik toilet.
"Melodi gak pesen sama sekali mah. Sumpah!" Ujar wanita muda itu seraya menutup pintu toilet dengan cukup keras.
Tiara yang diam-diam mengikutinya berjalan perlahan dan ikut masuk ke dalam bilik toilet yang masih kosong. Menguping sambil tersenyum puas karena berhasil mengerjai Melodi. Anak baru yang menyebalkan.
"Sumpah mah! Bukan Melodi!"
[......]
"Iya-iya. Nanti pulangnya Melodi yang urus. Udah dulu, Melodi lagi kerja," ujarnya seraya menutup telepon. Melodi menghembuskan napas panjang merasa kesal dengan hal-hal yang terjadi padanya belakangan terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me, Please?
RomanceKarena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu membuatnya harus bertemu dengan mantan suaminya yang juga ikut mendaftar di aplikasi tersebut. Bian ad...