Bian menyendok makanan buat Sarah lalu tersenyum saat tatapannya dengan wanita di sampingnya bertemu.
"Enak?" Tanya Sarah memastikan masakan buatannya pas di lidah pria tersebut.
Bian mengunyah makanannya lalu mengangguk dengan wajah bahagia. "Ini masakan terenak yang pernah aku makan," jawab pria itu yang malah membuat Sarah mendesis pelan.
"Bilang aja enak. Kenapa musti dilebihin pake ngomong masakan terenak?"
"Kamu gak suka?" Kali ini Bian yang bertanya sambil mengerutkan keningnya bingung.
Sarah menggeleng pelan, "Suka. Cuma cara penyampaian kamu kesannya bohong banget."
"Aku gak bohong kok. Ini beneran enak. Di tambah dengan suasana kita sekarang. Aku seneng banget." Bian tersenyum lalu meraih tangan Sarah yang menganggur seraya menggenggamnya erat.
Sarah yang merasakan hatinya berdegup kencang menatap Bian dengan mata berkedip bingung, "Emang suasana kita sekarang gimana?"
"Romantis," jawab Bian menatap beberapa lilin didepan mereka.
"Romantis?"
"Kamu nggak ngerasa kalo kita ini mirip suami istri?"
Sarah tertawa hambar lalu melepaskan tangannya dari genggaman Bian, "Kamu ini ngomong apa?"
"Sarah..." Panggil Bian dengan suaranya yang sedikit serak. Membuat hati wanita di sampingnya semakin tak karuan. Suara rendah itu benar-benar meresahkan.
"Apa?" Sarah mendadak gugup dibuatnya.
"Mau ya?"
"Mau apa?" Tanya Sarah semakin tak mengerti. Apalagi setelah melihat tatapan Bian yang seakan mengatakan jika dirinya tengah memelas meminta sesuatu.
"Nikah sama aku."
"Bi..."
"Pokoknya jangan sama anak kemarin sore yang baru dapet gelar S2."
Alis Sarah melengkung bingung, "Kamu masih kepikiran?"
"Itu bikin aku sebel," ujar Bian seketika membuat Sarah tak bisa menyembunyikan senyuman lucunya saat melihat raut cemburu di wajah mantan suaminya.
"Kenapa juga aku mau nikah sama orang yang gak di kenal?" Gumam Sarah dengan suaranya yang masih bisa Bian dengar. Berpura-pura ngomong sendiri, Sarah sukses membuat Bian merasa tertarik.
"S2 juga kalo gak bisa benerin genteng bocor, ya percuma," gumam Sarah lagi memunculkan sorot penuh harap dari pria di sampingnya.
"Kamu bener."
"Apalagi gak bisa pasang CCTV sendiri."
Bian menjentikkan jarinya lalu menunjuk Sarah dengan bangga, "Nah itu."
"Apalagi gak bisa bikin pangsit yang enak," lanjut Sarah semakin membuat Bian kegirangan.
"Nah-nah. Itu maksudnya."
"Trus juga kalo misal pintu rumah rusak, dia pasti gak bisa benerin. Gak bisa di andelin banget deh."
Senyuman Bian seketika merekah, "Itu, itu aku bisa banget," tunjuknya dengan semangat pada dirinya sendiri. Benar-benar lucu, tingkah Bian seolah mengatakan jika dirinya tak ingin kalah saing hanya karena sebuah gelar. Sarah sampai tak bisa menyembunyikan senyumannya merasa gemas. Sikap Bian yang sekarang adalah hal baru baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me, Please?
RomantikKarena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu membuatnya harus bertemu dengan mantan suaminya yang juga ikut mendaftar di aplikasi tersebut. Bian ad...