"Pulang hari ini?" Tanya Ibu dengan pandangan sedih menatap Sarah. Duduk berdua di dalam kamar, Sarah yang tengah membereskan pakaian mengangguk lemah.
"Iya bu."
"Apa gak bisa nginep lagi semalam? Ibu masih kangen loh sama kamu."
Sarah mengulum Senyuman tipis. "Aku harus kerja, bu. Lagian Bian dan Tiara gak bisa ninggalin tugas mereka gitu aja."
"Lalu kaki kamu gimana?"
"Udah gak papa kok."
"Kamu kan tinggal sendirian. Nanti kalo ada apa-apa gimana?" Tanya Ibu masih mencoba membujuk anaknya untuk tetap tinggal.
Sarah kembali tersenyum menatap ibunya seraya mengusap punggung tangan wanita paruh baya yang duduk di sampingnya.
Tok-tok-tok...
Bian yang berdiri di depan kamar mengetuk pintu yang terbuka lebar seraya membawa kotak P3K di tangan. Membuat Ibu dan Sarah menoleh, sebuah senyuman muncul di bibir Sarah.
"Waktunya ganti perban," ujar Bian mengangkat kotak putih di tangannya sebagai isyarat.
Sarah tersenyum senang merasa Bian datang di waktu yang tepat. "Ibu gak usah khawatir. Aku udah ada penjaganya kok," jawabnya yang membuat Ibu menatap Sarah dan Bian secara bergantian.
oOo
Tiara datang menghampiri Haris yang tengah memberi makan kucing jalanan. Mengusap pundak pemuda itu pelan, Tiara sukses membuat Haris melonjak kaget karena kedatangannya yang tiba-tiba.
Menatap wanita yang mulai duduk di sampingnya tersebut dengan sebentar, Haris kemudian menolehkan kepala seraya kembali menatap kucing-kucing di depannya.
"Bikin kaget," ujar Haris menambahkan makanan kucing kedalam wadah yang tengah diserbu oleh kucing-kucing liar.
"Kucing siapa?" Tiara mulai berbasa-basi.
"Nggak tahu."
"Kenapa datang kesini?"
"Karena pengen makan."
"Itu berarti kucing punya kamu, kan?"
"Bukan."
"Lalu kenapa kamu kasih makan?"
"Karena pengen."
Tiara lalu meringis pelan mendengar jawaban Haris yang benar-benar polos sepolos wajahnya. Tampan dan polos. Tiara menggeleng pelan merasa tak sanggup untuk meninggalkan pemuda polosnya tersebut.
"Aku pulang hari ini.""Iya. Tadi juga kakak udah bilang," jawab Haris yang masih tak menatap Tiara karena alasan sesuatu.
"Kamu... Nggak ada niat buat ikut?" Tanya Tiara akhirnya menyerah. Mengutarakan kegundahannya saat ini. Dirinya tak mau berpisah dengan Haris yang sudah berhasil menarik perhatiannya.
Haris terlihat mengulum bibirnya dalam lalu menggeleng pelan. Tak ada jawaban pasti, hanya sebuah gelengan pelan namun Tiara tentu bukanlah wanita bodoh yang tak bisa mengartikan gelagat dari orang di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me, Please?
RomansaKarena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu membuatnya harus bertemu dengan mantan suaminya yang juga ikut mendaftar di aplikasi tersebut. Bian ad...