"Kamu tahu kan, dia itu sebenernya lucu tapi masalahnya ada di otaknya. Dia itu gak waras," Tiara mengeluarkan unek-uneknya dengan di temani oleh Sarah. Keduanya berjalan bersama membawa nampan makanan menyusuri tiap bangku yang tersedia di kafetaria kantor.
Sarah terkekeh pelan "Sama kayak kamu, kan?"
"Ya enggaklah! Daripada lucu, aku ini cantik."
"Iya deh iya. Yang katanya cantik," jawab Sarah dengan nada bicaranya yang di buat malas. Matanya kemudian menangkap sesuatu yang seketika membuat langkahnya terhenti.
Alvin. Pemuda imut itu terlihat melambai padanya. Duduk sendirian di meja, Sarah tentu tahu maksud pemuda itu yang pasti akan mengajaknya makan bersama.
Tiara menatap sekitar. Semua meja sudah terisi oleh beberapa karyawan dan tampaklah Alvin yang terlihat mengangkat tangan. Tiara berbalik dan melihat Sarah ikut menatap pada pemuda itu. Terlihat risih apalagi dengan beberapa pasang mata yang seolah menjadi CCTV yang siap merekam apa tindakan Sarah selanjutnya.
"Mbak Sarah," panggil Alvin yang memecah perhatian.
Sarah langsung memejamkan matanya dengan perasaan kesal. Pake manggil segala ni bocah. Lalu kembali membuka matanya dan melihat Tiara sudah berjalan lebih dulu mendekati meja Alvin yang memang hanya di tempati oleh pemuda itu.
"Sarah ayo. Kamu mau makan sambil berdiri?" Tiara berbalik sebentar sebelum akhirnya mendudukkan tubuhnya di depan Alvin. Tersenyum kecut pada pemuda itu lalu melambai pada temannya yang masih diam terpaku.
.Alvin menumpu dagunya dengan kedua tangan yang saling ditautkan. Menatap Sarah dari dekat tentu memiliki sensasi menggelitik sekaligus senang tiada henti.
"Mbak Sarah ini cantik banget ya."
Uhuk! Sarah dan Tiara tersedak berjamaah merasa kaget dengan ucapan yang Alvin lontarkan secara tiba-tiba.
Kedua wanita itu mengambil air minum secara bersamaan, meneguknya lalu kembali batuk dengan kompak dan kemudian meminumnya lagi dengan gerakan yang sama.
Benar-benar mengganggu apalagi dengan semua tatapan yang kini mengarah padanya.
"Kamu—uhuk! Kenapa kamu—uhuk! Uhuk!" Sarah menggeleng tak kuat dengan yang mengganjal di tenggorokannya. Ia mengutuk Alvin dalam hati karena sudah membuatnya kesusahan.
"Kamu berani banget ya?" Tiara yang sudah terbebas dari batuknya mewakili Sarah untuk berbicara.
"Loh? Emangnya aku salah?" Tanya Alvin dengan wajah tanpa dosa. Imut! Tiara menatap wajah itu dan merasa tidak ada yang salah dengan wajahnya. Hanya saja berondong itu terlalu berani menunjukkan ketertarikannya terhadap sang senior.
"Umur kamu berapa?"
Alvin terlihat memundurkan tubuhnya dan menatap Tiara seolah wanita itu seorang penjahat anak-anak. "Umurku emangnya kenapa?"
"Berapa?" Tiara masih mencoba mendesak.
"24 tahun."
Masih bocah. Tiara menatap Sarah dengan gelengan pelan. "Kamu suka sama Sarah?"
"Iya," kata Alvin yang kali ini berwajah cerah. "Suka banget soalnya mbak Sarah cantik," tambahnya lagi.
"Kalo aku?" Tiara tersenyum seraya menunjuk dirinya sendiri. Matanya berkedip beberapa kali dengan gerakan cepat nan menggoda. Yang anehnya sama sekali tak mendapat respon yang bagus dari pemuda di depannya. Alvin tampak menatap Tiara datar seolah wanita itu makhluk luar angkasa yang nyasar di bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me, Please?
RomanceKarena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu membuatnya harus bertemu dengan mantan suaminya yang juga ikut mendaftar di aplikasi tersebut. Bian ad...