bab 13. Kebakaran jenggot

3.5K 243 2
                                    

     Bian mengetuk kelima jarinya sambil berpikir keras. Sofa empuk dan juga acara TV di ruang tengahnya sama sekali tak bisa mengobati rasa gelisahnya saat ini.

     Alvin. Pemuda yang menjadi penyebab kegundahan hatinya saat ini. Apalagi saat anak tersebut yang menunjukkan ketertarikannya terhadap Sarah secara terang-terangan. Dihadapannya pula.

     Siang tadi,

     Alvin meletakkan daging rendangnya di atas piring Sarah yang masih penuh oleh makanan milik Sarah sendiri.

     Membuat Bian dan Tiara yang melihat hal itu langsung terpaku menatap daging rendang tersebut dalam diam. Aktivitas makan mereka langsung mendadak terhenti termasuk Sarah yang juga kaget dengan apa yang Alvin lakukan.

     "Apa ini?"

     "Daging extra. Khusus buat mbak," jawab Alvin menunjukkan senyuman manisnya.

     Bian yang mendengarnya menarik napas sekeras mungkin seraya menggenggam garpu dan sendok di tangannya dengan kuat. Seakan ingin mematahkan dua buah alat makannya, tangan Bian sampai bergetar dan bahkan buku tangannya terlihat memutih. Dia marah, Cemburu, dan tentunya mengutuk pemuda di sampingnya dalam hati.

     "Bukannya gak sopan ya nyimpen makanan bekas kamu kedalam piring orang lain?" Tanya Sarah menatap Alvin dengan pandangan tak suka. Seakan dirinya pengemis yang perlu dikasihani. Tindakan Alvin tidak bisa di terima olehnya begitu saja.

     "Itu bukan bekas kok. Aku bahkan belum nyicipin itu." Alvin memberikan pembelaan diri. Ia lupa jika Sarah adalah orang yang berbeda dengan perempuan di luaran sana. Yang akan tersentuh saat menerima perhatian kecil semacam berbagi makanan yang tengah dilakukannya.

     "Tetep aja. Ayo ambil balik," titah Sarah tak mau tahu.

     "Nggak ah. Aku lagi Diet." Alvin menolak sambil menggeleng cepat.

     "Kalo gitu kenapa kamu ngambil daging?"

      "Ya kan buat mbak. Dimakan ajalah mbak. Gak baik nolak pemberian orang."

     "Pemberian sisa."

     "Enggak mbak. Ya ampun." Alvin mulai terlihat frustasi. Kenapa niat baiknya malah di salah artikan oleh wanita pujaannya? Dan jawabannya adalah, Karena Alvin jelas memuja orang yang salah.

     Dirinya terlalu berani, bahkan Bian saja yang sudah berpengalaman menjinakkan Sarah masih sering mendapatkan perlakuan kasar dari wanita tersebut. Ibaratnya, singa yang sudah jinak kemudian di lepaskan ke alam liar. Mustahil untuk mendekatinya kembali secara tiba-tiba. Apalagi Alvin bahkan belum pernah memiliki pengalaman menjinakkan singa.

     "Aku gak mau!" Perdebatan Sarah dan Alvin masih berlanjut hingga membuat Bian dan Tiara seakan menjadi makhluk transparan yang tak terlihat.

     "Mbak..."

     Merasa jengah, Bian akhirnya menggerakkan garpu di tangannya dan menusuk daging rendang di piring makan Sarah dengan gerakan cepat. Membawa daging itu ke piringnya lalu menatap Sarah dan Alvin dengan raut wajah tak senang.

     Ketiga orang di meja itu seketika langsung terdiam dengan mata berkedip menatap Bian. Mengatupkan bibir masing-masing, perasaan aneh mulai menghampiri mereka seakan sesuatu yang mengancam tengah mengincar mereka bertiga.

     "Beres kan? Jadi tolong biarin saya makan dengan tenang." Bian kemudian menatap Alvin yang menjadi penyebab kemarahannya. Lelaki yang sudah berani mendekati Sarah dan mengganggu makan siangnya.

Back to Me, Please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang