Sarah menaiki bus sambil mengigit roti tawarnya di bibir. Tangan kanannya sibuk memegang tas sedangkan tangan kirinya memegang blazer kerjanya yang belum sempat ia pakai.
Karena terlalu asik ber-chat ria dengan orang yang dikenalnya bernama Danu, Sarah sampai harus tidur tengah malam dan begitupun dengan Danu sendiri. Hingga membuat Sarah bangun kesiangan sampai lupa menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Alhasil hanya berbekal roti yang di beri selai stroberi untuk mengganjal perutnya pagi ini.
Sarah menilik setiap kursi bus yang dipenuhi oleh penumpang. Beberapa orang hendak pergi ke kantor dan juga ke sekolah. Membuatnya mau tak mau berdiri karena tak kebagian kursi untuk duduk.
Salah satu penumpang laki-laki yang duduk di hadapan Sarah menatapnya dengan tatapan curi-curi pandang. Beberapa kali ia melakukannya dan langsung memalingkan wajah saat dirasa Sarah menyadarinya.
Tersenyum, Sarah mengambil roti dari mulutnya dan mulai menyantap karbohidrat itu dengan cepat sambil sesekali menangkap basah laki-laki didepannya yang kembali mencuri pandang.
Kemeja putih dan bawahan serba hitam. Juga tas kerja yang tergantung di bahu kiri pemuda itu. Dari sekali lihat Sarah tahu jika orang itu pasti karyawan baru di salah satu perusahaan dan umurnya pasti beberapa tahun lebih muda darinya. Berondong!
"Ma-mau duduk?" Tanya pemuda itu akhirnya saat dirinya sudah ketahuan mencuri pandang pada wanita berusia 29 tahun di depannya.
Sarah menatap pemuda itu tanpa ekspresi lalu sedetik kemudian ia tersenyum memperlihatkan kecantikannya yang mampu membuat orang didepannya terpesona.
"Gak perlu. Aku kuat kok."
.
.Sarah turun di halte pemberhentian dengan diikuti oleh pemuda tadi yang sudah mencuri pandang padanya.
"Tunggu mbak."
Sarah berbalik dan tampak terkejut saat melihat pemuda itu juga ikut turun di pemberhentian yang sama. "Ya?"
"Saya—"
oOo
Sarah mendudukkan tubuhnya pada kursi kerja seraya menatap pada sekitar yang mulai di ramaikan oleh rekan-rekan kerjanya.
"Selamat pagi." Diandra yang duduk di samping bilik kerja Sarah menyapa tepat saat wanita itu datang dan ikut mendudukkan tubuhnya pada kursi kerja. Tersenyum ramah yang Sarah ketahui jika wanita itu memang sangat baik pada setiap pegawai di sana.
"Pagi..." Balas Sarah tak kalah ramah.
"Manager baru itu belum datang juga ya?" Ujar Diandra membuka obrolan diantara keduanya.
Sarah yang mengingat obrolan rekannya kemarin hanya bisa tersenyum seraya menggeleng lemah merasa tak yakin dengan apa yang diketahuinya.
"Aku gak terlalu tahu. Katanya udah di tunjuk cuma gak tahu kapan di pindah tugaskan.""Kemarin aku dengar dari bagian personalia, katanya orangnya masih muda dan punya banyak prestasi. Dia juga yang berhasil menyelamatkan cabang perusahaan kita yang hampir bangkrut karena ulah kepala managernya yang lama," Ujar Diandra panjang lebar mengatakan apa yang diketahuinya dari hasil bergosip ke sana sini.
Sarah mengangguk mengerti. Ia pernah mendengarnya secara ringkas berita tentang kepala manager disalah satu cabang perusahaannya yang ketahuan menyelipkan sebagian dana perusahaan ke saku, lalu kabur saat perusahaan di ambang kebangkrutan. Jadi inikah orang yang menggantikan kepimpinan kepala manager bobrok itu dan berhasil menyelamatkan perusahaan tempatnya bekerja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me, Please?
Roman d'amourKarena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu membuatnya harus bertemu dengan mantan suaminya yang juga ikut mendaftar di aplikasi tersebut. Bian ad...