Tangan Tiara memegang pagar pembatas yang ada di lantai dua perusahaan. Menatap setiap orang yang berjalan masuk kedalam perusahaan, pandangannya kemudian tertuju pada Bian yang berjalan seorang diri.
Dia gak bareng Sarah? Tiara mulai mempertanyakan kondisi sahabatnya. Padahal ia berpikir hubungan keduanya akan membaik dan mereka akan pergi bersama lagi seperti hari-hari kemarin.
Tiara hendak melangkah pergi saat tiba-tiba seorang perempuan yang lebih pendek darinya menabrak Tiara karena sama-sama tak melihat jalan. Tas perempuan itu terjatuh yang membuat beberapa isinya berhamburan di lantai.
"Oh maaf." Tiara ikut berjongkok untuk membantu perempuan itu memunguti semua barang yang berserakan.
"Lain kali kalo jalan hati-hati," kata perempuan itu dengan nada sedikit ketus. Wajahnya tertutup rambut ikal panjangnya yang sama sekali tak bisa Tiara lihat.
Lu juga jalan gak liat-liat. Mana gak minta maaf. Tiara mulai merasa kesal karena tak di hargai sama sekali. Bukannya ia sudah minta maaf? Dan lagi, kecelakaan ini bukan sepenuhnya karena ulahnya. Perempuan itu juga sama-sama tak melihat jalan jadi kenapa bersikap seakan Tiara yang salah?
"Melodi. Ayo!" Teriak seorang wanita yang sepertinya sudah senior memanggil orang di samping Tiara.
Melodi mengangkat wajah lalu menatap temannya seraya mengangguk. "Iya. Tunggu bentar."
Melodi? Tiara menatap orang di sampingnya dengan tatapan mata kaget. Teringat dengan ucapan Sarah kemarin tentang nama adik iparnya.
‘Melodi Anindia’
Mata Tiara kemudian tertuju pada name tag yang tergeletak didepan tubuhnya. Melodi Anindia, lengkap dengan foto wajah Melodi yang tersenyum begitu manis.
Tiara seketika langsung mendengus. Gue tandain muka lo. Sebuah seringai muncul dibibir Tiara yang memiliki wajah khas blasteran timur tengah. Targetnya sudah di depan mata jadi ia tinggal mengatur taktik untuk balas dendam.
"Kamu gak bantuin?" Tanya Melodi yang melihat tangan Tiara yang berhenti memunguti barang-barangnya.
Seakan tersadar, Tiara kemudian menoleh menatap Melodi dengan raut wajah datar sedatar jalan raya didepan perusahaan. "Aku baru inget kalo aku sibuk banget. Maaf ya," jawabnya seraya bangkit berdiri. Rasanya haram bagi Tiara untuk membantu orang yang sudah menyakiti sahabatnya. Sarah, Orang yang sudah ia anggap sebagai saudara sendiri.
Tiara menepuk kedua tangannya dengan ekspresi jijik. Melirik Melodi menggunakan ekor matanya, lalu menendang name tag perempuan muda itu menggunakan sepatu mahalnya dan melangkah dengan penuh rasa arogan. Ini baru permulaan. Tiara bertekad akan membalaskan dendam sahabatnya demi sebuah kesetiaan. Tentu karena mencari masalah adalah hobinya juga.
oOo
Alvin melihat Sarah yang berjalan di depannya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Sedikit berlari, Alvin mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Sarah yang terlihat kaget saat melihat kehadiran pemuda imut tersebut.
"Halo mbak," sapa Alvin di pertemuan pertama mereka hari ini. Hari begitu cerah yang membuat semangatnya begitu membara untuk pergi ke tempat kerja. Dan di tambah dengan melihat wajah cantik wanita pujaannya. Ia benar-benar merasa terbakar.
Sarah tersenyum seraya membalas sapaan Alvin dengan ekspresi wajah yang mulai bersahabat mengingat apa yang terjadi di antara mereka kemarin. "Pagi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me, Please?
RomansaKarena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu membuatnya harus bertemu dengan mantan suaminya yang juga ikut mendaftar di aplikasi tersebut. Bian ad...