Nggak pernah ada yang bisa menebak apa yang bakal terjadi kedepannya. Sebab, seperti kata quotes yang sering nangkring di beranda sosmed;
Yesterday is story, today is gift and tomorrow is mistery.
Naresh pun demikian, setelah sekian tahun hidup dalam kemuraman dan kehampaan. Dia nggak mengira, dihari itu dia bertemu dengan Winter lagi. Sungguh masih terasa seperti mimpi yang jadi kenyataan.
Dan sesederhana itu saja, mereka akhirnya dekat lagi. Naresh bisa modus ngechat Winter dengan alibi kirim pap Jarot--si landak mini pemberian sang mantan. Dan berlanjut jadi percakapan panjang.
Mulai dari sana, hubungan keduanya membaik. Naresh yang kebetulan sudah diterima kerja di Pratama Corp nggak lama setelah lulus, masih sering meluangkan waktu buat jalan sama Winter yang kini jadi seorang ilustrator di perusahaan berbeda.
Di akhir pekan, mereka sering menghabiskan waktu bareng. Entah sekedar makan bareng, jalan-jalan, staycation atau ngedate dirumah. Mereka sepakat melupakan yang sudah berlalu dan membuka lembaran baru.
Disuatu malam di akhir pekan. menghadap sebuah tayangan netflix ber genre action. Winter bertanya pada Naresh. "Mantan lo berapa sih, Na?"
"Mantan apa?"
"Mantan pacar, lah."
Naresh mengusap dagu seraya mengingat. Bikin Winter yang lagi tengkurap sambil ngemil eskrim oreo, menoleh. "Wah, lama amat jawabnya pasti sekampung nih."
"Nggak."
"Berapa? 10? 20?"
"Gak nyampe dodol."
Winter menyipitkan mata. Dia acungkan sendok ditangannya ke arah Naresh. "Lo pasti jadi buaya kampus, kan? Muka muka kayak lo nih emang berpotensi banget."
"Muka-muka kayak gue gimana maksudnya?"
"Muka lo masuk ke akun Instagram kampus ganteng. Pasti banyak yang kepatil."
"Emang gue lele bisa matil." sahutnya sambil geleng-geleng. Lalu usai sadar akan sesuatu, Naresh terkekeh geli. "Kok tau gue masuk Instagram kampus ganteng? Lo mantau gue terus yaaaa?"
"DIH GE-ER!" Winter sebisa mungkin berkelit. Padahal tuduhan Naresh tadi benar. Bahkan Winter sempat kepanasan pas lihat kolom komentar Instagram yang memuat foto Naresh. Dimana di foto itu Naresh memang kelihatan manis ampun-ampunan. Di penuhi cewek-cewek hitz yang pada minta spill Instagram nya. "Kebetulan aja lewat di TL gue!"
"Ooh.." Naresh membulatkan bibirnya. "Padahal kalau iya, nggak apa-apa sih. Gue malah seneng. Artinya lo nggak bener-bener ngelupain gue waktu itu."
"Skip."
"Mantanku cuma lima sayang." Naresh ketawa sampai bahunya bergetar "Gue gak semaruk itu ya. Jangan menebar fitnah."
"Lima banyak tolol. Siapa aja namanya?"
"Ya tapi kan nggak sekampung juga. Pengen tau aja atau pengen tau banget nih?"
"Dih, nanya doang pelit."
Naresh mengelus kepala Winter. Lalu meraih tangannya untuk menyuapkan sesendok eskrim ke mulut. "Namanya Silvany, Christine, Teresa sama Olivia. Eh, kelupaan satu si Eden."
Winter merubah posisi jadi duduk bersila. Naresh menatapnya tanpa bosan. Sesekali menyeka sudut bibir Winter yang kena eskrim. Lalu menjilat jempolnya sendiri. "Dari namanya aja kedengaran cakep."
"Yang dua kating, sisanya seangkatan. Putus 3 bulan sebelum gue lulus."
"Waduh, putusnya karena apa tuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wuf You ✓
Romance[ Book II ] Kelanjutan cerita Nareshwara dan Winter Cassandra dari book sebelumnya yang berjudul Winter.