11 | wedding day

3.3K 241 20
                                    

Hari pernikahan pun tiba, acara pemberkatan keduanya berjalan dengan lancar. Tadinya Naresh sudah mewanti-wanti dirinya sendiri buat nggak nangis, tapi waktu lihat Winter jalan menuju altar dengan gaun pengantin sambil di dampingi Papinya.

Naresh nggak bisa berkata-kata lagi, matanya langsung panas dan berkaca-kaca. Duh, malu banget. Kesannya hati dia tuh kayak lembek banget macam tai ayam.

Naresh jadi teringat segala perbuatan buruknya pada Winter. Tapi perempuan itu masih mau menerimanya dan bersedia menjalani sisa hidup bersamanya.

Acara hari itu berjalan lancar tanpa hambatan. Di hadiri banyak tamu undangan. Teman-teman kantor Naresh begitupun Winter. Kerabat, teman-teman semasa kuliah dan banyak kalangan.

Sampai tibalah acara pelemparan buket bunga. Acara itu di selenggarakan outdoor dengan dekorasi bernuansa putih yang amat cantik. Didukung cuaca yang juga cerah. Setelah puas foto-fotoan. Banyak yang berkumpul ketengah hendak berebut buket yang bakal pengantin lempar.

Arjuna yang kala itu di dapuk jadi MC, mulai menghitung. "Satu.. dua.. tiga!"

Pada hitungan ketiga, Winter melempar bunganya kebelakang. Karena terlalu pakai tenaga, alhasil buket bunga itu melambung tinggi dan terlempar jauuuuuh kebelakang.

Jeriko yang posisinya memang ada dibelakang, dengan postur jakungnya bikin dia dengan mudah menangkap buket itu yang tiba-tiba melayang ke arahnya. Seolah didukung takdir, Karina ikut mengangkat tangannya hendak menangkap buket itu. Tapi kalah cepat dan kalah tinggi. Alhasil dia malah memegang pergelangan tangan Jeriko.

Mereka saling mengunci tatap dan untuk beberapa detik, keduanya merasa waktu seolah terhenti.

"Jangan dandan cantik-cantik kek, jadi pada ngeliatin." desis Jeriko kesal.

Karina merespon dengan putaran bola mata. "Trus gue mesti dandan gimana? Kayak gembel gitu gak ada yang ngelirik?"

"Itu tau."

"Ih, tolol."

Seloroh menggoda langsung terdengar disambut riuh tepuk tangan. Jeriko tak berniat ikut berebut sama sekali, makanya dia berdiri dibelakang bersama Karina. Tadinya mereka lagi asyik ngorbol saja, eh tahu-tahu benda itu justru mendarat ditempat mereka.

Kebetulan yang sangat aneh.

Jeriko menurunkan tangannya lalu mengulurkan buket cantik itu pada Karina. "Nih."

"Lo yang dapat."

"Karena gue lebih tinggi."

"Tapi tetap lo yang dapat."

"Karena gue dapat, makanya gue kasih ke lo, Darling."

"Buat lo aja."

"Nggak butuh." Jeriko menarik tangan Karina lalu menjejalkan tangkai buket tadi ke genggamannya. "Kalau lo mau gue bisa beli sekebon kebon nya buat lo."

Karina menatap bunga itu lalu Jeriko bergantian. "Songong." Sebelum akhirnya mengangkat wajah untuk menatap Winter yang berdiri di panggung sana bersama Naresh. Winter tersenyum lebar lalu mengangkat kedua jempolnya yang terbungkus sarung tangan cantik diikuti kedipan mata.

Karina menghela napas setelah menyadari sesuatu. "Kebiasaan banget tuh anak."

*

Malamnya, diselenggarakan pesta. Jamuan makanan mewah berjejeran dimeja panjang dengan lampu-lampu dan dekorasi cantik yang ditata sedemikian rupa.

Baik pengantin pria maupun wanita diperbolehkan berdansa dengan siapapun. Bernyanyi dan bersenang-senang malam itu.

I Wuf You  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang