16 | cincin

1.8K 245 58
                                    

Selama beberapa bulan terakhir, Naresh benar-benar sibuk dengan pekerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selama beberapa bulan terakhir, Naresh benar-benar sibuk dengan pekerjaannya. Sampai lupa segala hal. Makan pun jika Winter nggak rajin mengingatkan, lelaki itu pasti akan melewatkannya begitu saja.

Mereka bahkan jadi tak punya waktu bersama atau sekedar ngobrol. Pagi-pagi sekali, ketika Winter baru terjaga diatas kasur, Naresh sudah rapi dan berangkat ke kantor duluan.

Ketika menjelang sore, biasanya Winter akan dijemput dan mereka bakal mampir makan diluar atau pesan lalu dimakan dirumah. Tapi dalam minggu-minggu ini, mereka seolah melewatkan semua itu.

Saat malam pun, Naresh sering lembur dan ketika dia pulang, Winter sudah terlelap. Winter baru menyadari kehadiran Naresh jika dia tak sengaja terbangun ditengah malam dan menemukan lelaki itu meringkuk sambil memeluknya bersama selimut.

Dikarenakan gedung kantornya lagi di renovasi besar-besaran, akhirnya kantor Winter memberikan kebijakan untuk WFH alias bekerja dari rumah. Dipikir lagi, pekerjaan Winter bisa dilakukan dimana saja tanpa terkendala tempat dan waktu.

Maka siang ini, Winter berniat mengajak Naresh makan siang. Dia bertolak ke kantornya naik taksi. Sesampainya digedung kantor Naresh, Winter kirim pesan lagi; aku ada di lobi kantormu.

Tapi sampai 5 menit berlalu, chatnya tak terbalas.

Winter mencoba menunggu. Karena bosan, dia bertolak ke area lain. Kafetaria kantor. Dan tubuhnya seketika membekuk saat pandangannya mengarah pada satu meja.

Naresh duduk disana, tengah menyantap sebuah makanan. Bukan. Bukan itu yang bikin Winter tertegun.

Melainkan kehadiran wanita ber blouse merah jambu berambut pendek yang kini duduk disebelahnya. Mereka bertiga, bersama satu rekan laki-laki Naresh.

Tapi dari tatapan wanita itu, Winter bisa menangkap jelas. Ada binar kekaguman dan rasa suka yang kentara saat dia menatap Naresh. Naresh sendiri asik berbincang dengan rekan laki-laki didepannya.

Winter hanya mampu tersenyum sumir saat Naresh tiba-tiba mengambil botol pocari sweat dari tangan wanita itu saat kesusahan membukanya, lalu dibukakan. Lagi, begitu jelas dimata Winter. Si wanita nampak tersipu.

Winter tak mau melihat lebih jauh, dia mundur lalu berbalik arah. Dia menarik semua pesan yang tak terbalas di room chat Naresh. Lalu pergi dari sana.

Jadi begini?

Apa Naresh kayak gitu setiap hari?

Ke semua orang? Atau hanya ke wanita itu?

Winter tersenyum getir, berupaya mereda denyut nyeri yang entah sejak kapan mendadak hadir di dadanya. Winter tak menerka, Naresh akan memperlakukan wanita lain seperti itu juga. Dia kira, hanya dirinya. Rupanya dia terlalu naif.

Haha.

Semua lelaki memang sama saja.

Sepertinya, dirinya yang berlebihan.

I Wuf You  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang