15 | fest lampion

2.3K 202 43
                                    

Ketika hari menjelang sore, Winter duduk menikmati sekaleng minuman dingin yang baru dia beli di vending mesin gedung kantornya.

Beberapa rekan kerjanya sudah pulang sekitar 10 menit lalu, melambai dan tersenyum pada Winter sebelum menaiki kendaraan masing-masing.

Winter lelah, letih dan lapar. Kepalanya juga agak pening, mendamba belaian lembut bantal dan kasur. Tapi Naresh tak kunjung datang menjemput usai membalas pesannya dengan 'bentar lagi ya' dan love merah dua biji. Jadi Winter memesan makanan di kafe dekat kantor dan di makan disana.

Mie dalam wadah sterofoam. Winter makan sambil sesekali mengecek Hp. Tapi Naresh tak kunjung mengabari.

Jam merambat sangat cepat. Sekarang sudah pukul 5 sore.

Pesannya tak terbalas.

Tadinya jika dalam setengah jam Naresh tak menghubungi atau muncul disana, Winter sudah ingin pesan ojol saja. Lagian dia juga nggak memaksa kalau pekerjaan Naresh memang tak bisa ditinggal sejenak untuk menjemputnya.

Winter paham kesibukan mereka masing-masing.

Tapi tak kurang dari 10 menit kemudian, notifikasi pesan muncul di layar ponselnya menampilkan pesan dari kontak Naresh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter meletakkan ponselnya usai membaca pesan Naresh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter meletakkan ponselnya usai membaca pesan Naresh.

Persis 10 menit kemudian, sebuah Fortuner berwarna putih muncul. Winter bisa mengenali mobil Naresh dalam sekali lihat. Berhenti tak jauh dari kafe nya saat ini.

Mereka sempat berbalas pesan lagi sebelum Winter muncul lalu menarik pintu mobil Naresh dan duduk dijok depan.

"Duh, lesu amat mukanya." Naresh meraba kening Winter dan mengusap-usapkan ibu jarinya disana. "Maaf bro, jemputnya lama." Naresh mengecek arloji di tangan kirinya, lalu nyengir. "Telat 5 menit doang kok."

"Hmmm." Winter menurunkan tangan Naresh dari pipinya karena mau mengenakan seat belt. Naresh bantu dengan telaten sampai terpasang sempurna dan berbunyi klik.

Tangan Naresh naik mengacak puncak kepala Winter sekilas sebelum menyalakan mobil dan bergegas pulang.

Winter bercerita disepanjang perjalanan pulang. Soal pekerjaannya, teman-teman kantornya dan membagi keseharian itu bersama Naresh. Naresh mendengarkan dengan seksama, sesekali tertawa kala Winter mengatakan sesuatu yang lucu.

I Wuf You  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang