Goodbye Egypt

2.9K 228 1
                                    

Hai Assalamu'alaikum

Hallow bro😻💅🏻

Bismillahirrahmanirrahim

•••

Hari ini adalah hari dimana Alifah sudah menjalankan pendidikan nya selama empat tahun di negara orang. Alifah sedang menjalankan ujian terakhir supaya ia bisa lulus.

Alifah memijat dahinya, ia pusing benar-benar pusing, soal ujian nya sangat susah baginya. Alifah terus berpikir karena teman-teman nya sudah mengumpulkan lembaran kertas ujian, ia panik karena dirinya dengan Aisyah saja yang belum.

Alifah bernafas lega karena telah menyelesaikan ujiannya, meskipun ia mencoret jawabannya dengan asal-asalan.

Setelah beberapa merayakan kelulusan, Alifah dengan Aisyah memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Aisyah merasa sedih karena akan berpisah dengan Alifah yang menemaninya selama empat tahun, mereka sedang menuju bandara untuk pulang kerumah masing-masing.

Sesampainya di bandara, Aisyah tersenyum haru kepada Alifah ia tidak bisa menahan air matanya, Aisyah memeluk erat Alifah tanda tak mau pisah. Akhirnya air mata pun keluar membanjiri pipi Aisyah, Alifah terharu ia mengelus punggung Aisyah hingga membuat Aisyah melepaskan pelukannya.

"Kamu gak sedih?" Aisyah bertanya seraya mengusap air matanya.

Alifah tersenyum simpul, "Sedih sih, tapi mau gimana lagi?" jawab Alifah.

Aisyah menggaruk kepalanya yang tak gatal, perkataan Alifah ada benarnya juga ya? pikir Aisyah.

Alifah menepuk pundak Aisyah, "Aku pulang dulu ya, besti." ucap Alifah karena pesawat yang ia tumpangi akan segara take off.

Aisyah tersenyum simpul dan melambaikan tangannya, "Bye..."

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Alifah sudah berada di dalam pesawat dan duduk santai seraya membaca buku doa-doa naik kendaraan, Alifah menaruh buku doa-doa nya ke dalam tas miliknya, Alifah memainkan benda pipih miliknya untuk menghubungi sang ibunda.

Beberapa jam kemudian pesawat berhasil mendarat dengan selamat, Alifah sedang mencari taxi untuk ia naiki menuju rumahnya, ia menemukan sebuah taxi dan langsung menuju rumah bundanya. Alifah sudah rindu dengan bunda Syifa.

Sesampainya di rumah Alifah segera memasuki rumah bundanya dan tak lupa membayar taxi yang ia naiki. Alifah mengetuk pintu rumah Syifa, "Assalamu'alaikum" ucap Alifah.

Alifah pulang sendiri dikarenakan bundanya sedang tidak enak badan, Alifah membuka pintu rumah Syifa dan langsung memasuki kamar Syifa tak lupa mengucap salam dan mengetuk pintu.

"Assalamu'alaikum, bunda.." ucap Alifah yang langsung menghampiri Syifa yang tengah berbaring lemah di ranjang empuknya.

Alifah mengambil tangan kanan Syifa untuk ia kecup, "Bunda jangan sakit-sakit kalo bunda sakit nanti Alifah juga ikut sakit." Syifa tersenyum mendengar perkataan anaknya.

"Alifah kangen sama bunda..." Alifah memeluk Syifa dari samping dengan erat, Alifah khawatir dengan kondisi bundanya.

"Bunda juga uhuk! kangen sama kamu, nak." ucap Syifa mengelus kepala Alifah dengan lembut.

"Maafin bunda ya nak? bunda gak bisa jemput Alifah di bandara, maafin bunda ya?" lanjut Syifa.

Alifah mengangguk dan mengambil tangan Syifa yang berada di kepalanya, "Gapapa bun, Alifah ngerti kok. Sekarang bunda udah makan belum?" Alifah bertanya.

"Alhamdulillah udah, tadi ada tante kamu kesini."

Alifah mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, "Yaudah bun, Alifah pamit ke kamar dulu." ucap Alifah pamit kepada bundanya.

Syifa mengangguk dan tersenyum melihat punggung anaknya yang hendak keluar dari kamarnya.

°°°

Dua hari kemudian, Syifa sembuh berkat bantuan Alifah yang ingin mengurus Syifa. Syifa sangat berterimakasih kepada Alifah yang ingin mengurus nya selama ia sakit.

Syifa menghampiri Alifah yang sedang memotong wortel untuk di jadikan sup, Syifa menepuk pundak Alifah dengan senyuman yang tidak bisa di artikan. Alifah menoleh dan mengerutkan dahinya, "Kenapa bun? Jilbab ku kusut ya?" Alifah bertanya.

Syifa menggeleng, "Ada tamu spesial, ayok samperin dulu." ucap Syifa menaik turunkan kedua alisnya.

Alifah semakin di buat bingung oleh bunda nya ini, "Siapa gitu bun? Kok wajah bunda kayak mencurigakan gitu?" celutuk Alifah.

"Udah ayok!" Syifa menggandeng tangan Alifah dan membawanya menuju ruang utama.

Di ruang utama terdapat wanita paruh baya dengan pria paruh baya disamping wanita itu, Alifah tidak mengerti dan tidak tahu siapa pria dan perempuan tua itu. Masalahnya ia belum pernah bertemu dengan orang tersebut. Namun apa boleh buat, Alifah melebarkan senyumnya seramah mungkin.

Wanita paruh baya itupun membalas senyuman Alifah, "Masya Allah ternyata ini perempuan yang dimaksud anakku, Masya Allah kamu cantik sekali nak. Pantas saja anakku terpikat." cerocos wanita itu, wanita itu bernama Putri. Sedangkan pria paruh baya itu menyenggol lengan istrinya.

Alifah kembali tersenyum dengan pertanyaan-pertanyaan yang terus menghantui pikiran nya. Anaknya? siapa? pikir Alifah.

"Ini anakku Alifah yang dimaksud, bapak." ucap Syifa.

"Iya bu, baiklah apakah kamu siap dipinang anak saya nak?" tanya pria itu yang bernama Rival.

Alifah menggaruk kepalanya yang tak gatal, masa iya dirinya dipinang tetapi dirinya tidak tahu bentuk wajah suaminya.

"Oh ya, anak saya sedang dalam perjalanan menuju kemari. Tenang saja nak, sebentar lagi sampai." lanjut Rival.

Alifah menganggukkan kepalanya ragu, pertanyaan demi pertanyaan terus menghantui pikiran Alifah. Tidak lama kemudian ada seorang lelaki yang mengucap salam, Alifah menoleh ke arah lelaki itu, ia berpikir sejenak wajahnya seperti tidak asing baginya. Ah iya! lelaki itu adalah dosen lelakinya yang tidak sengaja menabrak nya.

"Sini nak." ucap Rival menyuruh anaknya untuk duduk di sebelahnya.

Rival menepuk pundak anaknya yang sedang menundukkan kepalanya, "Nah bu, ini anak saya namanya Afizal Latief."

Sontak Alifah membulatkan matanya, ia tidak percaya dengan lelaki itu yang akan meminang dirinya, ia benar-benar tidak percaya. Syifa memukul lengan Alifah pelan.

"Jangan melamun, udah terima aja bunda udah tau semuanya." bisik Syifa membuat Alifah semakin tidak percaya.

"Dan bagaimana? apakah kamu setuju dipinang anak saya?" Rival bertanya.

"S--saya...." Syifa menyenggol lengan anaknya, Alifah.

"Terima nak, terima!" bisik Syifa namun sedikit menekan.

Alifah menghela nafas panjang, demi kebaikan dirinya dan bundanya maka ia setuju!

"Saya setuju." ucap Alifah tegas.

"Alhamdulillah.."

"Alhamdulillah jazakumullah khairan bu, Alifah. Satu minggu kita akan melaksanakan pernikahan kalian berdua." tentu saja Alifah membelalak matanya terkejut.

"Apa tidak terlalu cepat?" Alifah bertanya.

"Lebih cepat lebih baik." ucap Syifa terkekeh kecil.

Alifah menghela nafas panjang dan kembali melebarkan senyumnya.

•••

SEKIAN TERIMA VOTE 😻💅🏻

Follow akun instagram author: wp.aydya_11

HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang