Extra Chapter

2.2K 107 0
                                    

Seorang gadis tengah bermain riang bersama kedua adiknya, seorang wanita menghampiri ketiga anak itu untuk menyuruh nya makan.

"Alisya!"

"Aaliyah!"

"Azriel!"

Panggil wanita itu menyebutkan nama ketiga anaknya.

"Iya umma!" jawab ketiga anak daripada wanita tersebut.

Wanita tersebut yang tak lain adalah Alifah, ia mempunyai dua anak kembar yang masih berumur tiga tahun dan Alisya yang berumur sepuluh tahun.

Alifah melahirkan anak kembar, yang pertama lahir adalah laki-laki dan yang kedua adalah perempuan. Afizal memberi nama untuk kedua anaknya. Azriel Weizman Latief, anak yang pertama lahir daripada adik perempuan nya, Aaliyah Misha Al-Basira.

Ketiga bersaudara tersebut berjalan menuju dapur dengan Alifah yang menggiring ketiga anaknya.

Sampailah di meja makan, mereka duduk rapih di kursi meja makan.

Azriel menatap sang aba yang tengah menatap dirinya, "Apa aba?!" sewot Azriel merasa risih dengan sang aba.

Afizal terkekeh dengan anaknya yang risih, "Pimpin doa makan." suruh Afizal, tentu membuat Azriel mengangguk.

Azriel mengangkat kedua tangannya dan di ikuti keluarganya, "Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma baarik lanaa fiimaa rajaqtanaa waqinaa adzaabaannar.."

"Aamiin!" pekik Aaliyah langsung mengusap wajah nya menggunakan kedua tangannya.

Aaliyah langsung melahap makanan buatan sang umma, berbeda dengan Azriel yang menatap adiknya seram.

"Kelaparan, kamu!" ejek Azriel melihat saudaranya melahap makanan dengan sangat cepat.

Aaliyah melotot ke arah saudara nya, "Apa kamu?!" ucap Aaliyah menjeda perkataannya, dirinya berpikir sejenak untuk apa yang akan dirinya katakan.

"Ili cama aku?!" lanjut Aaliyah setelah mendapatkan kosa kata.

Azriel menggeleng cepat dan memalingkan wajahnya, "Orang gila!" celutuk Azriel.

"Hus.. Gaboleh gitu dek.." tegur Alisya kepada adiknya lelakinya.

"Minta maaf sama adeknya.." suruh Afizal yang mendapati anggukan dari Azriel.

Azriel menatap sang adik yang tengah merajuk, "Maaf.." ucap Azriel mengulurkan tangannya.

"Gak!" sarkas Aaliyah memalingkan wajahnya.

"Aaliyah.." tutur Afizal membuat Aaliyah tersenyum kuda.

"Liyah maafin." ucap Aaliyah membalas uluran tangan Azriel.

"Nah.. Gitu dong, kan enak di liatnya kalo akur." sahut Alifah menatap kedua anak kembarnya.

Aaliyah serta Azriel jika aba nya sudah turun tangan, mereka akan menurut. Karena sang umma pernah menceritakan bahwa Afizal jika marah akan sangat menyeramkan, meski dirinya tidak pernah di marahi Afizal.

Alifah sengaja mengarang cerita tersebut supaya kedua anak tersebut menurut kepada Afizal serta dirinya, dan untuk menakuti kedua anaknya jika susah di atur.

Setelah selesai acara makan siang, Alisya kembali membawa kedua adik kembarnya untuk menuju ruang keluarga, untuk main seraya menunggu adzan Dzuhur.

Alifah serta Afizal menghampiri ketiga anaknya yang tengah bermain, Aaliyah menatap kedua orangtuanya dan ide cemerlang terbit di pikiran nya.

Aaliyah beranjak dan menghampiri Alifah yang tengah berjalan sampingan dengan Afizal, Alifah mengerutkan dahinya kala Aaliyah memaksa paksa Alifah agar mengikuti dirinya.

HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang