Merindukan mu..

1.5K 149 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim..

Happy Reading..

•••

Afizal menyadari perubahan tubuh Alifah yang begitu kurus, pipi menjadi tirus tidak setembem dulu, badannya menjadi sangat kurus.

Afizal mendekati Alifah seraya mengelus punggung tangan Alifah. Afizal tau apa yang istrinya rasakan, tatapan yang kosong, dan badan yang kurus.

"Mau cerita?" tawar Afizal membuat Alifah menoleh menatap dirinya.

Alifah memeluk Afizal membuat Afizal tersentak seraya terkekeh kecil, dengan senang hati Afizal membalas pelukan istrinya. Alifah menaruh wajahnya di bahu Afizal.

"Jangan nangis.." ucap Afizal yang menyadari bahwa Alifah sedang menangis, karna air mata yang membasahi bahu nya.

Alifah tidak menjawab pertanyaan suaminya yang ada Alifah malah mengencangkan tangisannya. Ia mencubit tangan Afizal beberapa kali, sedangkan Afizal membiarkan istrinya untuk mencubit tangannya meredakan kekesalan istrinya terhadap dirinya.

"Alifah.. Alifah kangen sama kamu.." gumam Alifah yang tentu terdengar oleh Afizal.

Afizal mengerutkan dahinya dan bibirnya yang terangkat menjadi senyuman, ia mendongakkan kepala Alifah, "Kangen sama saya?" goda Afizal menaik turunkan alisnya.

Alifah memukul dada bidang Afizal membuat lelaki itu terkekeh, "Yasudah, gak jadi cerita!" kesal Alifah memalingkan wajahnya.

Lagi-lagi Afizal terkekeh, "Coba cerita supaya hati kamu menjadi lega.." ucap Afizal membuat Alifah kembali menatap dirinya.

Alifah mengangguk kecil dan menceritakan uneg-unegnya yang sedari awal dirinya simpan, ia menceritakan semuanya kepada Afizal. Mulai dari awal dirinya terkena teror hingga saat ini.

Afizal mengangguk mengerti, ia kembali membawa Alifah ke dalam dekapannya.

"Bersabarlah zaujati.. kita pasti bisa melewati semua ini."

°°°

Kini Afizal tengah bermain dengan Alisya yang begitu aktif, Alisya memainkan boneka miliknya di ruang keluarga bersama sang aba. Sedangkan Alifah terus mengurung diri di dalam kamar.

"Lisya, kita ke umma yuk?" ajak Afizal menatap gemas anaknya. Alisya mengangguk meski ia tidak tahu dengan perkataan Afizal.

Afizal membawa menggendong Alisya ala koala, ia membuka pintu kamar Alifah dan menampakkan seorang wanita tengah menatap kosong ke depan.

"Umma?!" pekik Alisya. Alisya sudah bisa berbicara meskipun tidak begitu jelas.

"Alifah.. jangan melamun." ucap Afizal sembari mengusap punggung tangan Alifah.

Tidak ada respon sama sekali dari Alifah, Syifa masuk kedalam kamar Alifah karena melihat pintu yang sedikit terbuka.

Syifa menghela nafas panjang melihat anaknya kembali melamun. "Dia hampir setiap hari kayak gitu, Afizal." ucap Syifa memberitahu menantunya. ia berdiri disebelah Afizal yang tengah berjongkok tepat di hadapan istrinya.

Alifah tengah melamun di pinggir ranjang nya.

Afizal terus mengelus punggung tangan istrinya, "Jangan melamun.." ucap Afizal terdengar lirih.

Alisya terus memandang Alifah dengan tatapan tak mengerti. "Umma?" ucap Alisya menatap sang aba.

"Alifah.. Alisya mau main sama kamu.." lirih Afizal. Kini pandangannya memburam akibat air mata yang dirinya tahan agar tidak mengalir begitu saja.

Syifa mendaratkan bokongnya disebelah kanan Alifah, begitupun dengan Afizal yang mendaratkan bokongnya di sebelah kiri Alifah dengan Alisya yang berada di pangkuannya.

Syifa mengelus lembut punggung Alifah, "Jangan melamun terus.. Katanya kangen sama Afizal? Sekarang Afizal sudah pulang masa kamu masih melamun sih, nak?" tutur Syifa.

Afizal melambaikan tangannya tepat di wajah istrinya hingga membuat lamunan Alifah buyar.

Alisya tersenyum simpul melihat Alifah yang menatap dirinya, "Umma!" sahutnya gembira.

"Iya, Sayang?" ucap Alifah dengan nada yang bergetar.

Afizal serta Syifa bernafas lega karena berhasil membuyarkan lamunan Alifah.

"Kamu belum makan pagi ini, makan ya? nanti sakit." ucap Afizal membuat Alifah mengangguk kecil.

Syifa pamit untuk keluar dari kamar anaknya, membiarkan Afizal menenangkan Alifah.

Afizal mendudukkan Alisya tepat di sebelah kanan Alifah, ia mengambil makanan yang sudah dingin tersedia di meja nakas.

Afizal menyendok sesendok nasi serta lauk, "Bismillahirrahmanirrahim.." ucap Afizal kala Alifah mulai melahap makanan nya.

"Pak dosen udah makan?" Alifah bertanya.

"Saya sudah makan." tolak Afizal kembali menyendok nasi.

"Bohong." cicit Alifah yang masih terdengar oleh Afizal.

"Buat apa saya bohong?" ucap Afizal menaikkan sebelah alisnya.

"Sekarang kamu makan yang banyak, supaya pipi kamu tembem lagi.." ucap Afizal seraya menoel pipi Alifah menggunakan jari telunjuknya.

Alisya yang melihat Afizal menoel pipi Alifah, ia berdiri untuk menoel pipi Alifah dengan tangan kecilnya itu sembari tertawa gemas.

Alifah serta Afizal terkekeh dengan tingkah anaknya.

•••

SEKIAN TERIMA VOTE 😻💅🏻


Follow akun instagram author: wp.aydya_11


HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang