Daisy

1.2K 97 0
                                    

Pagiku cerah matahari bersinar. Afizal memaksa Alifah untuk mengecek kandungannya, awalnya Alifah menolak tapi Afizal tidak sengaja meninggikan suaranya kepada Alifah, sampai akhirnya Alifah menurut.

Afizal sudah meminta maaf kepada Alifah berkali kali karna tidak sengaja meninggikan suaranya kepada Alifah. Alifah sudah memaafkannya, tapi rasa bersalah itu terus menghantuinya.

"Beneran kamu sudah memaafkan saya?" Afizal kembali bertanya.

Alifah menghela nafas panjang, "Iya! Afizal Latief suaminya Alifah yang sangat tampan sejagat raya.." ucapnya kesal dengan suaminya.

Afizal menatap lekat manik mata coklat Alifah, terlihat Alifah begitu tulus memaafkannya. Afizal tersenyum simpul.

"Alhamdulillah.. terimakasih Zaujati." ucapnya.

Blush!

Pipi Alifah memerah saat mendengar Afizal menyebutnya dengan kata 'Zaujati'. Sebenarnya Alifah sering mendengar Afizal memanggilnya dengan sebutan 'Zaujati' tapi entah kenapa ia selalu salah tingkah mendengarnya.

Afizal terkekeh kecil melihat pipi Alifah yang memerah, Afizal mengelus pipi Alifah. "Cie salah tingkah ya?" goda Afizal menaik turunkan alisnya.

Alifah menenggelamkan wajahnya di dada bidang Afizal, Afizal tersenyum simpul dan memeluk Alifah dengan erat.

°°°

"Alhamdulillah, ibu dengan bayinya sehat. Jaga kesehatan dan jangan lupa minum susu ibu hamil ya bu.." ucap Dokter wanita tersebut dengan ramah.

Alifah mengangguk mantap, "Iya dok terimakasih.." ucapnya.

"Kalo gitu saya permisi ya dok, assalamu'alaikum.." lanjut Alifah yang di angguki dokter tersebut.

Alifah dan suaminya enyah dari hadapan dokter wanita itu, dokter itu senyam-senyum sendiri melihat Alifah dengan Afizal. "Ya Allah.. Saya juga pengen punya suami kayak ibu tadi.." gumamnya.

Alifah dengan Afizal sedang berada di perjalanan menuju pulang kerumah. Di tengah perjalanan ponsel Alifah berbunyi, Alifah melihat siapa yang menelponnya dan nama bunda Syifa yang tertera di layar ponsel Alifah.

Alifah mengangkat telpon tersebut, "Halo Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumussalam.." ucap bunda Syifa di iringi tangis Alisya yang begitu keras.

"Cepet pulang nak, Lisya dari tadi nangis terus.. Badannya panas banget." jelas bunda Syifa.

"Ya Allah.." lirih Alifah bersamaan dengan Afizal.

"Iya bun Alifah lagi di jalan ini, mampir mau beli obat dulu."

"Kamu gak usah beli obat nak langsung pulang aja. Soalnya sekarang Rival lagi beli obat." bukan bunda Syifa yang menjawab melainkan umi Putri.

"Iya, sekarang kita pulang."

"Cepet pulang nak. Hati hati di jalan, Assalamu'alaikum.." ucap Bunda Syifa mengakhiri telpon tersebut.

"Wa'alaikumussalam.."

"Alisya sakit?" tanya Afizal panik bukan main.

"Iya, kata bunda." jawab Alifah yang sama paniknya dengan Afizal.

Afizal sedikit mempercepat laju mobilnya namun Alifah melarangnya. "Lambat tapi selamat."

HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang