Pukul 18.47 malam.
Afizal, Alifah, Bunda Syifa dan Alisya sudah sampai di rumah sakit yang dimana Papah Danis di rawat.
Bunda Syifa mendapat informasi dari Dita--Adiknya Danis--Bahwa Danis sudah sadar dan langsung di bawa ke ruang rawat.
"Ruang apa bun?" tanya Alifah kepada bundanya.
"Ruang Garuda kosong delapan katanya." ujar Bunda Syifa.
Bunda Syifa menanyakan dimana ruang tersebut ke salah satu suster yang sedang berjalan di hadapannya.
Suster tersebut memberitahu kepada bunda Syifa bahwa ruangan tersebut terdapat pada lantai tiga, bunda Syifa mengangguk dan tidak lupa mengucap terimakasih.
Bunda Syifa dengan anak, menantu, dan cucunya melangkahkan kakinya menuju lift agar cepat sampai.
Keluar dari lift bunda Syifa berjalan melihat nama nama ruangan yang tertera di atas pintu ruangan tersebut, terdapat satu ruangan yang menarik perhatian Afizal.
Afizal berjalan ke arah ruangan yang menarik perhatiannya, Afizal tersenyum kecil melihat nama ruangan yang tertera di atas pintu.
Afizal berjalan mendekati Bunda Syifa dan Alifah, "Ikut saya." ucap Afizal lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan yang menarik perhatiannya.
Bunda Syifa, Alifah dan Alisya mengikuti Afizal dari belakang. "Garuda kosong delapan." ejah Bunda Syifa.
Bunda Syifa tersenyum lalu mengetuk pintu ruangan tersebut, terlihat wanita paruh baya membuka pintu tersebut dan mempersilahkan tamunya masuk.
Dita mengecup punggung tangan bunda Syifa, "Apa kabar kak?" tanya Dita tersenyum hangat.
"Alhamdulillah baik." Bunda Syifa mengalihkan pandangannya kepada Danis yang masih menutup mata,
"Dia tidur?" tanya bunda Syifa yang di angguki Dita.
Dita berjalan ke arah Alifah, Alifah tersenyum lalu mencium punggung tangan Dita, "Apa kabar budhe?" tanya Alifah tersenyum simpul yang tertutup oleh cadar.
Tak terasa Dita meneteskan air matanya lalu memeluk Alifah, "Alhamdulillah budhe baik." ucapnya masih memeluk Alifah.
"Budhe kangen banget sama kamu Alifah, maafin budhe kalau budhe punya salah sama kamu ya nak?" tutur Dita, Dita melepas pelukannya lalu melihat ke arah Afizal
Afizal yang merasa sedang di perhatikan ia mendongakkan kepalanya lalu menyatukan kedua tangannya sembari membungkukkan sedikit badannya.
Dita tersenyum lalu membungkukkan sedikit badannya.
"Dita... ada siapa kok rame banget." ucap Danis dengan suara khas bangun tidur.
Danis mengerjapkan matanya, tak terhingga air mata Danis turun begitu saja melihat siapa yang datang menjenguknya.
Danis mengucek matanya takut ia bermimpi sekarang, jika benar ini mimpi tolong jangan bangunkan Danis, Danis sudah sangat rindu dengan keluarganya yang dulu.
"Assalamu'alaikum." ucap Alifah berjalan menuju ranjang Danis. Ia mengecup punggung tangan Danis
"W-wa'alaikumussalam.." jawab Danis terbata bata, Danis mengelus kepala Alifah dengan tangan kanannya, karena tangan kirinya sedang di infus.
Danis menangis dan berniat ingin mengecup pucuk kepala Alifah tetapi tidak bisa, Alifah mengerti dan langsung mendekatkan kepalanya kepada Danis. Alhasil Danis berhasil mengecup pucuk kepala Alifah.
Danis memegang tangan Alifah, ia mengecup punggung tangan Alifah. "M-maafkan papah ya nak?"
"Selama ini papah salah, Papah gagal menjadi papah yang baik buat kamu, maafkan papah.." lirih Danis menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAHKU [END]
Teen FictionHIJRAHKU by aydya_11 FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗ Kisah seorang gadis yang bertaubat lalu mendapatkan jodoh seorang dosen Egypt. Untuk perjalanan hijrah ada di chapter 1,2,3, chapter 4 dan seterusnya perjalanan hidup mereka. Baca yuk jangan lupa Vote...