00.00

1.4K 120 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim..

Happy Reading..

•••

Hampir setiap malam selalu ada yang mengetuk pintu rumah Syifa, namun saat Syifa membuka pintu tersebut tidak ada satu orang pun yang berada di ambang pintu.

Syifa menelpon adiknya---Dika---untuk menemaninya di rumah karena tidak ada seorang laki-laki yang berada di rumah itu, semuanya perempuan dan bayi yang berumur tiga bulan.

Dika memiliki ide untuk menjebak orang yang diceritakan kakaknya sewaktu siang, ia memasangkan lem tikus di depan rumah Syifa, kini Dika tengah menunggu orang tersebut.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu yang diceritakan Syifa, dengan sigap Dika langsung membuka pintu tersebut. Dika celingak-celinguk melihat orang tersebut, namun saat dirinya melihat ke bawah ada dua pasang sepatu yang menempel pada lem tikus jebakan Dika.

Kini Dika tengah memikirkan sesuatu seraya menatap sepatu yang menempel pada lem tersebut.

°°°

Afizal mencemaskan kondisi Alifah sekarang, rasanya ia ingin pulang ke Indonesia untuk menjaga keluarga kecilnya itu.

Afizal sudah beberapa kali meminta izin kepada---syekh Akbar---untuk meminta izin pulang, namun Syekh Akbar tidak mengijinkan Afizal untuk pulang ke Indonesia.

Afizal tau Alasan mengapa Syekh Akbar tidak mengijinkan dirinya pulang, karna banyaknya kesibukan di sana untuk mengajar.

Ia pasti khawatir akan keluarga kecilnya itu, Afizal terus menerus menanyakan kondisi Alifah serta Alisya, namun Alifah sama sekali tidak membalas pesan dari Afizal, Alifah juga tidak memberi kabar kepada Afizal, itulah yang membuat Afizal mengkhawatirkannya.

Keesokan harinya Afizal mencoba kembali untuk meminta izin pulang, meski dirinya sudah tahu itu mustahil.

Afizal merasa bersalah dan tidak berguna dalam rumah tangga, dirinya tidak bisa menjadi seorang kepala keluarga yang baik. Afizal merasa dirinya tidak berguna dalam hal apapun, menjaga keluarga kecilnya  saja tidak bisa.

Afizal tidak bisa berkutik, dirinya hanya bisa menyerahkan semuanya kepada Allah. Ia selalu berdo'a agar Alifah serta Alisya diberi keselamatan dan kesehatan.

Habib Syarif merasa kasihan kepada Afizal, ia mencoba membantu Afizal untuk meminta izin kepada Syekh Akbar untuk pulang. Habib Syarif tahu semuanya karena Afizal sering bercerita kepadanya, Habib Syarif menceritakan semuanya kepada syekh Akbar dan ini adalah jalan satu-satunya agar di perbolehkan pulang.

Sekarang Syekh Akbar manggut-manggut mengerti mengapa Afizal terus meminta izin untuk pulang.

Habib Syarif tersenyum lebar ketika Syekh Akbar mengijinkan Afizal pulang, ia segera menghampiri Afizal dan memberi tahu bahwa Afizal sudah diperbolehkan untuk pulang.

Mata Afizal berbinar seraya mengangguk kecil, Afizal sangat berterimakasih kepada habib Syarif yang sudah membantunya untuk pulang.

"Terimakasih." satu kata yang dilontarkan Afizal sebelum ia beranjak meninggalkan Habib Syarif.

Habib Syarif tersenyum kecil seraya mengangguk, "Sama-sama, Afizal."

Afizal segera memasukkan pakaiannya kedalam koper. dirinya memberi pesan kepada Alifah meski tahu tidak akan dibalas.

•••

Pak Dosen.

-Saya pulang.

Alifah tersenyum kecil melihat pesan dari Afizal, ia menaruh kembali ponselnya. Alifah berjalan menuju dapur, langkahnya terhenti kala melihat orang tua Afizal yang sedang berbincang bersama Syifa di ruang tamu.

Alifah memutuskan untuk ikut duduk karena menurut dirinya kalau ia berjalan menuju dapur tanpa permisi itu tidak sopan, apalagi mereka di atas kita umurnya.

"Afizal sekarang pulang, Alifah.." ucap Putri kala melihat menantunya duduk di sebelahnya.

"iya, umi." jawab Alifah tersenyum hambar.

"Jangan melamun ya, nak?" ucap Rival.

Alifah mengangguk kecil seraya pamit untuk ke dapur, tujuan awalnya keluar kamar.

•••

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu itu kembali terdengar. Dika berjalan jongkok dengan sangat perlahan agar tidak ketahuan, saat Dika membuka pintu ia membelalak matanya melihat siapa yang datang.

Sebelumnya Dika sempat berpikir biasanya suara ketukan pintu itu terdengar tengah malam, tapi kok baru pukul 20.00 sudah terdengar suara ketukan pintu. Seseorang yang mengetuk pintu tersebut ialah Afizal Latief.

Afizal sempat terkejut dengan wajah Dika yang tiba-tiba di depan mata,

"Assalamu'alaikum.."  salam Afizal kala dipersilahkan masuk oleh Dika.

"Wa'alaikumussalam.."

Syifa yang mendengar suara Afizal dari ruang tamu ia berjalan menghampiri Afizal, Afizal tersenyum simpul seraya mengecup punggung tangan Syifa.

"Alifah, mana bun?" Afizal bertanya.

"Baru datang udah nanyain Alifah, di kamar." jawab Syifa terkekeh kecil.

Afizal pamit untuk masuk ke dalam kamar, terlihat Alifah tengah tertidur dengan ranjang Alisya yang berada di samping ranjang Alifah. Afizal tersenyum simpul melihat Alifah betapa pulasnya ia tertidur. Mungkin karna lelah? Afizal membereskan pakaiannya ke dalam lemari Alifah.

Alifah terbangun karena merasa ada suara grasak-grusuk di dalam kamarnya, ia merasa terganggu. Alifah tersenyum kecil melihat Afizal yang sedang membereskan pakaiannya ke dalam lemari.

Setelah selesai membereskan pakaiannya Afizal berjalan menghampiri Alifah, ia mengelus punggung tangan Alifah dan meminta maaf kepadanya.

"Maaf.." lirih Afizal.

"Gapapa.." ucap Alifah tersenyum hambar menatap suaminya.

Afizal memang sudah tahu semua yang sedang terjadi kepada istrinya, Alifah sama sekali tidak memberitahu kepada Afizal bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja, itupun Syifa yang memberitahu Afizal.

"Iya, maaf ya? Kita bisa bebas dari ini semua ya? bismillah.." ucap Afizal mengecup kening Alifah cukup lama.

Alifah mengangguk ragu. Ia hanya bisa meminta perlindungan serta pertolongan kepada yang maha kuasa, selebihnya ia tidak bisa melakukan apa-apa.

Afizal menatap istrinya dan berganti menatap Alisya yang tengah tertidur di ranjangnya.

"Berikanlah perlindungan kepada istri serta anak hamba, ya Rab.." ucap Afizal membatin.

•••

SEKIAN TERIMA VOTE 😻💅🏻

Follow akun instagram author: wp.aydya_11


HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang