Hai Assalamu'alaikum
Jangan lupa follow akun wp { aydya_11 } dan janlup jga follow akun Instagram saya { wp.aydya_11 }
Bismillahirrahmanirrahim•••
Setelah berlama-lama Afizal menghabiskan harinya di rumah sakit, kini Afizal sudah diperbolehkan untuk pulang karena kondisi nya sudah membaik.
Alifah dibantu oleh umi Putri dan Bunda Syifa untuk membereskan pakaian serta barang-barang yang mereka bawa ke rumah sakit.
Nafiza kembali ke pesantren karena waktu libur nya telah habis, ia sudah meminta izin kepada pihak pesantren namun pihak pesantren tidak mengijinkan nya, karena semenjak musibah tersebut Nafiza menjadi banyak izin dari pesantren.
Telah sampai di rumah, Afizal berjalan di tuntun Alifah untuk duduk di sofa ruang tamu. Abi Rival, Umi Putri serta Bunda Syifa pamit untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Kini hanya tersisa Afizal serta Alifah yang keduanya saling menatap, Afizal berdehem singkat dan memalingkan wajahnya.
"A-aku ke atas dulu." ucap Alifah sebelum melenggang pergi meninggalkan Afizal yang hanya terdiam.
"Hm." jawab Afizal singkat.
Afizal memegang dadanya yang berdetak sangat kencang, "Ya Allah.."
Sedangkan di sisi lain Alifah menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, "Ya Allah malu.."
"Kenapa bisa sih kelamaan natap dia? Tapi kalo dilihat-lihat ganteng juga." celutuk Alifah melompat-lompat kegirangan.
"Ya Allah Alifah baru sadar kalo Alifah punya suami ganteng!" pekik Alifah kegirangan. Entah setan apa yang merasuki dirinya.
Afizal tersentak dengan pekikan Alifah dari lantai atas, "Jangan teriak! Suara perempuan adalah aurat!!" teriak Afizal mengingatkan Alifah.
"Eh? Astaghfirullah.." ucap Alifah kala mendengar teriakan dari Afizal yang mengingatkan nya bahwa suara perempuan itu adalah aurat.
°°°°
Beberapa hari berlalu Alifah melamun seraya mengaduk sup ayam buatannya, Afizal menghampiri Alifah yang sedang berada di dapur membuat makanan.
Afizal mengerutkan dahinya kala melihat istrinya sedang melamun seraya mengaduk sup.
"Jangan melamun!"
Afizal membuyarkan lamunan Alifah, Alifah menoleh ke arah Afizal seraya mematikan kompor. Ia menyiapkan makanan dan setelah selesai ia membawa makanan tersebut ke meja makan yang dimana sudah ada Afizal tengah duduk santai di kursi meja makan.
"Jangan melamun, gak baik." ucap Afizal saat Alifah duduk di kursi hadapannya.
Alifah mengangguk kecil, ia berniat akan menanyakan sesuatu namun ia kembali mengurungkan niatnya. Afizal tahu betul dari air wajah Alifah yang terlihat seperti ingin menanyakan sesuatu.
"Jika ada yang ingin ditanyakan, tanyakan saja." ucap Afizal kembali melahap makanan buatan istrinya, Alifah.
Alifah menelan seliva nya, "K-kamu suka bayi?" Alifah bertanya. Mengapa ia menanyakan hal tersebut, karena sewaktu itu Aisyah kembali menjenguk Afizal dengan membawa keluarga kecil nya.
Sewaktu itu Afizal sangat senang kala menggendong bayi yaitu anak Aisyah, Afizal juga sempat melirik Alifah.
Afizal menaikkan sebelah alisnya, "Bukannya kamu yang suka?"
Alifah mengangguk ragu, "Iya, tapi gak bisa gendong." memang betul apa adanya, waktu itu Alifah tidak jadi menggendong anak Aisyah karena dirinya takut anak Aisyah kenapa-kenapa. Jadilah yang menggendong anak Aisyah adalah Afizal, itupun dirinya yang meminta.
"Nanti belajar sama umi atau bunda." jawab Afizal kembali melahap makanan buatan Alifah yang masih tersisa sedikit.
"Iya deh. Tapi Alifah pengen punya bayi soalnya Alifah suka wangi bayi."
Afizal mengangguk, kini ia mengerti apa yang dimaksud istrinya itu. "Memang nya kamu sudah siap?"
Alifah mengangguk ragu membuat Afizal melebarkan senyumnya, namun sebelum itu Afizal memastikan terlebih dahulu apakah Alifah benar-benar sudah siap?
"Beneran sudah siap?"
Alifah kembali mengangguk. "Yasudah kamu duluan ke atas." ucap Afizal yang mendapati anggukan dari Alifah.
Setelah Alifah enyah dari hadapan Afizal, "Alhamdulillah, buka puasa.."
°°°
Keesokan harinya, Alifah berjalan seperti biasa menuju dapur untuk memasak makanan. Afizal menyusul Alifah dan duduk santai di kursi meja makan seraya menatap fokus istrinya.
"Masih sakit?" Afizal bertanya.
Alifah menggeleng kuat, "Gak! Udah lah jangan bahas itu lagi.." mohon Alifah, pasal nya jika membahas yang semalam dirinya merasa malu.
Afizal terkekeh kecil, "Iya, maaf ya?"
"Ngapain minta maaf?" Alifah kembali bersahut.
"Waktu malam."
"Hm."
Alifah menghampiri Afizal dengan membawa serapan untuk dirinya dan Afizal, ia hanya membuat nasi goreng untuk serapan kali ini.
Alifah akan melahap nasi goreng tersebut namun terhalang oleh Afizal, "Bismillahirrahmanirrahim." sindir Afizal.
Alifah menggaruk tengkuknya, ia lupa untuk membaca basmalah sebelum makan. "Bismillahirrahmanirrahim." ucapnya.
Kini Alifah serta Afizal tengah melahap nasi goreng tersebut tanpa membuka suara. Alifah selesai terlebih dahulu menghabiskan serapannya, ia menunggu Afizal menyelesaikan makanannya.
"Kenapa?" Afizal bertanya.
"Gapapa. Lagi nunggu piring."
Afizal manggut-manggut, "Duluan saja, nanti biar sama saya." Alifah mengangguk dan melenggang pergi meninggalkan Afizal.
Setelah menyelesaikan serapannya Afizal menghampiri Alifah dan memberikan piring kotor kepada Alifah, ia melingkarkan tangannya di pinggang ramping Alifah.
Alifah tersentak dengan perlakuan Afizal, pipinya memerah seperti kepiting rebus. Afizal mengecup singkat pipi Alifah.
Sedangkan sang pelaku tertawa ringan dengan ekspresi sang korban yang hanya diam.
•••
Terlalu pendek? Maaf..
SEKIAN TERIMA VOTE 😻💅🏻
Follow akun instagram author: wp.aydya_11
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAHKU [END]
Teen FictionHIJRAHKU by aydya_11 FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗ Kisah seorang gadis yang bertaubat lalu mendapatkan jodoh seorang dosen Egypt. Untuk perjalanan hijrah ada di chapter 1,2,3, chapter 4 dan seterusnya perjalanan hidup mereka. Baca yuk jangan lupa Vote...