Bismillahirrahmanirrahim
•••
Setelah menjelang 40 hari anaknya Alifah, ia bersama Afizal memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Sesampainya di bandara internasional Jakarta,
Mereka langsung di sambut oleh bunda Syifa, umi Putri, Nafiza, dan abi Rival.Nafiza dinyatakan lulus dari pondoknya dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di universitas Al-Azhar Kairo Mesir sama seperti kakak iparnya, Alifah.
"Alhamdulillah.. Selamat sampai tujuan." ucap Rival kala melihat Afizal serta Alifah berjalan ke arahnya.
Alifah menghampiri Syifa seraya menggendong anaknya, Alisya. Ia mengecup punggung tangan Syifa, Putri, dan Rival. Begitupun dengan Afizal yang mengecup punggung tangan Syifa, Putri, dan Rival.
Nafiza mengecup punggung tangan Alifah serta Afizal, ia menatap gemas ke arah bayi yang berada di gendongan Alifah.
Nafiza mengecup singkat dahi bayi tersebut, "Lucu.. MasyaaAllah.." gemas Nafiza memainkan pipi Alisya.
Syifa menghampiri Alifah seraya memberi kode agar dirinya bisa menggendong cucu pertamanya. "MasyaaAllah cantik banget.. Cucunya siapa ini!" ucap Syifa tidak kala gemas dengan Nafiza.
"Cucu akulah!" Putri menjawab perkataan Syifa dan berjalan menghampiri Syifa untuk melihat cucunya.
"Yey! Akhirnya aku punya keponakan.." ucap Nafiza kegirangan.
"Mana cantik banget kayak aku!" lanjut Nafiza dengan pede nya.
"Pret.." celutuk Afizal menirukan suara bom eh kentut.
"Ch! Apasih bang!" ucap Nafiza kesal.
Alifah terkekeh dengan interaksi kedua adik kakak tersebut, ia hanya bernafas lega karena telah selamat sampai tujuan.
"Udah udah! Mari pulang.." ajak Rival yang mendapati anggukan dari mereka.
Sesampainya di rumah Alifah serta Afizal, tiba-tiba saja Alisya menangis mungkin karena lapar.
"Lapar kayaknya." saut Putri yang mendapat anggukan dari Alifah.
Alifah pamit untuk menaiki anak tangga memasuki kamarnya, ia akan memberikan asi kepada anaknya, Alisya.
"Cie! Ada yang sudah jadi Abi nih!" ucap Rival menyenggol lengan anaknya yang kini tengah duduk di sebelah nya.
"Namanya siapa bang?" Nafiza bertanya.
"Ch! ketinggalan zaman!" cibir Afizal.
Nafiza memutar bola matanya malas mendengar jawaban dari kakaknya tersebut. "Umi.. Namanya si--"
"Alisya Misha Azarine!" ucap Afizal memotong ucapan Nafiza.
Nafiza manggut-manggut seraya membuka mulutnya "OH!"
°°°°°
Pukul 00.00
Alifah terbangun oleh tangisan anaknya yang sangat berisik. Ia menghampiri anaknya seraya mengucek matanya.
Alifah menggendong Alisya, "Kenapa sayang? kamu laper nak?" Alifah bertanya.
Alifah memberikan Alisya asi, dan tidak lama kemudian Alisya kembali tertidur pulas. Ia kembali menaruh kembali anaknya di kasur bayi yang Afizal beli sewaktu di Kairo.
Alifah mengambil benda pipih miliknya dan melihat pukul berapa sekarang, "Pukul 12 malam.." cicit Alifah sembari menguap dengan tangan yang menutupi mulutnya.
Alifah memutuskan untuk kembali menutup matanya, tidur.
Pukul 02.30
Afizal keluar dari kamar mandi dan berjalan menghampiri Alifah untuk membangunkan Alifah sholat Tahajud. "Sholat Tahajud, ya Zaujati.." ucap Afizal begitu lembut.
Afizal membangunkan Alifah seraya menepuk pelan pipi Alifah. Alifah terbangun ia terdiam sejenak mengumpulkan nyawanya, ia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka seraya mengambil wudhu.
Setelah melaksanakan sholat tahajjud Afizal melihat ke arah ranjang Alisya, "Waktu malam Alisya nangis?" Afizal bertanya.
Alifah menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Afizal beranjak menghampiri kasur bayi Alisya, mata Afizal berbinar kala melihat anaknya yang sudah bangun. "Wah! sudah bangun ternyata.."
Alifah membelalak matanya terkejut,
"Hah?! udah bangun?" Alifah bertanya.Afizal mengangguk dan membawa Alisya ke gendongannya, ia menghampiri Alifah dan mendaratkan bokongnya di depan Alifah.
"Ya Allah.. masih setengah tiga loh sayang.." ucap Alifah mengelus pipi Alisya yang berada di gendongan Afizal.
Afizal membelalak matanya mendengar panggilan anaknya yang di berikan Alifah 'Sayang'. Ini sungguh tidak adil, masa anaknya di panggil 'Sayang' suaminya di panggil 'Pak dosen' sungguh tidak adil.
"Ch! giliran Alisya di panggil sayang!" gumam Afizal yang untungnya tidak terdengar oleh Alifah.
Alifah mengerutkan dahinya kala melihat bibir Afizal komat kamit, "Pak dosen bilang sesuatu?" Alifah bertanya.
Afizal melirik tajam ke arah Alifah dan kembali menatap anaknya, "Tidak!" desis Afizal sungguh iri kepada anaknya. Bombastic side eye😔☝🏻
Alifah menggaruk kepalanya hingga membuat mukena Alifah sedikit ke belakang dan kembali membenarkan mukena nya.
•••
SEKIAN TERIMA VOTE 😻💅🏻
Follow akun instagram author: wp.aydya_11
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAHKU [END]
Teen FictionHIJRAHKU by aydya_11 FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗ Kisah seorang gadis yang bertaubat lalu mendapatkan jodoh seorang dosen Egypt. Untuk perjalanan hijrah ada di chapter 1,2,3, chapter 4 dan seterusnya perjalanan hidup mereka. Baca yuk jangan lupa Vote...