"Siang nanti bapak sudah di perbolehkan untuk pulang." ucap dokter lelaki, dokter lelaki tersebut pamit dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan papah Danis.
"Alhamdulillah, abang boleh pulang.." ucap Dita tersenyum kepada papah Danis.
Papah Danis mengangguk, "Siapkan barang barang Dita." suruh papah Danis yang di angguki Dita.
Tok.. Tok..
Dita melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan papah Danis, "Siapa Dita?" tanya papah Danis penasaran.
"Assalamu'alaikum." salam itu berasal dari Alifah setelah dirinya di persilahkan masuk.
Danis tersenyum simpul, "Wa'alaikumussalam.." Alifah, Afizal dan Alisya mengecup punggung tangan Danis sedangkan bunda Syifa menyatukan kembali kedua tangannya karena dirinya dengan papah Danis belum halal atau sah.
"Alhamdulillah nanti siang bang Danis boleh pulang." ucap Dita membuat semua orang yang berada di ruangan tersebut mengucap hamdalah.
"Kakek." panggil Alisya kepada papah Danis.
papah Danis menaikkan satu alisnya, "Ya?" ucap Danis.
"Lisya mau punya adek."
Papah Danis terkekeh dengan gaya bicara Alisya, "Oh ya?"
Alisya mengangguk semangat, "Masa enggak kelihatan sih kakek, padahal perut umma udah buncit."
Papah Danis melihat ke arah Alifah dan benar saja apa yang di katakan cucunya, perut Alifah buncit. Ia tidak sadar dan baru sadar saat cucunya bicara sekarang.
"Loh iya kakek baru sadar, Alisya.." ucap Danis terkekeh.
Alisya berdecak sebal, "Ish kakek gimana sih?"
"Alisya.." Panggil Dita kepada Alisya.
Saat namanya di sebut Alisya menoleh ke sumber suara.
Dita menyuruh Alisya untuk menghampirinya, Alisya mengangguk lalu berjalan menghampiri Dita.
"Budhe punya coklat nih.." Dita memberikan coklat tersebut kepada Alisya, Alisya menerima coklat tersebut dan tidak lupa mengucap terima kasih.
"Loh bentar..." ucap Alifah menekuk wajahnya, "Budhe?"
Dita terkekeh, "Iya dong kan budhe masih muda jadi nggak pantas kalau di bilang nenek." ucapnya panjang lebar.
"Oh.."
°°°
Afizal, Alifah, Alisya dan bunda Syifa sedang berada di perjalanan pulang. Alifah mengernyit heran melihat bunda Syifa yang sedang duduk di kursi belakang bersama Alisya, sedang senyum-senyum sendiri.
Alifah memberanikan diri untuk bertanya, "Bunda kenapa?"
Ucapan Alifah membuyarkan lamunan Bunda Syifa "Eh.. nggak papa kok." elak bunda Syifa tersenyum kikuk.
Alifah hanya mengangguk dan tidak lama setelahnya Alifah tersenyum jahil, "Bunda lagi kasmaran ya?" tanya Alifah secara tiba tiba membuat sang empu tersenyum malu.
"Nggak kok." elak bunda Syifa.
"Nenek lagi kasmaran.." celutuk Alisya berada di sebelah Bunda Syifa.
Sontak Bunda Syifa membulatkan matanya, "Heh nggak ya?!"
"Udah nek jujur aja.. orang dari tadi nenek senyum senyum sendiri." ceplos Alisya tanpa dosa.
Afizal yang menyimak sedari tadi hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Alisya mending kamu diam, nanti coklatnya nenek ambil nangis.." ucap Bunda Syifa mengancam cucu nya.
"Nenek mau coklat? nih Alisya kasih." celutuk Alisya memberikan coklat tersebut kepada bunda Syifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAHKU [END]
Teen FictionHIJRAHKU by aydya_11 FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗ Kisah seorang gadis yang bertaubat lalu mendapatkan jodoh seorang dosen Egypt. Untuk perjalanan hijrah ada di chapter 1,2,3, chapter 4 dan seterusnya perjalanan hidup mereka. Baca yuk jangan lupa Vote...