3 Bukti..

1.5K 119 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim..

Happy Reading..

•••

Bersabarlah, Allah memberikan ujian kepada hambanya karna Allah tahu kamu bisa menjalaninya.
-Afizal Latief

°°°
Malam ini Afizal memutuskan untuk menemani Dika untuk menunggu seseorang yang meneror istrinya.

Afizal tengah berpikir, sepertinya dirinya melupakan sesuatu. Ah iya, dirinya baru ingat kalau dirinya sebelum ke Indonesia membeli kamera kecil untuk mengawasi siapa pelaku tersebut.

Afizal pamit untuk masuk ke dalam kamar terlebih dahulu untuk mengambil kamera yang ia maksud. Setelah mendapatkan kamera tersebut, Afizal kembali menghampiri Dika.

Afizal menaruh kamera kecil tersebut di meja membuat Dika mengerutkan dahinya, "Itu apa, Afizal?" Dika bertanya.

Afizal menatap kamera tersebut dan beralih menatap pamannya, Dika.

"Kamera." Dika menganggukkan kepalanya mengerti.

"Saya punya ide. Ini kamera kita taro di depan pojok atas dekat pintu dan nanti kalau sudah terlihat siapa pelakunya, kita bisa jadiin kamera ini sebagai bukti." ucap Afizal menjelaskan panjang lebar.

Dika menganggukkan kepalanya mengerti seraya menepuk pundak Afizal, keponakan nya tidak salah dalam memilih suami.

"Saya setuju." saut Dika.

"Saya juga dapat satu pasang sepatu boots." Dika beranjak mengambil sepatu hasil jebakannya kemarin.

Dika menaruh satu pasang sepatu tersebut di meja bersebelahan dengan kamera milik Afizal.

"Sepatu ini juga bisa menjadi bukti dan bisa di cari tahu siapa pemilik dari sepatu ini." ucap Dika.

Afizal mengangguk mantap, "Yasudah, saya akan pasang kamera ini dulu." ucap Afizal pamit untuk memasang kamera.

"Saya bantu." Afizal mengangguk.

Dika mengambil kursi untuk Afizal memasang kamera itu di atas pojok dekat pintu, Afizal menaiki kursi tersebut dan memasang kamera kecil tersebut serapih mungkin agar tidak ketahuan.

Setelah selesai memasang kamera, ia kembali turun dari kursi seraya tersenyum simpul menatap Dika.

"Sudah, kita tinggal tunggu saja." Dika mengangguk mantap.

-

Kini Afizal berada di kamarnya seraya menyiapkan ponsel miliknya di pojok jendela sebagai bukti ketiga.

Sedangkan Dika tengah duduk santai di sofa ruang tamu Syifa seraya meminum kopi.

Afizal menekan tombol video di ponsel miliknya, ia menghela nafas lega seraya menutup kembali gorden dan membiarkan ponselnya berada di di jendela.

Tok! Tok! Tok!

Afizal tersentak kaget mendengar ketukan pintu yang dimaksud Syifa serta Dika, ia berlari menghampiri Dika yang tengah celingak-celinguk di ambang pintu.

Afizal mengerutkan dahinya kala melihat sebuah kotak yang berada di depan pintu, ia mengambil kotak tersebut seraya membuka kotak itu.

HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang