One Year

2K 144 0
                                    

Tugasnya menjadi kepala
keluarga ialah menjaga dan membahagiakannya.
-Afizal Latief

°°°°


Beberapa bulan telah berlalu, kini Afizal ingin membawa Alifah ke sebuah negara yang pertama kali mereka bertemu. "Alifah.." panggil Afizal dengan suara beratnya.

Alifah menoleh seraya mengerutkan dahinya, "Kenapa?" Alifah bertanya.

"Masukkan baju kamu ke dalam koper ya?" ucap Afizal tanpa memberitahu Alifah bahwa dirinya akan mengajak Alifah ke suatu tempat.

Alifah semakin mengerutkan dahinya, "Emangnya mau kemana pak dosen?" Alifah kembali bertanya.

Afizal tersenyum simpul seraya mengelus pucuk kepala Alifah, "Nurut ya?"

Alifah semakin di buat bingung oleh suaminya itu pada akhirnya dirinya hanya mengangguk sebagai jawaban.

°°°

Tidak lama kemudian Afizal kembali menghampiri Alifah yang tengah memasukkan pakaiannya serta  ke dalam koper. "Udah?" Afizal bertanya.

Alifah mengangguk "Udah." jawab Alifah tersenyum kecil.

"Memangnya mau kemana, pak dosen?" tanya Alifah seraya menatap Afizal.

Afizal mengelus lembut pucuk kepala Alifah, "Ada deh..."

Alifah mengerutkan dahinya, ia penasaran dengan Afizal yang akan membawanya entah kemana.

"Nanti sore jam 16.20 kita berangkat."

Alifah membelalak matanya mendengar perkataan Afizal yang sangat mendadak tersebut. "Berangkat kemana?!" tanya Alifah menatap lekat mata suaminya.

"Ke suatu tempat.." ucap Afizal mendaratkan bokongnya di sebelah Alifah.

Alifah memutar bola matanya malas, "Kemana, pak dosen.." ucap Alifah kesal.

Afizal terkekeh kecil melihat wajah istrinya yang sangat menggemaskan itu, "Egypt."

Alifah membelalak matanya mendengar jawaban dari suaminya tersebut, ia menatap suaminya dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

"Dalam rangka?" tanya Alifah tidak bisa menahan senyumnya. Jujur ia sangat merindukan negara tersebut yang dimana ada kenangan tersendiri bagi keduanya.

Dari awal mereka bertemu perihal tasbih, terlambat masuk kampus, ice cream dan banyak lagi kenangan yang berada di negara tersebut.

"Happy one year of our marriage!" ucap Afizal tersenyum manis menatap istrinya yang hanya diam seraya menatapnya.

Alifah terdiam sejenak mengingat sesuatu ia membelalak matanya, dirinya benar-benar lupa dan tidak ingat bahwa hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi dirinya.

"Lupa, maaf.." Alifah menunduk seraya memainkan jarinya.

Afizal mengangguk dan mendongakkan wajah Alifah agar menatapnya. Ia mengecup kening Alifah cukup lama dan membawa Alifah ke dalam dekapannya.

°°°°°

Dalam perjalanan menuju bandara kini Alifah tengah fokus memainkan ponselnya dengan raut wajah khawatir hingga membuat Afizal mengerutkan dahinya.

"Ada apa?" Afizal bertanya.

Alifah menoleh, "Pak dosen udah kabarin bunda?" tanya Alifah. Definisi bertanya di jawab pertanyaan.

Afizal mengangguk mantap seraya menatap Alifah. Kini Alifah dengan Afizal sedang berada di dalam taksi yang Afizal pesan, jika dirinya membawa mobilnya sendiri nanti siapa yang akan membawa mobilnya untuk kembali dibawa ke rumah.


"Umi, abi udah di kabarin, pak dosen?" Lagi-lagi Afizal mengangguk menjawab pertanyaan Alifah.

Alifah menghela nafas lega setelah bunda nya sudah di beri tahu bahwa dirinya akan keluar negeri. Ia selalu memberitahu bundanya jika akan berpergian ke suatu tempat meski tempat itu tidak jauh.

Kini Afizal serta Alifah sudah duduk santai di kursi pesawat, pesawat yang mereka naik akan segara take off.

Alifah menyenderkan kepalanya di kepala kursi pesawat, rasanya ia ingin menutup matanya sebentar karena dirinya sangat mengantuk.

Setelah beberapa menit Alifah sudah tertidur pulas, tanpa Alifah sadari sedari tadi Afizal tengah memperhatikan dirinya. Ia tersenyum kecil seraya mengecup singkat kening Alifah.

"Tidur yang nyenyak, Zaujati.." cicit Afizal membawa kepala Alifah ke bahunya. nyindir eh nyender..

Sesampainya di bandara internasional Egypt, Afizal kembali memesan taksi untuk mengantarkan dirinya serta Alifah di kota yang dimana pertama kali mereka bertemu.

Alifah menatap rumah sederhana yang asing baginya, sepertinya dulu dirinya tidak tinggal di kawasan itu bersama Aisyah.

Rumah tersebut adalah yang dimana selama Afizal mengajar di sini rumah itulah yang menjadi tempat tinggalnya. Afizal melirik kepada Alifah yang hanya menatap rumahnya tersebut.

Afizal terkekeh kecil seraya mengelus pucuk kepala Alifah, "Selama saya mengajar di sini, ini tempat tinggal saya."

Alifah menganggukkan kepalanya mengerti seraya membulatkan mulutnya, "Oh.."

Afizal berjalan mendekat ke arah pintu rumah tersebut, ia mengambil kunci dari saku jubahnya dan membuka pintu rumah tersebut.

"Assalamu'alaikum.." salam Afizal kala memasuki rumah tersebut.

Alifah diam mematung hingga membuat Afizal menoleh seraya mengerutkan dahinya.

"Ayok masuk." ucap Afizal.

"E-eh iya.." jawab Alifah menyusul Afizal memasuki rumah tersebut.

•••

Terlalu pendek ya? Maaf..

SEKIAN TERIMA VOTE 😻💅🏻


Follow akun instagram author: wp.aydya_11


HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang