Isi surat..

1.4K 114 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim..

Happy Reading...

•••


Afizal tengah berpikir, ia ingin memberitahu istrinya pasal ketiga bukti kemarin namun, Syifa serta Dika melarang dirinya untuk memberitahu Alifah.

Afizal akhirnya memilih menurut untuk tidak memberitahu Alifah, karena dirinya juga takut kepikiran pasal ini oleh istrinya, yang ada nanti malah tambah parah.

Afizal menghampiri Alifah yang tengah memainkan ponselnya, Alifah sudah tidak melamun lagi semenjak kedatangan Afizal.

Afizal selalu memberi motivasi maupun quotes kepada istrinya agar lebih kuat dan bisa menjalani ujian ini.

"Kata paman Dika setiap malam kamu sering dapat surat?" Afizal bertanya. Ia mendaratkan bokongnya di sebelah Alifah.

Alifah menoleh seraya mengangguk mantap, ia menaruh ponselnya di meja nakas dan mengambil sebuah kotak yang dirinya simpan di dalam nakas.

Alifah memberikan kotak tersebut kepada Afizal, "Semua suratnya ada di sini." ucap Alifah tersenyum kecil.

Afizal membuka kotak tersebut dan memang benar apa kata istrinya di dalam nya banyak selembar kertas yang di lapisi amplop rusak.

Afizal membaca satu persatu isi daripada surat tersebut, kini dirinya tahu kenapa Alifah sebelum dirinya kembali ke Indonesia sangat aksbsjaj tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Cewek murahan!"

"Tidak tahu diri!"

"Tidak tahu malu!"

"Pelakor!"

Afizal menatap Alifah yang tengah menatapnya dengan senyuman manisnya, ia beralih kembali membaca surat tersebut.

"Mikir lo itu cuman selingkuhan Afizal!"

Deg!

Hati Afizal sangat sakit membaca isi surat di atas, mungkin ini yang membuat Alifah sangat akzhakja.

Afizal menutup kembali kotak tersebut dan menyimpan nya kembali ke semula.

"Kamu pasti belum tahu ini.." ucap Afizal menjeda perkataan nya.

Alifah mengerutkan dahinya, ia takut Afizal akan mengatakan yang sebenarnya setelah membaca surat itu.

"A-apa?"

"Saya hanya menikah satu kali seumur hidup. Dan cinta saya hanya untuk kamu Alifah.."

"Saya mulai mencintaimu dirimu semenjak kita bertemu, saya mencintaimu karena Allah dan tidak mungkin saya menduakan kamu.."

"Tolong ingat ini. Cinta saya hanya untuk kamu. Untuk kamu! Alifah Misha Fauza.."

Alifah meneteskan air matanya mendengar perkataan dari mulut Afizal langsung, dirinya sangat terharu dengan perkataan Afizal.

Alifah menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik suaminya, "Alifah tau.. Pasti pak dosen gak bakal duakan Alifah.." lirih Alifah.

"Alifah kehilangan semangat hidup semenjak kejadian teror itu.. Tapi entah kenapa semenjak pak dosen kembali ke Indonesia, Alifah menjadi sangat tenang dan semangat hidup Alifah kembali.." lanjut Alifah dengan isak tangis yang keluar dari mulutnya.

Afizal mendongakkan kepala Alifah agar menatapnya,

"Jangan panggil saya pak dosen lagi ya? Tidak romantis.." celutuk Afizal sedikit kesal dengan istrinya yang terus saja memanggil nya dengan sebutan itu.

Alifah menatap Afizal yang kini tengah mengusap air matanya, senyum terbit di bibir Alifah.

"Pak dosen.." ucap Alifah menatap Afizal seraya tersenyum simpul hingga membuat matanya menyipit.

Afizal mendecak sebal, "Ch, ganti.. mas atau apa gitu.."

Alifah terkekeh membuat Afizal menatap nya heran, "Kenapa?" Afizal bertanya.

"Alifah maunya panggil pak dosen gimana?" celutuk Alifah berniat mengerjai suaminya.

"Jangan.." lirih Afizal.

"Mas.." cicit Alifah langsung memposisikan tubuhnya tertidur dan di tutup oleh selimut.

Mata Afizal berbinar, "Coba ulang?" pinta Afizal.

"Pak dosen!" celutuk Alifah membuat Afizal kesal kepadanya.

Afizal menggelitik badan Alifah membuat Alifah tertawa lepas, "Mas!" ucap Alifah langsung membuat Afizal berhenti menggelitiki dirinya.

Afizal mengecup kening Alifah cukup lama, "Bau jigong!" sarkas Alifah menjauhkan wajah Alifah dari dahinya.

Afizal terkekeh seraya ikut masuk ke dalam selimut.

°°°°

Beberapa hari berlalu, Afizal masih belum mendapat kabar dari pihak kepolisian bahwa pelaku sudah tertangkap.

Tetapi Afizal tidak begitu memikirkan hal itu. Ia menghampiri Alifah yang tengah menyembunyikan badannya menggunakan selimut.

Afizal mengerutkan dahinya seraya membuka sedikit selimut yang menutupi wajah cantik istrinya.

Afizal melihat bibir Alifah yang sangat pucat, ia menempelkan punggung tangannya di dahi Alifah.

"Ya Allah.. kamu demam?" tanya Afizal yang tidak mendapat sahutan dari Alifah.

Afizal beranjak berjalan menuju dapur untuk membuat bubur, ia kembali memasuki kamar Alifah dengan membawa bubur serta obat dan air minum.

"Makan dulu.." ucap Afizal membantu Alifah untuk duduk.

Afizal menyuapi Alifah dengan sangat telaten, habis sudah bubur buatan Afizal kini Alifah meminum obat.

"Sekarang tidur.." ucap Afizal kembali membantu istrinya untuk merebahkan tubuh istrinya.


Beberapa menit setelahnya, Afizal berjalan keluar kamar meninggalkan Alifah yang sudah tertidur pulas, Afizal berjalan mendekati Syifa yang sedang berada di ruang keluarga.

Syifa menonton serial tv kartun, Afizal menggaruk pelipisnya yang tidak gatal karena melihat Syifa yang sedang duduk anteng sembari menonton TV, setelah Afizal mendekati Syifa dan duduk di sebelahnya.

Afizal menoleh ke arah Syifa, ia sedikit kaget dengan orang di depannya.

"Loh?"

•••

SEKIAN TERIMA VOTE 😻💅🏻


Follow akun instagram author: wp.aydya_11


HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang