Saksi

1.1K 93 0
                                    


Afizal, Alifah serta Alisya pindah ke rumah mereka, yang dimana rumah tersebut menjadi saksi Alifah kala dirinya di teror seseorang.

Awalnya Alifah menolak ajakan Afizal, ia tidak mau pindah ke rumahnya dengan Afizal, tapi mau gimana lagi?

Kala sudah berada di depan pintu rumahnya, Afizal melihat kotak yang sudah terbuka dan rusak. Sedangkan badan Alifah bergetar hebat melihat kotak tersebut.

Afizal mengambil kotak tersebut dan di dalam kotak tersebut masih ada beberapa silet dan kecoa yang sudah membusuk.

Tidak sengaja Afizal meneteskan air matanya, begitu kuat istrinya menghadapi ini.

Badan Alifah bergetar, sampai Alisya yang berada di gendongan Alifah ikut bergetar dan kebingungan.

Afizal membuang kotak tersebut ke tong sampah yang berada di depan rumahnya.

Afizal membuka pintu rumahnya dan menarik koper yang ia bawa untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Ayok masuk, Zaujati.." ucap Afizal menyuruh istrinya untuk masuk.

"Assalamu'alaikum." salam mereka berdua.

Afizal membelalak matanya melihat keadaan rumahnya, sangat kotor, banyak debu, bantal sofa yang berhamburan.

Afizal menutup pintu rumahnya dan berjalan menuju kamarnya dengan Alifah yang mengikutinya dari belakang.

Saat Afizal ingin membuka pintu kamarnya Alifah melarang Afizal dan menghalanginya.

"Jangan di buka." ucap Alifah sembari menggendong Alisya.

Afizal mendekati Alifah, "Kenapa hm?" ucapnya mengelus kepala Alifah yang terbalut jilbab.

Alifah menyengir kuda, "Pakaiannya berantakan." celutuk Alifah membuat Afizal terkekeh.

"Minggir ya?"

Alifah menurut dan membiarkan suaminya membuka pintu kamarnya, dan benar apa kata Alifah, banyak pakaian Alifah serta Alisya yang berhamburan.

Afizal tidak marah melainkan tertawa melihat pakaiannya istrinya serta anaknya yang berhamburan, di tambah lagi dengan ekspresi istrinya yang kesal saat Afizal tertawa.

-

"Alhamdulillah selesai.." ucap Afizal setelah membantu istrinya membersihkan rumah.

Alifah membersihkan dapur, kamarnya dan kamar Alisya, sedangkan Afizal menyapu dan mengepel.

Sebenarnya Afizal tidak menyuruh Alifah untuk membersihkan rumah namun Alifah yang memaksa.

"Zaujati!" panggil Afizal kepada Alifah yang berada di dapur.

"Apa?" ucap Alifah berdiri di samping Afizal, sedangkan Afizal tengah bersandar di sofa dengan mata terpejam.

Afizal menepuk-nepuk sofa yang berada di pinggirnya. Alifah menurut, ia mendaratkan bokongnya di sofa yang Afizal tepuk, lebih tepatnya duduk di samping Afizal.

Afizal memeluk Alifah dari samping, "Peluk balik dong.." rengeknya.

"Ututu manjanya melebihi Lisya.." ucap Alifah membalas pelukan Afizal.

"Bobo di sini."

"Sempit." elak Alifah mengelus rambut hitam Afizal.

"Nggak kok." elak Afizal sembari membuka mata.

Afizal melepas pelukannya dari Alifah dan langsung memposisikan dirinya menjadi tidur terlentang, "Sini,"

Alifah mengangguk pasrah, ia merebahkan dirinya di samping Afizal. "Tuh kan sempit, nanti kalo Alifah jatuh gimana?"

HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang