Nafiza S.

3K 228 1
                                    

Afizal mengajak Alifah ke rumah yang sudah Afizal siapkan dari dulu untuk ia dan istrinya. Memang semasa ia masih kuliah, Afizal menabung untuk membeli rumah untuk dirinya dan istrinya kelak.

Selesai membereskan pakaian ke dalam lemari, adzan isya terdengar dari masjid. Afizal sudah siap untuk melaksanakan sholat isya dan sedangkan istrinya masih sibuk memakan cemilan yang sengaja ia bawa dari rumahnya.

"Dengar adzan?" tanya Afizal menghampiri istrinya, Alifah.

Alifah mengangguk sebagai jawaban. Afizal tersenyum kecil, "Lalu?"

Alifah menyatukan kedua alisnya dan menatap suaminya, Afizal. "Hah?" beo Alifah.

"Sholat."

"Nanti aja, bentar lagi." ucap Alifah kembali memakan cemilan.

"Jangan menunda sholat, emangnya kalo ajal sudah datang harus di tunda dulu? Enggak kan?" ucap Afizal menjelaskan dengan senyuman manis dari bibirnya.

Deg!

Alifah tertampar dengan perkataan Afizal, ia berlari kecil menuju kamar mandi. Setelah selesai melaksanakan sholat isya Afizal mengulurkan tangannya, Alifah berpikir keras dengan menatap tangan Afizal yang berada di depannya.

Afizal menghela nafas panjang, "Salim, sayang."

Alifah membelalak matanya dan langsung menyalami tangan Afizal, ia bergegas menuju kamar mandi karena pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus.

Afizal terkekeh kecil dengan tingkah Alifah saat salah tingkah.

Pukul 22.49

Alifah masih fokus dengan benda pipih miliknya, karena ia sudah terbiasa bergadang. Sedangkan suaminya sedang menatap Alifah yang sedang fokus memainkan benda pipih milik Alifah.

Sesekali Afizal menguap dan mencoba untuk meredakan gengsi nya untuk mengajak Alifah tidur, ia malu karena pertemuan nya dengan istrinya hanya sekejap dan itupun tidak seberapa.

Afizal mengambil nafas dalam-dalam lalu membuangnya, "Tidur, sudah malam." ucap Afizal menatap istrinya, Alifah.

"Duluan aja." jawab Alifah yang tidak melirik Afizal sedikitpun.

"Sudah malam, tidur." kali ini Afizal sedikit tegas dari perkataan nya.

"Iya!" ucap Alifah kesal, ia berjalan menuju kamar mandi dengan kaki di hentakan.

Afizal menghela nafas lega, ia merebahkan tubuhnya di ranjang empuk miliknya.

Alifah keluar dari kamar mandi dan langsung menghampiri suaminya yang sudah terlelap, ia pun ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Afizal. "MasyaaAllah, kok ganteng?" gumam Alifah yang baru menyadari bahwa suaminya itu tampan.

°°°

Afizal terbangun melihat istrinya yang sedang tertidur membelakangi nya, Afizal menoleh ke arah jam dinding yang dimana menunjukkan waktu untuk sholat malam. Afizal ingin membangunkan Alifah dan ingin sholat malam bersama.

"Bismillahirrahmanirrahim." gumam Afizal lalu membangunkan Alifah dengan cara pipi Alifah di tepuk.

"Bangun yuk, tahajjud?"

Alifah menguap dengan cepat Afizal menutup mulut Alifah yang sedang menguap, Alifah tersentak dan langsung menoleh kearah siapa yang menutup mulutnya.

Alifah terkejut, "Tahajjud." ucap Afizal yang langsung di mendapat anggukan dari Alifah.

Setelah melaksanakan sholat tahajjud, tasbih, dan lain sebagainya. Afizal mengulurkan tangannya untuk di kecup Alifah, kini Alifah mengerti dan langsung mengecup punggung tangan Afizal.

Afizal tersenyum kecil kala melihat Alifah, sekarang ia mempunyai teman untuk diajak sholat malam. Teman hidup.

°°°

"Duh, bosen banget" celutuk Alifah mengode suaminya untuk diajak jalan.

Afizal tersenyum kecil dan tau apa yang dimaksud Alifah, "Kamu bosan?" Afizal bertanya.

Alifah cengengesan seraya mengangguk lucu. Afizal tersenyum simpul melihat tingkah istrinya itu.

"Kamu kan belum kenal adekku, gimana kalo kita menjenguk adekku saja?" ucap Afizal.

Alifah mengerutkan dahinya, "Emang kamu punya adek?" tanya Alifah.

Afizal mengangguk. Sewaktu pernikahan Afizal dengan Alifah adek Afizal tidak datang karena sedang ada ujian di pesantren yang ditempati adeknya.

"Adek saya waktu itu tidak datang karena sedang ada ujian di pesantren nya. Dia sudah ijin kepada bunda kamu dan umi, abi saya." ucap Afizal menjelaskan.

"Sebenarnya adek saya ingin sekali menghadiri pernikahan saya dengan kamu, tapi pihak pesantren tidak mengijinkan santri atau santriwati untuk pulang semasa ujian." lanjut Afizal.

Alifah membulatkan mulutnya sembari mengangguk mantap.

°°°°°

"Assalamu'alaikum di sini ada yang namanya Nafiza?" tanya Ustadzah penjaga asrama adek Afizal yang bernama, Nafiza.

Nafiza menoleh lalu mengangkat tangannya, "Ana!" ucap Nafiza tersenyum kecil ke arah ustadzah tersebut.

Ustadzah itupun membalas senyuman Nafiza, "Ada yang ingin bertemu dengan anti."

"Na'am Ustadzah, syukron."

"Na'am."

Nafiza pamit kepada teman asrama nya untuk menemui siapa yang ingin bertemu dengannya, ia berjalan menuju tempat penjenguk kan santri.

Nafiza membelalak matanya melihat abang dan satu perempuan yang tengah duduk santai disana, ia tidak tau ingin berbicara apa karena sudah lama ia tidak bertemu dengan abangnya.

Nafiza berlari kecil menghampiri abangnya dan langsung memeluk Afizal. "Abang adek kangen."

Afizal tersenyum dan mendongakkan kepala Nafiza agar menatapnya. Nafiza menoleh ke arah perempuan tersebut dan langsung menyalami tangan perempuan tersebut.

"Ini istri abang dek." ucap Afizal menaruh tangannya di pundak Alifah.

Nafiza tersenyum bahagia sembari mengangguk, "Maaf ya kak, saya tidak datang ke acara pernikahan kakak dengan abang saya." ucap Nafiza menunduk.

Alifah tersenyum kecil dan mengangguk, "Iya gapapa. Oiya nama kamu siapa?"

Nafiza mendongakkan kepalanya, "Nama aku Nafiza Salsabila."

"MasyaaAllah."

Nafiza tersenyum simpul, "Maaf kalau lancang, nama kakak Alifah kan?" tanya Nafiza.

Alifah mengangguk mantap. Afizal tersenyum melihat kedua saling berbincang kecil, ia bahagia sangat bahagia.

"Kamu tadi lagi ngapain, dek?" Afizal bertanya.

"Ngafal kitab buat ujian." jawab Nafiza menatap abangnya, Afizal.

Alifah kagum dengan adek Afizal ini, masa iya adeknya jago kitab tapi milih istri yang kayak saya? pikir Alifah.

Alifah menyodorkan kantung plastik berwarna putih kepada Nafiza, "Ini makanan buat kamu, dek." ucap Alifah.

Sebelum ke pesantren Alifah meminta Afizal untuk mampir terlebih dahulu di minimarket untuk adek iparnya.

Mata Nafiza berbinar, "Beneran kak?" tanya Nafiza.

Alifah mengangguk. Dengan senang hati Nafiza mengambil kantung plastik yang diberi Alifah, "Terimakasih kak." ucap Nafiza berterimakasih.

"Stok makanan kamu udah menipis ya dek? Makanya jadi gercep gitu." sindir Afizal.

"Ch, sok tau."

Alifah terkekeh kecil dengan sindiran Afizal yang langsung membuat Nafiza kesal.

•••

Sekian terima Vote😻💅🏻


Follow akun instagram author: wp.aydya_11

HIJRAHKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang