Alifah menoleh ke arah suaminya yang tengah fokus membaca kitab,
"Pak dosen.." panggil Alifah menatap fokus suaminya.
"Hm?"
"Umi sama Abi kapan pulang?" tanya Alifah membuat Afizal menoleh ke arahnya.
"Lagi On the way ke sini." Alifah mengangguk mantap seraya melebarkan senyumnya. Ia tak sabar untuk memberitahu keluarganya tentang kehamilan anak keduanya.
Tok tok tok..
Alifah segera menghampiri pintu rumah dengan Afizal yang mengikutinya dari belakang, Terdapat satu orang lelaki paruh baya bersama wanita di sebelah lelaki tersebut, yang tak lain adalah Umi Putri dan Abi Rival.
Alifah mengecup punggung tangan Rival dan Putri, begitupun dengan Afizal. Putri membawa Alifah ke dalam dekapannya untuk melepas rindunya kepada Alifah.
Rival hanya menepuk-nepuk pundak Afizal sebari tersenyum hangat kepadanya, "Hebat kamu, zal!" ucap Rival bangga kepada anaknya.
Rival serta Putri sudah tahu tentang pelaku yang meneror Alifah, dan mereka pun sepakat untuk tidak memberitahu Alifah.
Syifa segera melangkahkan kakinya menuju pintu depan, Syifa tersenyum simpul melihat siapa yang datang.
"MasyaaAllah, datang kapan?" tanya Syifa saat Putri menghampiri nya.
Putri menepuk bahu Syifa sedikit keras membuat Syifa meringis kesakitan, Putri memeluk Syifa.
"Baru aja." Syifa melepas pelukannya dari Putri lalu memberikan senyuman hangatnya.
"Lisya mana?" tanya Rival dengan senyumnya yang dari tadi tak pudar-pudar.
"Iya, Lisya mana?" tambah Putri mencari keberadaan cucunya.
"Lisya lagi tidur di kamar." jawab Alifah dengan senyuman manisnya.
Putri dan Rival mengangguk, "Duduk dulu.." ucap Syifa mempersilahkan semuanya untuk duduk.
Setelah sekian menitnya berbincang-bincang, pintu kamar Alifah terbuka dan terdapat seorang gadis kecil berumur 2 tahun dengan mata yang masih mengantuk.
Melihat itu Alifah langsung menuntun Alisya untuk ikut duduk bersama, Putri mengambil alih Alifah dan langsung mendudukkan Alisya di pangkuannya.
"Alifah ada kejutan buat kita semua.." ucap Alifah membuat semua orang yang berada di ruang tamu mengerutkan dahinya kecuali Afizal.
"Kejutan apa?" tanya Syifa.
Alifah mengambil testpack yang berada di saku gamisnya, ia menaruh testpack tersebut di meja. Semua orang teralih pandangannya saat Alifah menaruh testpack tersebut di atas meja, sedangkan Afizal hanya tersenyum kecil.
"K-kamu positif hamil?" tanya Syifa. Senyuman terbit di bibir Syifa.
"Kamu hamil lagi nak?" tanya Putri tersenyum simpul.
Alifah terkekeh geli, Alifah mengangguk pelan membuat semua orang mengucap hamdalah bersamaan.
"Kamu mau punya adek, Lisya.." ucap Putri sembari mencubit gemas pipi tembem Alisya
"Umma.." lirih Alisya yang masih mengantuk, Alisya merentangkan tangannya agar Alifah membawa dirinya ke dalam dekapan Alifah.
Alifah membawa Alisya ke dalam dekapannya, ia mengusap lembut punggung Alisya sesekali ia mengecup pucuk kepala Alisya.
Setelah beberapa menit Alisya tertidur, "Putri, kamu istirahat dulu sana pasti capek.." ucap Syifa membuat Alifah dan Afizal mengangguk setuju.
°°°
Afizal mendudukkan dirinya dibawah Alifah karena sekarang Alifah sedang duduk di bibir ranjang kasurnya. Afizal mengusap-usap perut Alifah yang masih rata, laki-laki itu membacakan do'a untuk anaknya yang masih berada di dalam kandungan istrinya.
"Pak dosen." Afizal mendongakkan kepalanya saat dirinya dipanggil oleh Alifah.
"Ada apa, hm?" Tanya Afizal dengan penuh kasih sayang.
Saat Alifah ingin membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.
Huekk..
Afizal berlari ke wastafel kamar mandi tentu saja Alifah mengikuti dari belakang, Alifah memijat punggung leher Afizal.
"Kamu sakit?" tanya Alifah seraya punggung tangan dirinya menempel di dahi Afizal, "Tapi enggak demam." gumam Alifah pelan dan Afizal masih bisa mendengarnya.
"Masih mau muntah?" Afizal menggeleng, Alifah menuntun Afizal untuk ke kasurnya.
"Kamu mau apa? Biar aku buatin."
"Aku mau buah anggur." jawab Afizal menatap istrinya.
"Aku cari dulu ya di kulkas." ucap Alifah yang mendapat anggukan dari Afizal.
Alifah keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mencari buah aggur di kulkas bunda Syifa.
Alifah menemukan buah anggur yang tersisa hanya enam, Alifah membuang nafasnya pelan. Ia berniat membuatkan air hangat untuk suaminya.
Alifah tersentak kaget karena ada seseorang yang menepuk bahunya. Ia menoleh ke belakang ternyata Abi Rival yang menepuk bahunya, Alifah menghela nafas panjang.
"Kirain siapa.." ucap Alifah saat melihat siapa yang menepuk bahunya, sedangkan abi Rival tersenyum kuda.
"Lagi apa?" tanya Abi Rival sembari menuangkan air ke dalam gelas. Ya, niat Abi Rival untuk ke dapur adalah... untuk mengambil air minum.
"Lagi panasin air, abi." Abi Rival mengangguk mengerti.
"Yasudah, abi ke kamar lagi ya? Alifah.." pamit Abi Rival melangkahkan kakinya menuju kamar meninggalkan Alifah.
"Iya, Abi."
Setelah selesai membuat air hangat dan mengambil buah anggur. Ia segera membawanya kepada Afizal.
Alifah menyodorkan mangkuk kecil berisi buah anggur serta air hangat kepada Afizal, "Totalnya dua puluh ribu mas.." ucap Alifah, bercanda.
Afizal membelakkan matanya, "Ikhlas gak nih?" tanya Afizal terkekeh kecil.
"Berjanda eh Bercanda.." jawab Alifah menyengir kuda.
"Ah, masa?"
"Iya.."
"Yang bener?"
Alifah menghela nafas kasar, "Iya, pak dosen.."
Afizal terkekeh. Ia mengusap kepala Alifah sesekali ia mengecupnya.
•••
SEKIAN TERIMA VOTE 😘🙏🏻
Follow akun instagram author: wp.aydya_11
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAHKU [END]
Teen FictionHIJRAHKU by aydya_11 FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗ Kisah seorang gadis yang bertaubat lalu mendapatkan jodoh seorang dosen Egypt. Untuk perjalanan hijrah ada di chapter 1,2,3, chapter 4 dan seterusnya perjalanan hidup mereka. Baca yuk jangan lupa Vote...