29.

163 11 1
                                    

Happy reading ❤️

....

"Sweety ... kamu keluar dong, buka pintunyaaaa. Jangan ngambek please. Aku janji, nggak bakal cari kesempatan dalam kesempitan lagi. Sweety, kamu keluar dong, jangan ngambeeeeeek!"

Dorr ... Dor ... Dor....

"BERISIK! SANA PULANG KERUMAH LO!"

"Ih kok kamu pake gue-lo sih? Kan perjanjian kita pakai Sweety-Sweety...."

"KAMU PULANG AJA, AKU NGGAK BAKAL BUKAIN PINTUNYA! KARENA AKU YAKIN KAMU BAKAL MENGULANGI KESALAHAN YANG SAMA!"

"Yaampun sweety, kamu jangan teriak-teriak dong, pengang nih kuping aku denger suara cempreng milik kamu."

"WAH KAMU HINA SUARA AKU?! PARAH BANGET SIH KAMU! EMANG YA, KAMU ITU COWO PALING JAHAT! HARUSNYA KAMU BUJUK AKU SUPAYA JANGAN NGAMBEK, BUKANNYA MALAH HINA SUARA AKU!"

"Lah anjir, trus dari tadi gue ngapain aja selain bujuk dia? Masa cuman karena gue bilang suara dia cempreng dia langsung bilang gue cowo jahat? Padahalkan emang bener, suara dia cempreng." Batin lelaki itu.

"Bang, bang! Kalau mau berantem, jangan di sini. Aku mau bobo siang."

"Eh, ada ayang Aira, abang mau tanya dong, bolehkan? Bolehlah. Kamu tau nggak cara bikin supaya Vanecia nggak ngambek lagi?" Putra berharap dia bisa mendapatkan sedikit informasi dari Aira, supaya dia bisa cepat-cepat bergelayutan manja di tangan Vanecia.

Dengan polosnya Aira malah menggeleng.

"Untung lucu,"

"Tapi biasanya kak Panes cium-cium pipi aku kalau lagi kesal." Dengan cepat Aira membekap mulutnya dengan pupil mata yang melebar. Perasaannya langsung tidak enak.

"Kalau gitu, kamu mau ya, tolongin abang." Pinta Putra. "Nanti abang kasih lima bak coklat."

"NDAAAA MAUU!" Sebelum Aira berbalik badan, Putra dengan sigap langsung menggendong Aira.

"Please ... Aira cantik mau ya, bantuin abang. Nanti ada imbalannya kok." Putra mengelus rambut Aira dengan lembut.

Ngalus.

"Yaudah, tapi imbalannya abang harus bisa buat Darka cinta sama Aira." Dengan sigap Putra mengangguk semangat.

"Gampang itu mah! Tenang aja Aira, nggak bakal lama lagi Darka bakalan cinta mati sama Aira." Aira tersenyum malu-malu mendengar penuturan Putra.

Membayangkan Darka yang pagi-pagi sudah nangkring di bangkunya menunggu dia datang dan langsung mengajak dia ke kantin lalu berpacaran. Membayangkan Darka memperlakukannya layaknya seorang ratu yang begitu berharga.

"Tapi kamu harus bujuk kak Vanes dulu." Perkataan Putra membuyarkan haluan Aira. Cukup kesal, namun ini demi Darka! Jadi Aira harus bersabar dan melaksanakan permintaan Putra.

Putra pun menurunkan Aira dari gendongannya.

Sekarang saatnya dia tinggal menunggu Vanecia datang dengan sendirinya.

Bad Girl & Nerd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang