24.

178 7 0
                                    

Happy reading ❤️

....

BYURR!

BRAK!!

"LO APA-APAAN HAH!"

"EL! KAMU KENAPA?"

"ELECTRA!"

"Bener kan dugaan gue. Muka lo bonyok." Dara yang sedang mengeringkan wajahnya akibat siraman tiba-tiba dari Electra langsung tersentak kaget. Makeup yang dia pakai untuk menutupi lebam di wajahnya sudah pasti luntur.

"Ara wajah kamu kenapa?" Lasma yang panik langsung menghampiri Dara dan menatap wajah putrinya itu dengan raut wajah terkejut.

Begitu juga dengan Dion dan Allan yang tidak kalah terkejut melihat kondisi wajah Dara yang cukup parah.

Sebenarnya, sejak makan malam kemarin Electra sudah memperhatikan gelagat Dara yang terlihat mencurigakan. Setiap memasukkan makanan Dara selalu meringis kecil dan seperti menahan sakit di wajahnya.

Dan yang paling membuat Electra curiga adalah, pergelangan tangannya yang memerah.

"El berangkat." Electra hendak bangkit dari duduknya, namun tertahan dengan perkataan Allan.

"Lo gak boleh berangkat. Lo harus rawat Dara sampai dia sembuh, sebagai hukuman karena lo udah tau kondisi Dara tapi nggak ngasih tau siapapun. Ini pasti bagian dari rasa cemburu lo yang gak jelas itu kan?" Tuduhnya.

"Punya otak gak dipake. Kalo gue punya niatan kayak gitu, udah pasti gue gak nyiram dia!" Balas Electra tajam.

Allan hannya diam, mencerna perkataan Electra. "Tapi lo tetap salah!" Tetap tidak mau kalah.

....

"Lo napa hobby banget sakit sih! Ngerepotin orang banget." Gerutu Electra sembari mengompres lebam Dara.

"Nasib lo sebagai saudara gue."


"Gue cewe, bukan cowo. Gue saudari lo, bukan saudara lo." Ketus Electra.

"Sama aja."

"Setelah ini, lo urusin diri lo sendiri." Electra menutup kota P3K itu dan menyimpannya. Setelah itu dia pergi meninggalkan Dara yang  tersenyum kecil.

Tujuan Electra sekarang adalah sekolah. Ya, seperti biasa, dia harus memanjat terlebih dulu supaya bisa masuk. Karena percuma mencari alasan atau menceritakan kejadian sebelum dia berangkat ke sekolah, sebab penjaga gerbang sudah pasti tidak akan percaya barang sedikitpun. Meskipun dikasih sogokan, penjaga gerbang itu sudah pasti menolaknya mentah-mentah.

Entahlah, padahal Electra sudah pernah menawarkan iPhone, tapi ditolak karena Electra dianggap bercanda.

"Loh? Ini tangga rahasia gue kemana? Siapa yang rusak?" Electra menggaruk kepalanya yang tidak gatal menatap heran tempat tangga yang biasanya dia pakai untuk memanjat tembok.

"Ilang anjir!"

"Ekhem!"

"EH SETAN!" Electra sontak memegang dadanya akibat terkejut dengan deheman berat laki-laki yang entah sejak kapan sudah ada di belakangnya.

"Ngapain? Mau coba masuk lewat tangga buatan itu?" Laki-laki itu maju, mendekati Electra yang nampak bingung.

"Lo siapa?"

"Yakin lo gak kenal gue? Oh iya, gue lupa. Lo itu kan pasti sibuk sama kenakalan-kenakalan lo. Sama kasus-kasus lo. Mana sempet lo peduli terhadap lingkungan sekitar lo. Kenalin, gue Farzan, calon ketos. Gak kayak lo! Sampah sekolah. Bisanya buat onar dan bikin malu nama sekolah." Electra sama sekali tidak menerima jabatan tangan Farzan. Dia lantas berbalik badan dan pergi meninggalkan Farzan tanpa sepatah katapun.

"Pak! Saya mau masuk."

"Buset dah neng! Ini udah jam setengah sepuluh. Yakin mau masuk? Mending pulang aja! Atau sekalian gak usah dateng ke sekolah." Semprot penjaga gerbang yang cukup terkejut melihat Electra yang baru datang.

"Saya kasih bapak lima ratus ribu." Electra menyerahkan uang itu dan menatap pak satpam yang sepertinya tergiur.

"Eh. Tapi kamu dapat uang sebanyak ini dari mana? Anak segede kamu mana mungkin dikasih uang jajan sebanyak ini. Atau jangan-jangan kamu mencuri ya?!"

"Bapak tinggal terima aja apa susahnya sih? Ini uang halal, tenang aja."

Sepertinya pak satpam itu sedang menimang-nimangi ucapan Electra. Dan hendak menerima uang itu namun. "Sejak kapan uang sogokan itu halal?" Farzan datang menimpali dengan gaya sok cool-nya yang membuat Electra kesal.

"Gak usah ikut campur lo! Lo itu gak diajak."

"Pak, buka gerbangnya. Biar saya yang kasih hukuman ke dia." Pak satpam yang hendak membuka gerbang itu langsung terhenti karena dicegah oleh Electra.

"Jangan pak! Saya lebih baik sekalian bolos dari pada dihukum sama manusia songong kayak dia! Toh tetep aja gue udah di alpain."

"Lo bakal kena hukuman kalo membolos."

"Kalopun gue masuk tetep kena hukuman kan?"

"Ceming kan lo!" Electra pergi dan meninggalkan area sekolah tanpa memperdulikan teriakan Farzan.

Mood-nya untuk sekolah jadi hancur akibat kesombongan Farzan.

....

TBC!!!


Jangan lupa follow ig&wp : ercdh_stg


Coba cek lagi deh, udah vote apa belum.

Bad Girl & Nerd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang