34.

170 8 2
                                    

Happy reading ❤️

....

"El! Jadi beneran, lo adiknya Allan? Tanya Satria penasaran.

"Anjir, ngagetin lo bang,. Iya, gue adiknya. Napa emang? Kaget lo?"

"Selama ini lo gak pernah cerita."

Electra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "E-eum ... Gue kira itu nggak penting, hehe...."

"Penting El, semua yang menyangkut lo bagi gue penting!" Tekan Satria.

Electra hannya tersenyum. "Sorry bang," Satria menggeleng. "Nggak, ini bukan salah lo. Gue nggak maksa lo buat cerita kok. Selagi lo mau cerita silahkan, tapi kalo lo merasa nggak mau cerita juga nggakpapa." Ucap Satria tulus.

"Bang, kapan gue ngerasain pelukan bang Al? Bahkan gue udah lupa rasanya diperlakukan manis sama dia." Electra memandang kakinya yang menggambar secara abstrak di lantai dengan tatapan sendu.

Satria mendekat, "Kalo lo butuh pelukan, bilang sama gue, El, walaupun rasanya nggak sama, tapi gue harap pelukan yang gue berikan bisa mengurangi rasa rindu lo,"

Electra memeluk tubuh Satria erat. "Gue kan sering bilang, anggep aja gue itu abang lo, atau saudara kembar lo itu," kata Satria membalas pelukan Electra.

....

"GILA! SEKOLAHNYA BAGUS BANGET!"

"GUE BERASA ANAK ORANG KAYA ANJIR MASUK SINI!"

"GILA! NI SEKOLAH BAU DUIT BANGET!"

Pekikan-pekikan heboh itu berhasil menarik perhatian banyak orang. Semua menatap mereka dengan perasaan kesal.

Siapa yang tidak kesal? Pagi-pagi orang baru bukannya datang baik-baik, ini malah menghancurkan suasana pagi yang begitu sejuk dan nyaman.

"OI! KALIAN PASTI MURID UNDANGAN ITU, KAN?!" Jerit salah satu siswa yang baru saja datang dari parkiran sekolah.

"KALO IYA KENAPA? KALO NGGAK JUGA KENAPA?!" Balas Vanecia balik menjerit. Theresia yang ada di samping Vanecia cukup merasa malu dibuatnya. Ini sangat jauh di luar perjanjian mereka selama di bus tadi.

Vanecia telah berjanji tidak akan seperti cacing kepanasan jika sudah sampai, tapi apa yang terjadi? Memang bukan seperti cacing kepanasan, tapi tidak perlu seperti penjaga pantai yang ada di film Spongebob juga!

Alhasil Theresia langsung membekap mulut Vanecia yang sebentar lagi akan membalas hinaan orang tadi. Dari pada hari pertamanya menjadi buruk? Lebih baik mencegah!

Deruman motor yang datang kembali membuat kericuhan setelah jeritan terakhir yang dilontarkan lawan bicara Vanecia tadi. Sekarang semua perhatian tengah tertuju kepada sekumpulan motor besar yang datang ramai-ramai dengan jaket kulit berwarna hitam.

"Ca, kayaknya gue kenal orang yang boncengin cewe cupu itu deh." Bisik Vanecia menunjuk salah satu dari pengendara motor itu.

Mata Theresia terbelalak. Mana mungkin itu adalah orang yang pergi dari mereka baru beberapa waktu ini?

Bad Girl & Nerd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang