Happy reading ❤️
....
Dara, Theresia dan Electra kini duduk di kursi panas. Lebih tepatnya tubuhnya yang terasa panas. Kali ini, mereka datang bersama Vanecia.
Vanecia penasaran siapa yang akan menempati juara satu. Dia juga ikut merasakan ketegangan yang teman-temannya rasakan.
Jauh di belakang sana, Allan juga ikut menyaksikan. Yang dia herankan adalah, mengapa di sini ada Satria beserta teman-temannya? Mereka tidak ikut dalam perlombaan ini kan? Lantas apa yang mereka lakukan?
Semua pertanyaan itu hannya bisa Allan pendam sendiri. Dia tetap bersikap cool dengan bersidekap dada menatap lurus kepada para panitia yang tengah sibuk berceloteh.
....
"SHIT! BAGAIMAN BISA? LO PASTI CURANG KAN? DASAR SETAN! DARI DULU LO GAK PERNAH JUJUR! NGGAK MUNGKIN LO BISA SATU TINGKAT DI ATAS DARA! ADIK KESAYANGAN GUE!" Bentak Allan tidak terima. Electra hannya bersidekap dada menatap malas kepada Allan.
Allan juga tidak pernah berubah, dia selalu menganggap bahwa Dara yang paling benar dan paling sempurna.
Karena dia tidak pernah melihat Electra belajar, bukan berarti Dara harus selalu di atasnya kan? Jago bela diri dan pintar di bidang akademik, memangnya salah? Lagi pula Electra hannya ingin menyenangkan hati Lasma. Setidaknya, salah satu dari anaknya ada yang mengikuti gen nya.
Yaitu susah diatur dan bodoh dalam mata pelajaran.
Walaupun Electra tidak perlu susah payah, tapi untuk mengumpulkan niatnya, dia butuh waktu yang lama.
"Ngiri bilang, gak usah sok mau ngejatohin orang!" Ketus Electra.
Lasma masih diam mencerna semuanya. Anaknya, Electra? Anak yang paling susah diatur? Yang selama ini dia kira mirip dengan dirinya 100%? Bagaimana mungkin dia bisa 1 tingkat di atas Dara?
Dion hannya menyimak tanpa banyak mengucapkan kata. "Papah bangga sama kamu," seluruh perhatian terarah kepada Dion.
"Kenapa? Ada yang salah? Apakah salah jika Papah mengapresiasi prestasi El? Oh iya, Papah juga bangga kepadamu, Dara." Dion memberikan senyumnya kepada Dara.
Dara membalas senyum Dion, walau dalam hati masih terasa panas.
Kali ini Dara tidak mendapatkan juara 3, melainkan juara 2 dengan Electra yang tetap di posisinya.
Yaitu juara 1.
"Aku mau motor baru!" Pinta Electra."
Dion menatap Electra. Ah! Anaknya itu, selalu saja meminta tanpa ragu ketika dia berhasil menambahkan prestasi. Dion dengan cepat menganggukkan kepalanya.
Memang setiap ada yang baru selesai lomba akan Dion turuti semua keinginan anak-anaknya. Walau menang atau tidak, itu sebagai apresiasi agar anak-anaknya tidak patah semangat.
"A-aku juga mau motor baru, yang kayak Electra." Cicit Dara yang masih bisa mereka dengar.
Semuanya tercengang, termasuk Dion dan Electra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl & Nerd Girl [END]
Teen FictionElectra, gadis dengan sejuta kebahagiaan yang selalu ia pancarkan di depan semua orang, dengan celetukan dan perilaku anehnya dapat membuat orang-orang disekitarnya merasa terhibur. Meskipun ia dikenal dengan seorang Bad Girl yang sangat anti dengan...