03.

463 35 2
                                    

03.

Terlalu sibuk berpura-pura, hingga tidak sadar bahwa sedang terluka

-Electra Harlow-

Happy reading ♥️

....


Sesampainya di kelas, Electra langsung menjatuhkan tubuhnya secara kasar ke bangku, dan hal itu mampu membuat Theresa cukup terkejut, pasalnya dia sedang membaca novel dan kebetulan lagi tegang-tegannya.

"Lo kenapa El? Balik dari kantin langsung ngamuk?" tanya Vanecia bingung. Yap! Vanecia tau kalau Electra baru datang dari kantin karena tadi dia menayakan keberadaan Electra pada Wiwi, teman sekelasnya yang kebetulan  baru datang dari luar.

"Gue kesel Van!! Tadi si Zidanjing nipu gue!!-" dan berlanjut dengan Electra menceritakan kejadian yang baru saja dia alami.

"Ooh gitu toh ceritanya. Mungkin gara-gara elo gak ngajak gue kali ya? Makanya lo kena sial." Gumam Vanecia.

Electra yang sedang menahan kesal pun akhirnya malah semakin bertambah kesal akibat ucapan Vanecia. Bayangkan saja! Dia sedang kesal dan bisa-bisanya sahabatnya yang satu ini malah bercanda. Ini tuh soal harga diri!! Percaya lah tadi Electra sangat malu dan kesal karena dengan mudahnya dia di tipu oleh si Zidanjing itu selaku musuh besar Electra.

"Iiis! Pokoknya kalau sampai gue ketemu sama si Zidanjing itu, bakal habis dia di tangan gue!!" geram Electra.

"Iya, lo bener banget! Pokoknya kita harus bales. Gue juga kesel banget sama temennya yang namanya si putranjing itu!! bisa-bisanya dia ngehasut adek gue buat pacaran sama dia! Dia gak sadar apa? Kalo dia itu jelek! Lagian gue lebih cakep kali dari pada adek gue!" ucap Vanecia kesal.

Seketika dia juga ikut kesal karena teringat saat beberapa hari lalu salah satu sahabat Zidan yaitu Putra, mengunjungi rumahnya hanya untuk menghasut adiknya supaya mau berpacaran dengannya.

Vanecia dan Putra itu rumahnya bersebelahan dan kebetulan keluarga mereka juga lumayan dekat. Tetapi tidak dengan Putra dan Vanecia yang selalu berantam dan tidak pernah akur jika mereka bertemu. Vanecia terlalu dendam kepada Putra karena setiap saat mereka bertemu, Putra akan membuatnya kesal dan seketika naik darah.

Vanecia akui jika Putra itu lumayan tampan, Tapi dia tidak terima jika Putra mengajari hal yang tidak-tidak kepada adik kesayangannya. Contohnya seperti mengajari adiknya berpacaran, cara supaya gebetan meliriknya, dan lain-lain. Pasalnya adiknya masih kelas dua SD!! Dan sebagai siswi SMA tentu dia merasa malu kepada adiknya yang sudah memiliki dua mantan tersebut. Sedangkan dia? Jangankan pacar, gebetan saja dia tidak punya.

"Yaudah! Kalau gitu kita susun rencana buat ngebales mereka!" ajak Electra masih sedikit kesal.

"Tenang aja El!! Gue udah punya rencana beserta alat dan bahannya." ucap Vanecia dengan memasang smirknya.

....


"Apa menurut lo ini gak keterlaluan?" tanya Electra sambil berbisik kepada Vanecia yang masih senyum-senyum melihat ke arah bangku Zidan dan Putra.

Vanecia menoleh kepada Electra dengan dahi yang mengkerut. "Keterlaluan? Hey! Apa yang di perbuat sama Zidan tadi lebih keterlaluan dari pada ini!! Lagi pula, sejak kapan lo khawatir kalau kita keterlaluan?" tanya Vanecia asal dan langsung membuat Electra kemudian memutar otaknya untuk berfikir. Benar juga apa yang dikatakan Vanecia tadi, sejak kapan dia harus merasa khawatir jika dia keterlaluan? Toh Zidan lebih keterlaluan tadi. sambil melihat Zidan dan Putra yang sudah memasuki kelas karena sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi.

Saat Zidan dan Putra memasuki kelas mereka merasa heran dengan dua gadis yang duduk di bangku paling belakang yang tengah menatap ke arah mereka dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dijelaskan, biasanya mereka atau salah satu di antara mereka akan berbuat ulah, contohnya seperti menaruh ember dengan berisi air di atas pintu agar Zidan dan Putra basah, atau semacamnya. Tapi kali ini tidak! Mereka duduk anteng di bangkunya sambil menatap ke arah mereka.

Zidan tanpa fikir panjang langsung duduk tanpa mengkhawatirkan apa pun. Tetapi seperti ada yang basah di bawah sana! Tapi bukan ' anu' kemudian Zidan mengangkat kedua bahunya acuh. Tdak mau ambil pusing, jadi dia langsung saja membuka buku mata pelajaran yang akan mereka pelajari.

Berbeda dengan Putra yang berpura-pura bodoamat malah semakin gelisah karena benda cair yang terasa dingin di bawah sana mulai terasa panas. Dia tidak tau harus apa karena guru sudah berada di depan dan memulai pelajaran. Tidak mungkin dia meminta izin ke toilet karena istirahat baru saja berlalu karena guru itu akan berkata.

"Istirahat baru aja selesai dan kamu mau ke toilet!!? Dari mana aja kamu dari tadi? Makanya sebelum bel masuk berbunyi kalian harus udah menuntaskan hajat kalian!! Supaya pas masuk kelas kalian gak kebelet!!" Kira-kira seperti itu. Bukannya mendapatkan izin malah mendapatkan ceramah.

Sedangkan di belakang sana dua gadis sedang menatap mereka dengan penuh mewanti-wanti mereka.

Yap!! Mereka adalah Electra dan Vanecia.

....

"Baiklah anak-anak pelajaran kita hari ini sudah selesai! Tapi bel pulang masih dua puluh menit lagi, dan terlalu cepat untuk ibu membubarkan kalian, jadi ibu putuskan untuk memberikan kalian beberapa soal! Dan siapa yang bisa menjawab akan ibu masukkan nilai tambahan." Ada beberapa murid yang merasa senang setelah mendengar perkataan Bu Nur, tetapi lumayan banyak yang merasa kesal karena waktu yang harusnya mereka pergunakan untuk bersantai-santai malah terpakai untuk berfikir, ya walaupun mereka tidak mau memikirkan tetapi setidaknya waktu mereka akan terlewati dengan sangat membosankan.

"Ibu sudah selesai menulis soalnya dan siapa yang bisa menjawabnya harap maju ke depan. Tapi, sebelum itu kalian menunjukkan tangan terlebih dahulu untuk memberi tahu soal mana yang akan kalian kerjakan!" ucap Bu Nur sambil menatap ke seluruh penjuru kelas.

"Saya Bu!" ucap Zidan sambil mengacungkan tangannya, yap!! Zidan memang salah satu murid yang lumayan pintar.

"Oke, Zidan Kamu mau jawab soal nomor berapa?" tanya Bu Nur sambil mengambil spidol yang ada di dekatnya.

"Nomor Dua Bu." Ujar Zidan tegas.

"Oke silakan." Ucap Bu Nur.

Semua mata menatap kearah Zidan yang tidak kunjung bangkit dari tempat duduknya.

"Shit!! Kayaknya ada yang nempelin lem di bangku gue!!" batin Zidan sambil terus berusaha untuk bangkit dari duduknya.

SRETT!!

Dengan sekuat tenaga akhirnya Zidan terlepas dari bangku itu! Tapi, seketika bokongnya terasa dingin, seperti ada angin yang menerpa bokongnya.

1!

2!

3!

"PPFFFTT!!! HAHAHAHA BENGEK GUE!!!"

"ANJIR!! PEMANDANGAN MACAM APA INI!!? HAHAHA!!"

"DEMI APA ZIDAN PAKE SEMPAK KUNING SPONGEBOB!!? HAHAHA ANJIR AIR MATA GUE SAMPE KELUAR!!"

Tawa dari seisi kelas itu seketika menggelegar akibat melihat celana dalam Zidan yang terpampang jelas di depan mereka.

Setelah itu Zidan merasa panas dingin karena seluruh pandangan terarah kepada nya. Semenjak dia masuk ke kelas memang perasaannya tidak enak, dan mungkin inilah jawaban dari perasaan tidak enak itu.

Dalam benaknya hannya muncul satu nama yang dia sangka, orang yang merencanakan ini semua, ya!! Zidan yakin jika orang yang ada di benaknya itu adalah orang yang melakukan ini semua. Karena tidak ada yang berani melakukan hal seperti ini selain satu orang di sekolah ini.

"Hati-hati Lo El, gue bakal bales!" batin Zidan.



TBC!!!


Gimana sama part ini? Seru ga? Mau lanjut? Eiiittsss jangan buru-buru!! Sebelum lanjut ke part selanjutnya jangan lupa untuk
VOTE, KOMEN AND SHARE!!!!


05-09-2021

Bad Girl & Nerd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang