Happy reading ❤️
....
"Bang, tunjukin ke gue cewe yang lo taksir dong, gue penasaran nih, mumpung gue inget."
Satria berdehem sejenak lalu mengelap bibirnya yang kering menggunakan lidahnya. "Dia pakai kacamata, rambutnya kepang dua dan ... Pokoknya dia idaman gue banget!"
"Ck! Ngeselin lo, bang! Tunjukin mukanya sini! Lo pasti pernah paparaziin dia, kan? Atau candid." Terka Electra yang membuat Satria senyum-senyum sendiri.
"Bang! Spiil!" Paksa Electra.
"Hahahaa ... Adik kecil abang gak perlu tau." Satria mengelus rambut Electra.
"Ayok, bentar lagi istirahat, kita ke kantin." Electra hannya menuruti dengan raut cemberut.
"Gak usah cemberut, nanti juga lo pasti tau!"
....
"El, lo masih inget Zidan, kan?" Tanya Vanecia sembari melilitkan pastanya di garpu menunggu Electra menjawab.
"Lo pikir gue nenek-nenek, sampe lupa secepet itu?!"
"Ya, kali aja. Tapi nih ya! Semenjak lo pergi, dia jadi dingin sikapnya, nggak bar-bar lagi! Lo serius nggak mau balik lagi ke dia?" Tanya Vanecia dengan semangat.
Sahabatnya yang satu ini memang sangat suka sekali dengan gosip, dengan malas Electra mengangguk. Siapa juga yang mau dengan manusia pembohong seperti Zidan?
Vanecia menutup mulutnya dengan raut tidak percaya yang dia buat-buat jadi lebih hiperbola. "Serius?!" Tanyanya masih mempertahankan raut hiperbolanya. "Gila! Dia most wanted di sana! Lo nggak mau ngambil start dari para ciwi-ciwi lainnya?!" Lanjutnya. Dengan santai Electra menggeleng.
"Gila, lo!" Hina Vanecia.
Saat ini mereka berada di kelas Electra, makan bersama-sama. Electra menyiapkan pasta sebanyak 3 kotak untuk mereka, siapa suruh masakan Lasma terlalu enak? Jadi, Electra membawa banyak untuk dia bagikan kepada dua sahabatnya ini.
"Ngomong-ngomong, El, motor lu bagus juga. Nyolong di mana?"
Refleks Electra menepuk tangan Vanecia. "Sembarangan! Btw, gue nyolong dari parkiran mall besar." Jawab Electra menyeringai, mereka terkikik bersama.
"Lo belum cerita tentang bagaimana bisa lo ada di sekolah ini." Celetuk Theresia setelah sejak tadi diam hannya menikmati pasta.
Electra terdiam. "Dia mah melet kepala sekolah kali! Makanya bisa masuk sini!" Jawab Vanecia sekenanya.
Theresia mendecak. "Gue serius!" Theresia mengalihkan pandangannya ke pada Electra.
Electra menjawab dengan kikuk. "E-eh ... Seperti yang dibilang Panes, gue ke dukun terus nyantet kepsek. Hehe...." Theresia merotasikan matanya malas. "Kalian berdua emang gak ada yang bener."
"Lagi dateng bulan kali, dia El," celetuk Vanecia yang tadi hampir merinding melihat tatapan Theresia.
"Oh iya, El! Gue sama Cia punya temen baru! Namanya Dara!"
Deg...
"Kayaknya dia juga korban bully, makanya waktu kemaren kita ke kelas gue, kita nggak nemuin Cia di sana, ternyata Dara bawa Cia ke kamar mandi dan minjemin bajunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl & Nerd Girl [END]
Teen FictionElectra, gadis dengan sejuta kebahagiaan yang selalu ia pancarkan di depan semua orang, dengan celetukan dan perilaku anehnya dapat membuat orang-orang disekitarnya merasa terhibur. Meskipun ia dikenal dengan seorang Bad Girl yang sangat anti dengan...