35.

166 9 4
                                    

Happy reading ❤️

....

"APA LIAT-LIAT?! MAU GUE COLOK MATA LO?!" Bentak Vanecia kepada para siswa-siswa yang sedang memperhatikannya. Lebih tepatnya meledeknya.

Dia berlari dari kelasnya dengan penampilan yang sangat buruk, terlebih lagi bau yang berasal dari telur busuk.

Vanecia menatap seorang siswi yang terlihat lebih kalem dari yang lainnya. "Di mana kelas Electra?!" Vanecia yakin, tidak mungkin tidak ada keributan yang ditimbulkan oleh sahabatnya itu di sekolahnya sendiri.

Dalam satu hari, pasti Electra sudah menarik perhatian banyak orang. Bukan perhatian yang positif, tapi yang negatif. Seperti dulu waktu mereka masih menginjak bangku SMP, Electra di hari pertama sudah membuat salah satu siswa bonyok dan beruntungnya hannya masuk UKS, bukan rumah sakit.

Siswi tersebut menyebutkan nama kelas Electra serta letaknya di mana. Tentu saja Vanecia langsung pergi tanpa mengucapkan terimakasih.

Siapa suruh tadi sudah menertawainya?

Electra yang menguap dibuat terkejut dengan kehadiran sosok manusia yang tiba-tiba datang dan menggebrak mejanya cukup kencang.

"EL! BANTUIN GUE SAMA CIA!" Suara itu....

"CEPET, EL!" Lamunan Electra buyar akibat tangannya yang digoyangkan secara kasar.

"PANESS!!!" Electra hendak memeluk Vanecia tapi urung karena Vanecia mencegahnya.

"Lo gak liat, badan gue udah kek adonan?! Cepet ke Cia!" Jerit Vanecia langsung menarik lengan Electra menuju kelasnya dengan berlari secepat mungkin.

Sesampainya di kelas, hanya ada kekosongan. Tidak ada Theresia yang tadi terduduk menatap lantai penuh kepasrahan.

"Mana Cia?" tanya Electra.

"Tadi dia ada di sini. Oi! Lo semua kasih tau di mana Theresia!" Semua yang ada di kelas tidak menghiraukan pertanyaan Vanecia.

"Dasar, percuma nanya sama setan-setan gak berguna!" geram Vanecia.

Electra menarik tangan Vanecia. Tujuannya adalah kamar mandi, dia hendak menyuruh Vanecia mengganti seragamnya. Namun, sebelum itu dia akan mengajak Vanecia ke kelasnya lagi untuk mengambil seragam cadangan miliknya.

"E-eum ... Lo gak mau cerita, El?" Electra menoleh sekejap. "Cerita apa?"

"Soal-"

"Electra! Sini lo! Ini pasti ulah lo, kan? Cepet tanggung jawab!" Grace datang sambil menunjukkan tasnya yang sudah rusak seperti habis digunting dan dicoret-coret menggunakan spidol warna.

Electra mengerutkan dahinya. "Bukan gue," jawab Electra sekenanya.

"Bohong! Mana mungkin orang lain! Selama ini cuman lo satu-satunya orang yang berani sama gue!"

"Berarti gue keren banget dong!" Senyum puas terbit di bibir Electra.

....

"Sshhh...." Electra mengelus lengannya yang tidak sengaja terkena panci panas.

"Sial!" Batinnya. Melihat tangan Vanecia yang nganggur menimbulkan ide jahil di benaknya. Dengan perlahan Electra mengarahkan tangan Vanecia menyentuh panci panas tersebut.

Bad Girl & Nerd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang