39.

168 8 3
                                    

Happy reading ❤️

....

"CONGRATS EL! LO EMANG NGGAK PERNAH NGECEWAIN KITA SEMUA!" Seru Willy sambil berlari mendekati Electra.

Yang lainnya mengikuti dari belakang berjalan santai serta tersenyum bangga dan mengelus rambut Electra secara bergantian, kecuali Satria yang langsung memeluk Electra.

"Selama ini, cuma Dara yang bisa lolos seleksi. Dan sekarang, langsung sekaligus tiga orang bisa lolos dari sekolah ini. Gue yakin, rating sekolah kita bakal langsung naik drastis!" Ucap Arul merancang nilai sekolahnya.

"Hehe ... tapi gue mewakili sekolah gue yang sebelumnya, bukan sekolah ini. Dan bokap gue juga fine-fine aja." Ucap Electra menjelaskan.

"Jadi, lo nggak mewakili sekolah kita?"

Electra mengangguk. "Iya, ada panitia yang ngasih tau ke pihak sekolah bahwa gue juara bertahan. Dan karena gue keluar dengan alasan yang cukup sepele, pihak sekolah ngasih syarat supaya gue ngikut lomba itu lagi dan mewakili sekolah." Jawab Electra panjang lebar.

"Kenapa lo nggak bakar sekolah aja? Biar dikeluarin dan lo nggak perlu ikut lomba itu?" Pertanyaan konyol itu berasal dari Chiko.

Sontak Arul menyentil dahi Chiko kesal.
"Kalo bego tuh dikit-dikit aja ngapa?" Kesalnya.

Electra terkekeh menyaksikannya. "Kalo El bakar sekolah, ya dipenjara lah goblok! Bukan cuman dikeluarin dari sekolah, dari KK nya juga udah pasti dikeluarin!" Lanjut Arul.

"EL!" Allan tiba-tiba datang sambil berteriak. Ketika sampai di hadapan Electra, Allan menarik Electra dengan kasar secara tiba-tiba.

Electra berontak, "LO APA-APAAN SIH BANG?! LEPAS!" Dengan tenaga yang kuat, lengan Electra berhasil terlepas dari genggaman Allan.

"PANTES LO BANDEL, TERNYATA MEREKA TEMEN LO?! ASAL LO TAU, MEREKA ITU PEMBUAT ONAR! BISANYA CUMAN BUAT RICUH HABIS ITU NGANCEM PIHAK SEKOLAH MENGGUNAKAN PRESTASI MEREKA!" Bentak Allan.

"GUE NGGAK PEDULI! KARENA DI MATA LO, GUE SAMA KAYAK MEREKA! PEMBUAT ONAR DAN SELALU SALAH!" Electra balik membentak yang berhasil membuat Allan terdiam.

"Tadinya gue mau traktir lo, karena udah memberikan gue kejutan yang luar biasa, tapi setelah tau lo bergaul sama mereka, pandangan gue terhadap lo nggak akan pernah berubah. Lo akan menjadi pembuat onar dalam hidup gue." Kata Allan dengan emosi yang dia tahan.

"Bos, lo nggak mau belain, El?" Tanya Willy dia kasihan melihat Electra yang dibentak oleh kakaknya sendiri.

"Biarin, itu urusan keluarga. Kita hannya teman bercerita El. Gak lebih, biar gimanapun kita nggak punya hak buat ikut campur. Kecuali kalo abangnya melakukan kekerasan fisik." Ucap Satria. Walau di luar Satria nampak biasa saja, tidak dengan hatinya. Dia sangat emosi menyaksikan ini semua. Jika dia kehilangan kesabaran, sudah dipastikan dia akan menghabisi Allan sekarang juga karena telah berani membentak adik kesayangannya.

"Terserah lo mau bilang apapun, dan terserah lo mau mandang gue kayak gimanapun. Itu hak lo!" Electra meninggalkan Allan yang terdiam, kini dia berjalan mendekati Satria.

Allan terdiam beberapa saat sebelum pergi tanpa menoleh lagi kepada Electra.

Satria memeluk Electra dan mengelus pundaknya. "El, masalah hidup gua juga emang lagi susah, tapi ngeliat lo dibentak, itu lebih sakit." Curhat Willy.

Bad Girl & Nerd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang