05.

345 28 3
                                    

05.

Berpura-pura bahagia bukan berarti tidak memperdulikan masalah!

-Electra Harlow-


Happy Reading ♥️

....

Keheningan mengisi suasana di dalam mobil, membuat pak Ahmad selaku supir pribadi keluarga Electra heran. Sebab biasanya jika Lasma dan Electra disatukan, maka jangan harap suasana akan tenang. Tetapi berbeda dengan kali ini, yang membuat pak Ahmad heran dan menduga pasti ada sesuatu yang salah.

"Kenapa kamu bisa berantem sama Bu Surya?" Setelah sekian lama hening di dalam mobil, akhirnya Lasma memberikan Electra pertanyaan tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop. Hal itu juga membuat pak Ahmad mengangguk-anggukan kepalanya paham sebab pertanyaan yang sedari tadi berputar di kepalanya akhirnya terjawab juga.

Tidak heran sih jika mendengar kabar Electra berantem. Itu sudah menjadi hal biasa. Bahkan dengan seorang ibu-ibu, itu bukan lagi sesuatu hal yang mengejutkan. Karena Electra memang hobi berantem, bahkan dulu Electra pernah berantem sampai membuat lawannya masuk rumah sakit.

Ya, sedikit informasi bahwa Electra itu jago bela diri, bahkan dia sudah sampai sabuk hitam. Walaupun begitu kedua orangtuanya tetap saja khawatir jika Electra sampai kenapa-kenapa, apalagi jaman sekarang banyak sekali cara orang untuk balas dendam.

"Bukan El kok mah yang mulai duluan-"

"Mama gak tanya siapa yang mulai duluan! Mama tanya kenapa bisa kamu berantem sama Bu Surya?" Lasma mengalihkan pandangannya menatap tajam Electra.

Electra terkejut mendengar mamahnya membentaknya hingga kedua pupil matanya membesar.

"Kenapa kamu bisa naik angkot? Kamu kan ada motor." Lasma yang sadar akan bentakannya kemudian memelankan nada bicaranya.

Mendengar nada bicara Lasma yang memelan membuat Electra menjadi sedikit lebih tenang. "Hehehe ... motor El lagi di bengkel mah, kemarin balapan dan El gak lihat ada batu di depan dan akhirnya El ngelindes batu itu sampai El jatoh dan motornya lecet dikit." Jelas Electra sedikit menyengir mengingat kecerobohannya waktu itu.

Lasma hannya bisa menghela nafas lelah. Ia heran, bagaimana mungkin sifat buruk yang dia miliki dulu yaitu, suka balapan liar, barbar, ceroboh, dan lain-lainnya bisa menurun kepada Electra selaku putri sulungnya. Padahal Allan dan Dara selaku kakak-kakak dari Electra malah menirukan sifat baik milik ayahnya yang kalem, sopan, pintar, bijak, intinya sangat positif deh! Sangat berbeda dengan dirinya.

Karena sedari tadi Lasma diam, Electra jadi berfikir jika mamahnya marah kepadanya. "Mamah jangan marah dong, gini-gini kan El ngikutin mamah loh! Pas mamah bikin El mungkin-" Lasma langsung membekap mulut Electra. Jika tidak hampir saja Electra akan membahas tentang memproduksi anak. Apalagi kan disini ada pak Ahmad yang sekarang malah cengar-cengir tidak jelas.

"Gausah di lanjut!" ucap Lasma menjauhkan tangannya dari mulut Electra. "Ngomong-ngomong pas kamu jatuh dari motor kamu gak apa-apa kan?" lanjut Lasma sedikit meneliti bagian tubuh Electra..

"Gak apa-apa kok mah, cuman lecet dikit doang, itu juga udah di obatin sama mbak Indah." Jelas Electra.


....



Ting ... ting ... ting....

Dentingan sendok dan piring yang saling bersautan menghiasi suasana meja makan hingga Lasma bertanya. "Kamu gak jadi di apa-apain sama Bu Surya tadi kan El?"

Allan, Dara, serta Dion-papah Electra mengangkat kepalanya dengan kening yang mengkerut pasalnya mereka bingung, memangnya Electra ada urusan apa dengan Bu Surya?

"Enggak jadi lah mah, orang mamah langsung dateng dan tarik kuping El." Electra balas dengan wajah cemberut terdengar dari nada bicaranya yang kesal. Entahlah apa yang membuat dirinya kesal, padahal tadi masih baik-baik saja buktinya setelah sampai di rumah tadi Electra langsung lari-lari dan terlihat ceria.

"Memangnya El ada masalah apa sama Bu Surya mah?" Dion akhirnya bertanya.

Dengan semangat empat lima Lasma menjelaskan. "Itu loh pah! Masa tadi pas mamah pulang dari rumah temen, aku lihat El turun dari angkot sama Bu Surya, niatnya mau aku ajak pulang bareng si El, tapi penumpang langsung turun semua sama supirnya juga, aku kira angkotnya ada masalah dan aku seneng kebetulan banget lewat jadi El gak usah capek-capek cari angkot lain, eh taunya si El mau berantem sama Bu Surya!" ucap Lasma menggebu-gebu yang berhasil membuat Electra menghela nafas lelah.

"Dah tau nih gue alur selanjutnya bakal kayak gimana. Pasti gak jauh dari hukuman!" batin Electra meremas celananya pertanda dia kesal.

Dion diam, sambil berfikir apa yang akan dia lakukan untuk Kali ini. Kali ini Dion tidak hannya akan memberi ceramah seperti kemarin-kemarin dan hukuman menyita kendaraan ataupun uang jajan yang di potong, melainkan sebuah hukuman yang dia yakini bisa membuat Electra jera dan bisa berubah.

Tapi sebelum itu.

"Ini semua pasti karena pengaruh buruk dari teman-teman mu itu kan? Papah sudah feeling dari awal kalau mereka itu adalah anak-anak bandel yang akan mengajakmu ke arah yang salah. Papah mau, kamu berhenti berteman dengan mereka dan kamu pindah ke sekolah-"

"Stop Pah!" Electra mengangkat tangan kanannya guna mengisyaratkan Dion untuk berhenti berbicara.

"Ingat ya Pah! Papah boleh jelek-jelekin aku, papah boleh marahin aku dan hukum aku sepuas papah! Tapi enggak dengan menjelek-jelekkan teman-teman aku! Mereka itu gak seburuk apa yang papah lihat! Papah gak tau kan seberapa berharga mereka di mata aku? Papah gak tau kan seberapa penting mereka di hidup aku? Papah-"

"Seberapa penting memangnya mereka? Sampai kamu berani meninggikan suara kamu sama papah?" nada suara Dion berubah menjadi lebih dingin sehingga membuat aura di meja makan semakin mencekam.

Electra berdiri. "Mereka itu penting buat aku pah! Karena mereka adalah orang pertama yang akan mengelus bahu aku di saat aku sedang menangis! Mereka adalah orang yang paling mengerti perasaan aku! Bahkan mereka yang lebih tau tentang seluk beluk tentang keseharian aku! Bahkan, dari mereka aku dapat merasakan artinya rasa persaudaraan." Jeda, Electra menoleh kepada Allan dan Dara yang menatap balik kepadanya. "Yang Bahkan aku gak dapet dari saudara kandungku sendiri." Electra melirih namun masih dapat didengar oleh keluarganya.

Sedangkan Dion hanya diam, tatapan tajamnya kini telah berubah menjadi sendu. Suasana di meja makan pun kini berubah menjadi hening.
















TBC!!

Gantung ga? Engga dong pastinya.

Btw sorry ye update lama, soalnya sibuk mandangin tugas yang numpuk.

INGET YA! MANDANGIN TUGAS DOANG!!!

Soalnya kalo ngerjain mah entaran aja kalo dah mepet awokawok!





04-10-2021

Bad Girl & Nerd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang