34. Tanpa judul✧

1.3K 143 2
                                    

"Eh neduh yuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh neduh yuk. Gerimis nih," ajak Najwa, gadis tersebut mengadah ke atas untuk melihat bulir-bulir kecil air yang berjatuhan menyentuh tanah, Fabio disampingnya melakukan hal sama dan mengangguk kecil.

Mereka berlari kecil menuju post penjaga sekolah, sembari masih menunggu kedua teman mereka yang belum terlihat batang hidungnya.

"Ujan panas, gue harap ada pelangi," gumam Fabio matanya mengamati sekitar.

"Heumm, gue harap gitu. Gue ada cerita kecil nih, dulu pas kecil masih polos-polosnya, gue percaya aja pas temen-temen gue bilang kalo ujan panas itu ada orang meninggal. Bodoh banget ya, padahal pelangi muncul karena adanya pembiasaan cahaya." Najwa terkekeh setelahnya, menggelengkan kepalanya mengingat salah satu kepolosannya saat kecil.

Fabio ikut tertawa, ia juga dengar cerita tersebut waktu kecil, "Gue suka banget liat pelangi, walau cuma bentar gue suka banget liatnya," katanya sembari memandang lagi ke atas.

"Eh! Beneran dong ada pelangi Yo," tunjuk Najwa, ia mengambil ponselnya untuk mengabadikan momen tersebut.

Fabio tersenyum senang, kejadian langka yang sudah lama ia tidak lihat. Fabio tidak ingat kapan ia menyukai pembiasaan yang menghasilkan warna-warni di langit itu, tapi yang pasti disaat semuanya masih baik-baik, bahkan jika ada pelangi Fabio kecil melihat bersama dengan Airin hingga warna itu memudar dan menghilang dari sana.

"Yo, coba lo foto disana. Kayaknya estetik banget kalo orang ganteng yang jadi modelnya." Cewek itu menggiring Fabio di tempat yang ia maksud, untungnya hujan sudah reda. Fabio tidak menolak dan mengikuti instruksi Najwa yang menginginkan ia bergaya.

"Oke 1, 2, 3. Argh keren banget! Nanti gue kirim ke lo biar tau hasilnya." Najwa menunjukkan hasil fotonya, hingga tidak sadar jika jarak antara ia dan Fabio sangat dekat hingga menempel.

Deg! Deg!

Najwa meringis dalam hatinya, kenapa jantungnya berdebar ketika mereka bersentuhan, "ah maaf Yo." Katanya menjauh dari cowok itu.

"Kalian ngapain?" Sontak keduanya menoleh dan mendapati Bagas serta Gio berjalan mendekati mereka, kening Bagas berkerut dalam menatap mereka.

"Kita nungguin lo berdua lah, ngapain lagi?" Timpal Najwa, Bagas beroh ria dan merangkul sang pujaan hati.

"Ya udah yuk ke kelas." Sahut Gio yang juga merangkul Fabio, mereka berjalan membiarkan kedua calon pasutri itu untuk duluan di depan.

"Yo, nanti ada pelajaran olahraga. Lo gimana nanti?"

"Liat nanti praktek atau materi, kalo misalnya praktek yang masih bisa gue ikut, gue nggak papa kok." Sejujurnya Fabio senang mendapatkan perhatian seperti ini, sudah tidak bisa di hitung rasa syukur yang Fabio ucapkan ketika masih berkesempatan rasa pertemanan.

"Okey, lo jangan sembunyiin rasa sakit lo mulai sekarang. Kita-kita pasti bantu lo Yo."

"Iya, thanks ya."

Batas Akhir [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang