25. Mulai terungkap☆

1.7K 160 5
                                    

Fabio tersenyum tipis, ketika mendapatkan pesan dari Bagas dan Gio yang menanyakan dirinya, mereka mendoakan semoga Fabio cepat sembuh dan bisa kembali bersekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fabio tersenyum tipis, ketika mendapatkan pesan dari Bagas dan Gio yang menanyakan dirinya, mereka mendoakan semoga Fabio cepat sembuh dan bisa kembali bersekolah. Tadinya mereka memaksa untuk menjenguk Fabio, tadi dengan halus Fabio menolak, karena besok juga dirinya akan berangkat sekolah.

"Fabio nya ada di rumah nek? Kok cuma di rawat sebentar?" Sayup-sayup Fabio bisa mendengar suara dari luar.

Tidak lama kemudian, datang Najwa yang melambaikan tangannya seperti biasa bersama Yuni disampingnya. Gadis itu meneliti Fabio dari atas hingga bawah, bagaimana bisa cowok yang kemarin malam membuatnya kebingungan setengah mati kini bisa santainya tiduran dengan menonton TV seperti ini.

"Udah sehat lo Yo? Pulang kapan?" Najwa tadinya berniat akan ke rumah sakit setelah pulang sekolah, tidak sengaja bertemu Yuni yang kebetulan didepan rumah, mendengar Yuni mengatakan jika Fabio sudah pulang, Najwa tidak perlu repot-repot ke rumah sakit.

"Alhamdulillah udah mendingan, tadi pagi gue pulang. Makasih buat yang tadi malem Wa." Fabio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa bersalah karena sudah merepotkan gadis itu kemarin malam.

"Syukur deh kalo gitu, lo jangan nggak enak hati gitu Yo, gue seneng bisa bantu lo."

Fabio tersenyum hangat, jika saja tadi malam tidak ada Najwa. Entah bagaimana nasibnya sekarang.

"Btw gue udah tau sakit lo Yo, nenek yang cerita kemarin malem. Gue harap lo kuat terus ya, gue yakin lo bakalan sembuh, biar kita bisa terus main," ujar Najwa.

"Makasih Wa, tenang aja gue nggak selemah itu. Buktinya gue masih bisa bertahan sampe sekarang." Tidak masalah jika Najwa sudah mengetahui sakit yang dideritanya, Fabio justru senang saat Najwa masih mau berteman dengannya, ia hanya takut ketika seseorang mengetahui jika ia sakit, maka orang tersebut akan meninggalkannya karena takut direpotkan, karena dulu saat ia kecil, tidak ada yang mau berteman karena takut direpotkan kalau waktu Fabio kambuh.

***

Keesokan harinya Fabio sudah berangkat ke sekolah, Yuni ingin sekali melarang, namun apalah daya ia yang kalah takut menambah tekanan pada Fabio dengan larangannya itu, sudah cukup kemarin Fabio marah padanya.

"Udah sehat lo?" Tanya Bagas yang baru datang, Fabio hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Oh iya Yo, buat kerja kelompok Biologi kita rencananya mau pulang sekolah ngerjainnya, tapi kalo lo masih nggak enak badan, kita maklumi kok. Lo istirahat aja di rumah." Bagas kelas tahu jika Fabio masih sakit saat ini, terbukti wajahnya yang masih sedikit pucat.

"Nggak, gue udah nggak papa. Gue bakal ikut nanti, gue udah sehat." Jelas Fabio menolaknya, ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan seperti ini, belum tentu hal ini ia akan rasakan lagi nantinya.

"Ya udah, kalo itu mau lo, kita buat sama-sama." Bagas memberikan jari jempolnya dengan tersenyum.

Pulang sekolah, Fabio ikut membonceng dengan Bagas yang membawa motor. Fabio sudah meminta izin pada Wildan dan juga Yuni kalau ia akan pergi bersama teman-temannya sebab ada kerja kelompok.

Batas Akhir [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang