"Aku bukan siapa-siapa. Sampai kau datang dan membuatku ingin jadi satu satunya yang kau cinta"
Themia Foundation adalah sebuah yayasan dari berbagai perusahaan yang membangun banyak sekali infrastruktur di berbagai bidang. Salah satunya adalah Themia Educational Institution, mulai dari Pre-School, Elementary School, Middle School, Highschool, bahkan College. Sekolah Themia dibangun dari si kaya, oleh si kaya, dan untuk si kaya. Mereka yang punya uang dan jabatan masuk di sekolah-sekolah itu lalu tidak memperdulikan aturan yang berlaku karena merekalah yang membuat aturan disana. Berbeda dengan sekolah lain yang punya nilai dan norma untuk diikuti, anak-anak Themia hidup dengan dunia mereka sendiri, hidup dengan aturan mereka sendiri.
Saat itu Iragashi Satria Utama sudah kelas 3 SMP. Dia turun dari motor gede mahalnya lalu masuk ke dalam gedung olahraga untuk menonton pertandingan basket SMP Themia dan lawannya, SMP Marion. Satria si atlit Judo nasional di sambut oleh teman-temannya dan mendapatkan kursi di barisan anak-anak keren Themia.
"Ada rencana lulus ini mau kemana Sat?" tanya salah satu perempuan yang Satria tidak ingat namanya. Wajar saja karena dia sudah jadi canavosa sejak SD.
"Mungkin gue mau ke jepang aja, males gue dalam negeri" jawab Satria dan menjentikkan jari.
Seolah hal itu sudah biasa di Themia, 3 laki-laki yang kurus dan culun berlutut di depan Satria layaknya budak. Satria meminta salah satu dari anak itu untuk membelikannya minum, satu yang lain membelikannya makan, lalu satunya lagi untuk memijat bahunya. Para pesuruh yang tidak cukup "keren" itu hanya bisa melakukan apa yang para orang "keren" suruh, atau hidup mereka di sekolah tidak akan tenang.
"Lo yakin gak mau sekolah di sini aja?" tanya salah satu teman Satria, Gabriel. Cowo kaya yang rumornya adalah pangeran sebuah kerajaan kecil.
"udah gue bilang kan kalo gue males sekolah dalam negeri, orang tua gue jadi banyak maunya, Kalo gue SMA diluar kan mereka gak bisa mantau" jawab Satria.
"Ya kalopun lo di luar negeri ortu lo pasti nyari cara untuk bisa mantau lo kan?" tanya Gabriel.
Seorang pesuruh laki-laki membawakan Gabriel gelas plastik berisikan air es berwarna hijau. Pesuruh itu kurus kering, kulitnya sawo matang, dan wajahnya kelihatan culun.
"Lama banget ya lo, gue udah haus 20 menit yang lalu" Gabriel tersenyum dan mencubit pelan pesuruhnya.
"Ma ma maaf kak, tadi antri" si pesuruh menunduk dan gemetar.
"mmmm, untung gue baik" Gabriel mengambil gelas plastik itu dan menatap airnya dengan sangat lama. Sang pesuruh berjalan mundur tapi Gabriel terlihat tidak senang "Tunggu"
"A- a-ada apa kak?" tanya si pesuruh.
Gabriel menunjukkan air nya ke pesuruh itu "Gue pesan jeruk lo, kok warnanya ijo, biasanya warna oren atau kuning kan?"
"Ta-tapi saya bilang ke penjualnya jeruk kak"
Satria tersenyum karena tahu bakal ada hal yang asik. Dia berdiri mendekati pesuruh itu "Lo tahu Gabriel itu senior lo yang paling baik hati, tapi kalau dia marah, abis lo" bisik Satria.
Si pesuruh ingin kabur tapi senior lain menyuruh pesuruh lain untuk menangkapnya. Saat itu para pesuruh yang tidak ingin tersiksa di sekolah harus menurut dan menangkap si pembeli air jeruk. Si pembeli air jeruk di kerubungi dan ditarik mendekati Gabriel.
"Udahlah, jangan di siksa napa, ganggu pemandangan aja" Perempuan seangkatannya menegur Gabriel.
"Yang mau nyiksa siapa, gue mau nanya aja" Gabriel tersenyum ke Satria dan Satria mendudukkan pesuruh itu ke kursi "Minum" Gabriel menyuruh pesuruhnya meminum air itu "Minum, dan pastiin rasanya jeruk. Kalo emang jeruk, lo bebas"
"Ayo minum, nanti Gabriel marah lo" kompor Satria.
"Ta-tapi ini punya kak Gabriel" jawab si pesuruh.
"Ya gue nyuruh lo minum, minum coba" balas Gabriel.
Satria hanya tertawa melihat tingkah temannya. Si pesuruh hanya menggeleng dan menunduk takut. Gabriel menumpahkan air itu ke tangannya lalu memaksa si pesuruh untuk menyeruput air dari telapak tangannya seperti binatang. Si pesuruh menolak keras tapi tangan Gabriel mengacak mulut si pesuruh sampai air itu masuk ke mulut anak yang dia siksa.
"Rasa apa?" tanya Gabriel.
Si pesuruh menunduk dan kelihatan resah tapi dia tidak melawan "Jeruk" jawabnya
"Masa? kok warnanya ijo"
"Jeruk nipis"
"Oooo, enak?" tanya Gabriel
Si pesuruh tidak menjawab.
"Karena lo gagal menuruti kemauan gue yang sederhana banget. Lo harus dihukum" bisik Gabriel.
"kak jangan kak" Pesuruh itu memohon sampai dia memegang kaki Gabriel.
"Santai bro, hukuman Gabriel gak sekeras hukuman gue kok" ucap Satria.
"Ya.. Lo liat tuh, tim basket kita kan lagi tampil, tapi anak sekolah kita kurang sorakannya, kita butuh hiburan" ucap Gabriel "Lo buka baju lo, trus joget di barisan depan, supaya tim basket sekolah kita semangat"
Si pesuruh menggeleng dan mendekap pakaiannya.
"Anak kelas berapa sih dia?" tanya Gabriel ke gerombolan murid "Siapa yang sekelas sama dia?" teriak Gabriel ke podium anak-anak Themia.
"Saya" Seorang murid cowo bule yang keren mengangkat tangannya.
"Daniel, ayo kesini, bujuk temen satu kelas lo ini" Satria mengundang Daniel turun.
"Lo anak keren kan Daniel? gue yakin lo gak mau kalau semua senior benci sama kelas lo disebabkan anak ini gak mau nurut" ucap Gabriel.
"Dan lo tahu, kami bisa blacklist satu kelas lo dari event sekolah kalau kami mau" sambung Satria.
Daniel menarik kawannya untuk bicara.
"Esta, dengerin gue, lakuin kemauan mereka demi kita semua" bisik Daniel.
"Demi kita? demi lo bisa jadi cowok keren kaya mereka kan? mereka bakal malu-maluin gue Daniel, dan selamanya idup gue ancur" balas Esta.
"Seengaknya cuma idup lo lo yang ancur, bukan hidup kita semua" Daniel menarik kemeja yang Esta pakai.
"Daniel" Dino- teman Daniel mencegah Daniel untuk merobek baju Esta "Ini di luar sekolah, jangan lakuin yang enggak-enggak"
Gabriel dan Satria menunggu dengan kesal "Lama banget diskusinya, hitungan ke 10 tuh anak gak buka baju, 1 kelas kalian jadi pesuruh" Teriak Gabriel.
"Esta, gue mohon, demi kita semua" Seorang anak perempuan mendekati Esta.
"Esta, gue gak mau jadi pesuruh Ta" sambut anak yang lain.
Semesta ingin kabur tapi Daniel menahan dan menarik bajunya sampai kemeja yang Esta gunakan robek. Anak-anak lain menarik baju yang Esta gunakan sampai saat itu tubuh kurus kering Esta terlihat jelas. Seperti bukan manusia Esta dioper-oper, tubuhnya bergeser-geser dan bajunya tercabik-cabik.
"Themia GO GO GO" Satria berteriak menyemangati tim Basket sekolahnya dan semua supporter Themia juga berteriak menutupi suara Esta yang memohon untuk dikasihani.
Esta ingin pergi tapi dihalangi oleh para senior. Anak-anak lain berteriak mendukung Themia dengan bertepuk tangan, memukul botol, dan mengibari bendera. Salah satu pendukung memegang bendera Themia dengan bambu sepanjang 2 meter.
Esta didorong maju paling depan dan dilempari dengan gelas plastik berisi air es oleh para seniornya. Teman seangkatannya tidak menolong, dan bagi orang-orang di sana itu hanyalah kegiatan lucu-lucuan sebagai bentuk support kepada tim basket yang bermain.
----
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Bebek yang buruk kisah cintanya (SKY)
Teen FictionNama gue Juna, dan Gue gay. Gue ketemu dia, laki-laki paling straight yang gue kenal. Gue juga ketemu teman-temannya, orang-orang paling random yang pernah gue temuin. Nama gue Satria, gue normal. Sekian terima kasih 🔕🔕 Romance - Friendship - Acti...