Serangga Hemimetabola

416 35 25
                                    

Hai, berhubung Hanan & Hanin sudah End dan lagi direvisi. Sekarang saya membuat cerita baru PANGERAN MAHARDIKA. Sebagai orang yang masih belajar tahap kepenulisan ingin memberikan cerita terbaik untuk para teman-teman. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca ceritaku.

___________________________________________

Sekarang musim hujan, banyak sekali kecoa keluar dari sarangnya. Hampir setiap penghuni rumah mengeluh akan datangnya ordo serangga hemimetabola yang berasal dari kelas insecta. Anggota insecta sangat beragam dan mempunyai ciri khusus yaitu memiliki enam buah kaki yang bisa disebut Hexapoda.

"Ngapain?" tanya seseorang dengan heran.

"Ngumpulin kecoa," ucapnya tanpa jijik, meskipun memakai sarung tangan tetapi bagi mereka yang lain itu sangat menjijikan.

"Kenapa tidak kecoa saja yang kita jadikan bahan penelitian." Seseorang yang berkacamata bulat memberikan saran.

"Euy," ucap mereka kompak merasa jijik.

"Rani yang cantik dan polos. Apakah tidak ada hewan lain yang bisa kita teliti?" kata Selasa.

Rani menggeleng,"Daripada ulat, mendingan kecoa aja sih," ucap Rani dengan entengnya.

"Kan bisa kupu-kupu atau nggak nyamuk aja deh biar gampang," kesal Selasa pada sahabatnya yang absurd ini.

"Gue setuju apa kata Selasa, mendingan kupu-kupu aja ya Ran. Gue tahu lo itu nggak jijik tapi yang berada di kelompok ini kita berlima," timpal Mina.

"Lagian lo aneh banget sih Ran, lo kata kita mau megang kecoa buat bahan penelitian. Ngelihat antenanya aja gue langsung merinding." Aila bergidik geli.

"Menurut lo gimana Rey?" tanya Mina menoleh kepada sosok lelaki yang memiliki tinggi badan 172 cm dengan wajah tampan yang mampu memikat Mina dan Selasa.

"Terserah kalian aja," jawabnya singkat lalu memfokuskan diri kepada buku yang sedang ia baca.

"Serius amat baca buku, mending mabar sama gue aja," ajak Chiko.

"Males!" balas Rey.

Abrisam Reynanda lelaki berumur 17 tahun yang selalu mempertahankan juaranya. Ia sangat keras terhadap dirinya sendiri. Karena tuntutan kedua orangtuanya untuk menjadikan dia murid kebanggaan sekolah. Selalu saja ia melampiaskan emosinya dengan menggambar dan melukis, Rey bilang itu akan meredakan emosi yang selalu saja meluap-luap. Kalau dilihat, dia juga sangat terampil dalam menggambar. Pernah ada orang ingin membeli hasil lukisan dengan harga mahal tetapi ia menolak dengan alasan karyanya adalah sebuah kenangan tidak untuk diperjualbelikan.

Chiko, dengan nama lengkap King Chiko Haidar. Dia terlahir dari keluarga yang kaya raya. Ia kelas XII-01 sedangkan Rani, Selasa, Mina, Aila dan Rey kelas XII-02. Meskipun kelas mereka bersebelahan tetapi hanya Chiko yang Rani kenal. Perempuan ini memang sulit sekali berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Ia selalu ke perpustakaan untuk belajar di temani Selasa terkadang juga sendirian. Rani juga jarang membeli makanan di kantin. Ia lebih memilih uang yang diberikan orangtuanya ditabung. Menjadi penerima beasiswa di sekolah National High School of Technology. Namun, sekolah ini juga menyediakan makan siang untuk semua muridnya.

"Ko,kalian udah bikin makalah penelitian belum?" tanya Rani kepada Chiko yang sibuk bermain game online.

"Udah,tapi gue nggak tahu bahas apaan. Soalnya yang bikin itu si Dika," jawab Chiko.

Pangeran Mahardika ✅ [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang