Dibantu temannya, Juwi bertekad move on dan mencari pengganti setelah putus dari pacar sejak SMP-nya.
Targetnya sebulan.
Mulai dari berkenalan dengan kakak temannya, mencari diaplikasi dating, sampai salah satu temannya menyarankan Juwi mempertimban...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading❤️
📷 📷 📷
Rasanya aku ingin membenturkan kepalaku ke kaca mobil atau tembok sekalian biar ingatanku tentang ciuman tadi menghilang. Oh, bukan ciuman. Yang benar adalah kecelakaan teramat kecil yang melibatkan bibirku dan bibir Mas Hady karena dorongan seseorang.
Argh!
Kalau aku tahu siapa yang tidak sengaja menyenggol Mas Hady, mulutnya bakal kutarik sampai mancung. Bodo amat aku jadi tontonan, pokoknya dia mesti tanggung jawab karena sampai konser berakhir dan aku duduk di samping Mas Hady. Adegan di mana bibir Mas Hady silaturahmi dengan bibirku terus terputar di kepalaku kayak kaset rusak.
“Katanya cowok tadi belum punya pacar.” Ajeng bersuara di tengah kekalutanku.
Aku menghela napas panjang, mencoba mendengar cerita Ajeng dengan khusyuk. Tapi lagi-lagi bibir Mas Hady hadir dan hampir membuatku berteriak.
“Dan lo percaya?” tanya Malika.
“Dari tampang aja udah kelihatan banget dia playboy,” timpal Sofia.
“Iya, kan? Apalagi bibirnya, manis banget pas ngegombal.” Malika mengingatkan.
Bibir? Kenapa mereka harus membahas bibir! Harusnya Malika bilang mulut. Aku menjambak rambut depanku dan bersandar di kaca mobil. Mau berbalik dan meminta mereka berhenti juga tidak bisa. Nanti kalau tatapanku ketemu Mas Hady bagaimana?
Senyum-senyum tai kucing gitu? Kayak enggak terjadi apa-apa? Aku mana bisa!
“Manis, manis, aja lu. Emang lu jilatin,” sewot Ajeng.
Jilat? Tentu saja tidak! Bibir kami cuma ketemu sedetik, Jeng. Kalau ada di bawahnya sedetik, nah itu lebih cocok. Lagi pula tragedi itu terjadi karena ketidaksengajaan, aku mana punya niat rasain manis enggaknya atau jilat-jilat segala macam.
“Udah deh, Jeng. Mending lo jomlo dulu, nikmatin waktu sendiri,” kata Malika.
Dari dua bulan lalu aku sudah jomlo. Dan detik ini aku menyesal belum punya pacar. Kalau aku punya pacar, pasti dia yang aku ajak ke konser sehingga kecelakaan itu tidak menimpaku.
“Nah! Percuma lo putus sama mantan lo yang bajingan itu kalau ketemunya yang sejenis juga,” sambung Sofia.
Bajingan? Mas Hady tidak seperti itu Sofia COD, bayar langsung di tempat. Mas Hady baik kok, kan aku sudah bilang kecelakaan.
“Tapi dia ganteng,” ujar Sofia.
Aku mengangguk mengakui, Mas Hady memang ganteng.
“Ah, terserah. Capek gue ngomong ama lu.”
Iya, cukuplah. Aku juga capek dengar ceritanya mereka yang selalu saja nyambung dengan kejadian tadi.