epilog

77.5K 4.3K 96
                                    

Aku memasukkan pakaianku secara asal ke dalam koper. Tidak ada waktu melipatnya rapi-rapi, aku harus bergegas pulang ke Bandung.

Dari belakang, kudengar pintu dibuka. Aku tidak ingin repot-repot memastikan karena kemungkinannya cuma dua. Orang itu Ivan atau Fajar. “Hady.”

“Hm?” Aku cuma menengok sebentar lalu kembali melanjutkan kegiatanku.

“Kita mau jalan-jalan sama yang lain. Kamu yakin enggak mau ikut?” tanya Fajar.

“Iya,” jawabku singkat.

“Ada acara apa sih di Bandung sampai buru-buru banget pengen pulang.”

“Enggak ada acara apa-apa.”

“Nah, terus?”

Aku memilih diam.

“Mending kita jalan-jalan, mumpung di Jogja. Kapan lagi kita ke sini bareng-bareng?”

“Yang di Bandung lebih penting dari sekadar jalan-jalan, Jar,” kataku sambil memasukkan baju terakhir, menarik ritsleting koperku lalu berbalik.

“Juwi?” tebak Fajar.

Aku mengangguk dengan senyum yang mendadak muncul. Dialah alasanku ingin cepat pulang. Aku masih ingat jelas percakapan kami malam itu, saat Juwi bilang akan kembali ke Jakarta seminggu sebelum perkuliahannya dimulai.

Walaupun seminggu ini kami tidak saling bertegur sapa setelah penolakan waktu itu, setidaknya aku ingin melihatnya sekali sebelum kembali ke Jakarta. Aku ingin melambaikan tangan melepasnya dan bilang akan menemuinya kapan-kapan.

Fajar tersenyum maklum sambil manggut-manggut. “Oh, oke. Seharusnya kamu bilang dari tadi.”

Aku menyampirkan tas ranselku dan mendorong koperku. “Salam buat yang lain.”

Fajar menepuk pundakku saat aku melewatinya keluar dari kamar. “Hati-hati, bro.”

“Sip.”




📷📷📷




Sorry to say kawan, tapi aku enggak bisa nambah extra part🤣
Soalnya ceritanya udah bener-bener selesai dan enggak ada yg gantung. Pokoknya tamat setamat-tamatnya.

Sampai bertemu di cerita yang lain❤️

Movember [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang