Juwi pas SMA😂
Happy reading❤️
📷 📷 📷
Berhubung aku masih takut tinggal sendirian di rumah dan Bunda juga belum pulang, jadilah aku ikut Mas Hady hari ini. Lebih tepatnya Mas Hady yang memintaku ikut. Aku sih mau-mau saja, apalagi aku memang pernah minta diajak.
Nah, kalau masalah Bunda, aku memang minta ke Mas Hady dan tetangga lain untuk tidak mengabari Bunda. Takutnya Bunda, Kak Uta, bahkan keluarga A’ Galih malah ikut panik. Padahal ada yang lagi dirawat di sana. Toh, untungnya aku baik-baik saja dan tidak ada barang atau uang yang hilang.
Mas Hady juga setuju. Makanya aku akan menunggu Bunda pulang dan baru menceritakannya. Walau aku bisa membayangkan bagaimana hebohnya Bunda begitu tahu. Sepertinya mulai dari sekarang aku harus mempersiapkan diri.
“Mas, prewed-nya di mana?” tanyaku setelah merasa cukup lama di perjalanan dan belum juga sampai.
“Di sekolah,” jawab Mas Hady tanpa mengalihkan perhatian.
Alisku terangkat, merasa tertarik. “Emang boleh?”
“Kan izin dulu.”
“Ihh, keren. Jadi, konsepnya ala-ala anak sekolah gitu?”
Mas Hady mengangguk.
“Mereka pake seragam?”
Mas Hady mengangguk lagi. Mendadak aku jadi rindu masa-masa sekolah, apalagi pas SMP. Awal aku mengenal cinta dan akhirnya pacaran. Eh! Kok jadi ingat Farraz. Aku menggeleng cepat demi mengenyahkan bayangan tentang Farraz. Tidak penting.
“Kamu pernah kepikiran enggak mau pake konsep apa kalau prewed?”
Pertanyaan Mas Hady membuat Farraz segera menghilang dari kepalaku. Makasih, Mas. Janji, nanti malam kutraktir es krim yang harga lima ribu. “Pernah, Mas!”
“Tapi selalu berubah-ubah. Aku pernah kepikiran yang ala-ala fairy tale. Pernah juga yang foto di tengah jalan gitu. Terakhir aku pengen kayak mafia-mafia, Mas. Pake baju serba item, kacamata item, wih keren banget.”
Ya, begitulah aku. Tidak konsisten adalah nama tengahku. Kalau tidak sengaja lihat konsep yang unik dan beda dari yang lain, aku langsung membayangkan diriku sedang melakukan pemotretan bersama Farraz. Itu waktu masih bareng, ya. Sekarang mah boro-boro.
“Kalau Mas?” tanyaku karena lagi-lagi mengingat si mantan.
Mas Hady menoleh sebentar dengan wajahnya yang tampak berpikir. “Emm, ikutin maunya calon istri.”
Menyerang Mas Hady dengan pertanyaan yang sama kayaknya keputusan yang salah. Soal keseriusan dan pernikahan bukan lagi cuman obrolan sambil lalu baginya, tidak sepertiku yang masih sekadar angan-angan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Movember [TAMAT]
ChickLitDibantu temannya, Juwi bertekad move on dan mencari pengganti setelah putus dari pacar sejak SMP-nya. Targetnya sebulan. Mulai dari berkenalan dengan kakak temannya, mencari diaplikasi dating, sampai salah satu temannya menyarankan Juwi mempertimban...