My Lovely Uncle - Bab 19

14.6K 387 34
                                    

Happy Reading !!!

****

Uncle Devan belum pulang? Kok belum keluar?” tanya Salvia pada kedua orang tuanya yang telah duduk lebih dulu di meja makan. Sementara Salvia baru saja pulang setelah kerja kelompok bersama teman-teman sekolahnya. Hingga membuatnya pulang terlambat.

Alasan yang membuatnya tidak tahu mengenai keberadaan Devan. Salvia belum sempat mengecek pria itu ke kamarnya. Selesai mandi dan berganti pakaian suara Drizella lebih dulu memanggilnya untuk makan. Dan karena sudah cukup merasa lapar, Salvia akhirnya bergegas turun. Sampai akhirnya Salvia sadar sosok sang paman belum sama sekali dirinya jumpai.

“Loh, kamu lupa kalau Uncle Devan hari ini pindah ke apartemennya?"

“Maksud Mama?” Salvia tak paham. Sebab sebelumnya tidak ada pemberitahuan mengenai itu. Semalam Devan masih ada di rumahnya walaupun satu minggu sejak malam itu mereka tidak banyak berinteraksi. Lebih tepatnya Devan yang menghindar, dan Salvia banyak menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya, bercerita banyak hal mengenai lima bulan yang tak mereka habiskan bersama.

Keasyikan bersama kedua orang tuanya tak lantas membuat Salvia melupakan Devan. Tapi karena keadaan pintu kamar pria itu yang selalu terkunci membuat interaksinya dengan Devan menipis.

Pria itu benar-benar menghindar, dan Salvia tak menyangka hubungannya dengan Devan akan kembali ke awal. Dimana mereka selayaknya orang asing yang tinggal dalam satu atap yang sama.

Bedanya dulu Salvia masih bisa menerobos kamar Devan dan bebas melayangkan godaan. Sekarang, Salvia tak berani melakukan itu. Penolakan Devan malam itu berhasil meruntuhkan keberaniannya.

Dan sekarang, kabar apa yang dirinya dapatkan?

Uncle Devan pindah?” Salvia kembali memastikan. Dan sebuah anggukan yang ibu tirinya berikan, berhasil menghadirkan kecewa.

Salvia tak menyangka bahwa sang paman akan pergi secepat ini. Lebih tak menyangka pria itu tak sama sekali memberi tahunya. “Kok dia gak pamit sama aku?” Salvia melirik sang ayah dan ibu tirinya bergantian.

“Bukannya dia udah pamit sama kamu? Dia bilang sudah bicara lebih dulu sama kamu sebelum bicara sama Papi dan Mama,” karena memang itu yang Drizella dengar ketikan sang adik pamit untuk tinggal di apartemen yang memiliki jarak lebih dekat dengan kantornya.

“Kapan?” kali ini Salvia tak lagi menyembunyikan raut terlukanya. Dan hal itu membuat Darian dan Drizella saling tatap dengan sorot ketidak pahamanan.

Lebih tepatnya hanya Drizella yang tak paham, karena Darian sendiri tahu mengenai alasan apa yang membuat sang putri sekecewa ini. Dan dari respons Salvia sekarang Darian sudah dapat menyimpulkan bahwa rasa yang anaknya miliki tidak mendapatkan balasan yang memuaskan.

Devan memilih berbohong dengan mengatakan telah berpamitan pada Salvia hanya agar Drizella tak menahan kepergiannya dan memaksa untuk berpamitan pada Salvia.

Devan sedang menghindar. Itu yang Darian simpulkan. Dan hal ini pastilah bersangkutan dengan perasaan yang Salvia ungkapkan.

“Jadi, Devan gak pamitan sama kamu?” Drizella kembali memastikan. Dan gelengan pelan yang Salvia berikan berhasil menghadirkan decak kesal wanita hamil itu. Bahkan saking kesalnya Drizella sampai merebut ponsel di tangan Darian dan langsung menghubungi nomor Devan, mengomeli sang adik yang telah berani membohonginya.

Salvia tak menghiraukan Drizella yang sedang mengomel pada sosok di seberang telepon, karena yang ada Salvia justru merasa kosong. Entah kecewa seperti apa yang Salvia rasakan, yang jelas rasa laparnya yang semula meronta kini berubah tak selera. Salvia memilih meninggalkan meja makan dengan langkah yang lesu.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang