My Lovely Uncle - Bab 42

6.3K 246 24
                                    

Happy Reading!!!

***

Salvia tidak bisa duduk tenang sejak Drizella dan Devan pergi makan malam bersama keluarga yang menjodohkan Devan dengan putrinya. Meski percaya diri Devan akan memilihnya mengingat laki-laki itu mencintanya, tetap saja Salvia merasa khawatir. Ia kepikiran dengan apa yang Amara katakan.

Benar apa yang Amara bilang bahwa masa kecil selalu memberi kenangan, dan Salvia takut diantara Devan dan Shamanta ada hal semacam itu. Tidak menutup kemungkinan ‘kan? Mungkin kemarin Devan merasa tidak ingat apa pun tentang sosok yang Drizella katakan sebagai teman sepermainan di masa kecil Devan, tapi siapa yang akan mengira setelah pertemuan ini Devan mengingat lagi kisahnya dengan wanita itu? Iya kalau biasa saja, bagaimana kalau kisah itu justru begitu indah dan membuat Devan terlena?

Oh, tidak! Salvia benar-benar tidak sanggup membayangkannya.

Sialan juga kenapa kalimat Amara harus dirinya ingat. Padahal kemarin-kemarin Salvia sudah percaya diri bahwa Shamanta bukanlah sosok yang perlu di khawatirkan. Tapi nyatanya pertemuan Devan dengan wanita itu malam ini membuat Salvia tidak tenang. Sejak tadi yang dilakukannya adalah mengecek ponsel, berharap ada balasan untuk pesan yang dirinya kirimkan. Namun sudah hampir satu jam berlalu, masih belum ada juga respons yang Salvia dapatkan. Membuatnya semakin gelisah saja dengan pemikiran bahwa Devan tengah asyik bercengkerama dengan Shamanta, membahas masa lalu mereka.

“Kak, kamu gak bisa duduk aja gitu?” tegur Darian yang sudah merasa pusing melihat sang putri yang sibuk mondar mandir gelisah di sampingnya. Membuatnya tidak bisa fokus menonton berita di televisi. Meski layar itu tidak terhalang Salvia, tapi tetap saja mata Darian masih dapat menangkap tingkah putrinya. Dan itu membuatnya terganggu.

“Mama Dri sama Uncle Devan kok lama banget, sih, Pi pulangnya?” mengabaikan teguran Darian, Salvia malah justru bertanya sembari sibuk menggigiti kukunya dan melirik ponsel yang tak lepas dari tangan. Kebiasaannya ketika merasa tidak tenang. “Tadi janjinya mereka sebentar loh, tapi sampai sekarang kok belum pulang?” tambahnya seraya mendengus tak sabar.

Darian memutar bola mata menyaksikan putrinya itu. “Belum juga dua jam, Sal. Makanan mereka baru di hidangkan. Lagi pula jalanan pasti macet tadi.”

“Ya, tapi gak bisa gini dong, Pi. Mereka janjinya sebentar. Uncle Devan juga nyebelin banget, pesan aku gak di bales-bales dari tadi!” gerutu Salvia semakin kesal.

“Namanya juga mereka lagi makan malam, Sal. Yakali Uncle kamu main hp. Gak sopan itu,”

“Ya tapi kan bales pesan aku gak akan ngabisin waktu lama, Pi!”

“Tetap saja itu gak sopan, Salvia. Udah deh, lebih baik kamu duduk yang anteng. Atau tidur aja sana. Jangan rewel, Sal! Uncle Devan udah besar, gak perlu di khawatirin,” meski Darian tahu bukan khawatir semacam itu yang sedang dialami putrinya. Tapi sungguh, Darian jengah melihat putrinya uring-uringan begitu.

Ihh, Pa—”

“Udah diam!” sela Darian dengan sorot mata tajam. “Kamu sendiri yang bilang kalau perjodohan ini bukan hal yang perlu di khawatirkan karena Uncle Devan jelas-jelas cinta kamu, dan kamu mampu menghadapinya. Sekarang kenapa malah cemas gini? Kamu baru sadar kalau Uncle Devan mungkin saja berpaling dan ninggalin kamu?”

Ish, Papi kok bicaranya gitu?” protes Salvia tidak terima. “Uncle Devan gak seberengsek itu, Pi!”

“Kalau tahu seperti itu kenapa kamu uring-uringan begini?”

“Ya—ya aku kan cuma cemas aja, Pi,” jawab Salvia sedikit terbata.

“Cemas?” Darian mengerutkan keningnya. “Kamu mulai gak percaya diri dengan anggapan kamu sendiri?” tebaknya kemudian. Dan sialannya Salvia tidak bisa mengelak itu, karena nyatanya benar apa yang Darian tebak. Ia mulai tidak percaya diri. Kalimat Amara terus mengulang, berhasil mengganggu pikirannya. Di tambah dengan pesannya yang bahkan tidak sama sekali Devan baca. Bayangan demi bayangan tentang kedekatan Devan dan Shamanta makin mengusik otak serta hatinya. Salvia tidak bisa tenang.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang