My Lovely Uncle - Bab 29

11.8K 300 10
                                    

Happy Reading!!!

***

“Kamu sudah memastikan Uncle Devan tidak menjadikan kamu pelampiasan ‘kan Sal?” tanya Darian memastikan. Karena mendengar kalimat Devan semalam, Darian merasa cukup cemas. Takut penerimaan Devan terhadap Salvia hanya sebuah pelarian karena telah tahu sang kekasih berkhianat di belakangnya.

Darian takut pada akhirnya Salvia yang terluka karena Devan tidak sungguh-sungguh memilih Salvia. Sebab, andai itu benar terjadi Darian janji tidak akan pernah memaafkan Devan, sekali pun pria itu adik dari sang istri yang amat dirinya cintai.

No, Papi. Aku yakin Uncle Devan tidak sejahat itu. Dia mencintaiku. Sungguh-sungguh mencintaiku,” bantah Salvia. Teramat yakin akan perasaan sang paman. Sebab nyatanya Salvia jelas merasakan ketulusan Devan. Terlebih ketika pria itu mengutarakan kalimat cintanya. Tatapan Devan begitu dalam, sarat akan kesungguhan. Tidak ada alasan untuk Salvia menganggap Devan menjadikannya pelampiasan.

“Ya, Papi harap juga begitu. Tapi, Sal … kamu dengar sendiri ‘kan? Wanita itu selingkuh. Papi cuma gak mau kamu dijadikan bahan balas dendam.”

Benar. Itu ketakutan Darian sebagai seorang ayah dari gadis yang mencintai pria yang telah memiliki kekasih. Mungkin kalau Devan yang jatuh cinta lebih awal Darian akan sedikit lebih tenang. Tapi masalahnya di sini Salvia lah yang mepet pada Devan. Jadi, wajar bukan jika Darian memiliki ketakutan itu? Darian takut sang putri benar-benar dimanfaatkan.

Uncle Devan gak kayak gitu, Pi,” tentu saja Salvia menolak asumsi sang papi, karena selain kata pamit yang tidak di ucapkan dan fakta mengenai Devan yang ternyata memiliki kekasih, tidak ada lagi yang membuat Salvia kecewa pada sang paman.

“Kenapa kamu bisa sepercaya itu sama Uncle Devan?”

“Karena aku bisa merasakan ketulusannya. Aku tahu Uncle Devan bukan pria berengsek seperti apa yang Papi takutkan. Selama ini dia menjagaku. Dia mencemaskanku setiap kali aku pulang terlambat. Dia segera pulang dari pekerjaannya di luar kota karena mengkhawatirkanku yang sendirian di rumah. Uncle Devan marah saat tahu aku main ke club malam tanpa sepengetahuannya. Mungkin Papa berpikir bahwa hal itu dilakukannya karena merasa bertanggung jawab terhadapku yang Papi dan Mama titipkan padanya. Tapi aku tidak merasa begitu. Uncle Devan melakukannya bukan karena rasa tanggung jawab itu atau takut di salahkan oleh Papi dan Mama, Uncle Devan melakukannya karena peduli. Karena dia tulus menyayangiku.”

“Salvia …”

“Papi!” sela Salvia sedikit keras, memotong kalimat Darian. “Kenapa Papi gak bisa percaya sama Uncle Devan?” karena yang Salvia tahu Darian bukan sosok yang overthinking. Tapi sekarang … Salvia menggelengkan kepala, tidak paham dengan isi kepala sang papi. “Dia adik ipar Papi loh? Sedikit banyaknya mungkin Papi tahu tentang Uncle dari Mama.”

Dan Darian membenarkan itu. Sedikit banyaknya ia memang tahu tentang adik iparnya. Dan seperti apa yang pernah Darian bilang bahwa tidak akan ada orang tua yang menolak menjadikan Devan menantu. Termasuk dirinya. Tapi sekarang ceritanya beda lagi. Devan memiliki kekasih yang dicintai, hingga kemudian menemukan sang terkasih berselingkuh. Salah kalau Darian merasa ketakutan mengenai anggapannya barusan?

Darian hanya tidak ingin putrinya terluka. Darian hanya tidak ingin Salvia hancur karena terlalu mencintai Devan, yang tidak menutup kemungkinan merasa sakit hati akibat pengkhianatan Sagitta.

Darian hanya takut Salvia di jadikan ajang balas dendam. Darian hanya takut Devan sekadar memanfaatkan perasaan yang Salvia punya. Meski sudut hatinya yang lain yakin sang adik ipar tak mungkin tega melakukannya. Tapi sekali lagi, Darian hanya takut. Takut karma yang seharusnya dirinya terima malah jatuh pada Salvia. Sebab Darian tidak sama sekali lupa seberapa berengseknya ia di masa muda.

My Lovely UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang