Happy Reading!!
***
Tidak sepenuhnya sesuai harapan, karena ternyata selepas mereka selesai makan siang hanya Anton yang pergi, sementara Shamanta ditinggalkan di kantor Devan. Katanya, kamu sudah tidak ada kesibukan ‘kan? Lebih baik tetap di sini. Siapa tahu Nak Devan butuh bantuan kamu. Nanti kalian bisa pulang bersama. Dan setelahnya paruh baya itu pergi tanpa sama sekali membiarkan anaknya melayangkan protesan. Meskipun sebenarnya Salvia tidak melihat wanita itu akan melayangkan bantahan.
Menyebalkannya, wanita itu malah mematuhi ayahnya. Diam di kantor Devan tanpa sama sekali berniat pergi setelah ayahnya tidak terlihat lagi seperti yang Salvia harapan. Membuat Salvia semakin yakin dengan tebakannya mengenai Shamanta. Wanita itu sudah jelas-jelas menipu Devan.
Menolak di jodohkan. Cih, alasan! Nyatanya dia menginginkan Devan juga. Karena jika benar-benar tidak ingin di jodohkan Shamanta akan mencari cara untuk tidak terus terlibat dengan Devan. Tidak akan bersikeras tetap berada di dekat Devan di saat ayahnya meminta untuk tinggal. Tapi yang Salvia lihat Shamanta tidak melakukan apa pun.
Wajahnya terlihat pasrah, dan tak enak hati, tapi tidak lantas berniat pergi. Padahal dia sendiri tahu bahwa Devan tidak mungkin melaporkan pada ayahnya tentang mereka yang tidak bersama. Toh Devan sendiri tidak menginginkan perjodohan itu. Jadi tidak akan ada masalah jika pun Shamanta pergi. Ke mana pun. Devan tidak akan peduli. Iya kan?
Tapi sayangnya, sepertinya wanita itu memang ingin berada tetap di sini. Membuat Salvia semakin tidak suka, sebab keberadaan Shamanta hanya mengganggunya yang ingin melepas rindu dengan sang paman.
Benar-benar menyebalkan!
“Bagaimana kekasih kamu, Sha? Sudah mengabari kapan akan datang?” tanya Devan yang tidak bisa hanya diam tanpa kepastian soal perjodohan yang ingin segera dirinya batalkan. Devan sendiri sudah merasa risi dengan kedatangan wanita itu yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Belum lagi dengan Salvia yang menunjukkan rasa tak sukanya.
Devan tidak ingin gadisnya itu berpikir yang tidak-tidak dan kembali berakhir memengaruhi hubungan mereka. Sudah cukup kemarin Devan dibuat gila, sekarang ia tidak ingin menjadi tak waras dengan keputusan Salvia yang pergi dari sisinya. Tidak. Devan sudah terlanjur menjatuhkan segala rasa pada Salvia, dan ia tidak ingin benar-benar ditinggalkan gadisnya. Maka dari itu ia akan mempertegas penolakannya pada Shamanta.
Salvia sudah membuatnya sadar bahwa sikapnya pada Shamanta terlalu lunak. Dan bodohnya Devan baru menyadari bahwa apa yang dilakukannya dengan Shamanta selama dua minggu ini malah jadi terkesan benar-benar melakukan pendekatan. Rencana yang mereka janjikan untuk membatalkan perjodohan belum sama sekali mereka bicarakan. Dan sekarang keberadaan wanita itu membuat Devan berpikir apa yang Salvia pikirkan.
Shamanta menggelengkan kepala dengan lesu. Dan itu membuat Devan mendesah pelan. “Terus gimana? Apa kamu sudah punya rencana lain selain menunggu kekasih kamu datang?” pasalnya Devan sudah tak sabar. Ia ingin segera bebas dari perjodohan dan bisa menjalin hubungan bersama Salvia dengan tenang. Bukan berada di posisi seperti berselingkuh seperti ini.
Shamanta kembali menggelengkan kepala, dan itu membuat Devan benar-benar menggeram. “Lantas bagaimana? Waktu kita tinggal dua minggu lagi. Kamu tidak lupa itu kan, Sha?” Devan benar-benar kesal sekarang. Terlebih ketika teringat bagaimana sikap Salvia saat makan siang tadi. Perempuan itu seakan memusuhi setiap kali dirinya tidak menolak makanan yang Shamanta beri.
Devan tidak menganggap itu kekanakan karena nyatanya ia pun akan bersikap sama andai posisinya di balik. Tapi Devan benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa di depan Anton. Kakaknya meminta agar ia bersabar sebentar, pun dengan Salvia. Drizella menyarankan untuk tidak dulu mengambil tindakan melawan Anton, maka dari itu Salvia hanya diam melihat Devan dan Shamanta yang terus-terusan di dekatkan Anton. Meski jujur saja bahwa ia muak.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Uncle
RomanceDemi menarik perhatian sang paman, Salvia rela melakukan apa pun. Bahkan tak segan menggodanya terang-terangan. Membuat perlahan Devan meliriknya. Salvia sadar tubuhnya yang membuat sang paman tertarik, tapi Salvia tidak peduli, dia yakin lambat lau...